Surah Al-A’raf merupakan salah satu surah Makkiyah yang memiliki posisi penting dalam Al-Qur’an. Surah ini menampilkan berbagai tema utama, seperti keimanan, tauhid, kisah para nabi, serta peringatan terhadap akibat dari kesombongan dan keingkaran.
Artikel ini akan menganalisis konteks turunnya surah, tujuannya, serta hubungan strukturalnya dengan surah sebelumnya, yakni Al-An’am. Dengan meninjau berbagai tafsir, terutama dari Al-Biqa’i, kajian ini menyoroti kesinambungan pesan-pesan dalam surah ini, yang menegaskan pentingnya mengikuti wahyu sebagai pedoman hidup.
Sekilas Tentang Surah Al-A’raf
Surah Al-A’raf merupakan surah ke-7 dalam Al-Qur’an dan termasuk dalam kelompok as-sab’u at-tiwal (السَّبْعُ الطِّوَالُ), yaitu tujuh surah panjang dalam Al-Qur’an. Surah ini tergolong Makkiyah dan terdiri dari 206 ayat.
Dalam susunan mushaf, surah ini dimulai pada juz 8 dan berakhir pada juz 9.
Mayoritas ulama sepakat bahwa surah ini turun di Mekah, meskipun ada sebagian kecil yang berpendapat bahwa ayat 163-170 turun di Madinah. Namun, pendapat ini dinilai lemah oleh banyak ahli tafsir.
Penamaan Al-A’raf berasal dari kata yang terdapat dalam surah ini, yaitu dalam ayat:
وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌ وَعَلَى الأعْرَافِ رِجَالٌ يَعْرِفُونَ كُلا بِسِيمَاهُمْ
“Dan di atas A’raf ada orang-orang yang mengenal masing-masing (penghuni surga dan neraka) dengan tanda-tanda mereka…” (Al-A’raf: 46).
Nama surah ini telah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad ﷺ. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Rasulullah ﷺ pernah membaca Surah Al-A’raf dalam shalat Maghrib dan membaginya ke dalam dua rakaat. Sebagian ulama juga menyebut surah ini dengan “Alif Lam Mim Shad”, merujuk pada huruf-huruf pembukaannya, meskipun tidak dianggap sebagai nama resmi.
Tidak diketahui secara pasti kapan surah ini diturunkan, tetapi para ulama menyatakan bahwa surah-surah pendek lebih dahulu turun pada periode awal Mekah, sedangkan surah ini kemungkinan turun setelah Islam mulai berkembang dalam periode dakwah yang lebih lanjut.
Bacaan Surah Al-A’raf Arab
Berikut teks bacaan Surah Al-A’raf atau surah ke-7 dalam Al-Qur’an dari ayat 1 sampai 206 (lengkap) yang diambil dari laman qurankemenag.go.id
Hubungan Surah Al-A’raf dengan Surah Al-An’am
Al-Biqa’i menyoroti bahwa Surah Al-A’raf merupakan perincian dari ajaran yang terkandung dalam Surah Al-An’am. Surah Al-An’am ditutup dengan ayat yang menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi:
“Dan Dialah yang menjadikan kalian sebagai khalifah-khalifah di bumi…” (Al-An’am: 165).
Surah Al-A’raf kemudian merinci konsep ini dengan mengisahkan penciptaan Nabi Adam sebagai khalifah pertama di bumi, serta perjalanan berbagai umat dalam menerima atau menolak ajaran tauhid.
Menurut Al-Biqa’i, tujuan utama surah ini adalah:
- Menyeru kepada tauhid,
- Mengajak kepada kebajikan,
- Mengingatkan akan pentingnya kesetiaan terhadap janji Allah,
- Memberikan peringatan akan siksa duniawi dan ukhrawi bagi mereka yang berpaling dari ajaran Islam.
Tujuan Surah Al-A’raf
Surah ini mengandung berbagai tujuan penting, di antaranya:
- Menyeru kepada keimanan terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab suci, rasul-rasul, dan hari akhir.
- Menegaskan bahwa tidak ada ijtihad dalam hal yang sudah memiliki nash, sebagaimana firman Allah:
“Ikutilah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.” (Al-A’raf: 3).
- Mengisahkan perjalanan para nabi, termasuk Nabi Nuh, Hud, Shalih, Musa, dan lainnya, sebagai pelajaran bagi umat manusia.
- Menunjukkan bahwa risalah Nabi Muhammad ﷺ bersifat universal dan berlaku bagi seluruh umat manusia.
- Membahas kebebasan dalam menikmati rezeki yang halal, termasuk berpakaian baik ketika beribadah dan dalam pertemuan umum.
- Menjelaskan bahwa pakaian terbaik bagi manusia adalah ketakwaan, yang menjadi ukuran kemuliaan di sisi Allah.
- Menegaskan bahwa semua perintah Allah adalah kebaikan, karena Allah tidak pernah memerintahkan keburukan atau kemungkaran.
- Menyatakan bahwa kenabian Muhammad ﷺ telah disebutkan dalam kitab-kitab suci sebelumnya.
- Menegaskan bahwa ulama memiliki tanggung jawab dalam memberikan peringatan dan membimbing manusia menuju kebenaran.
- Mengingatkan bahwa Allah telah mengambil perjanjian dari manusia sejak awal penciptaan, untuk mengakui-Nya sebagai satu-satunya Tuhan.
- Memerintahkan agar mendengarkan dan memperhatikan bacaan Al-Qur’an, karena di dalamnya terdapat manfaat duniawi dan ukhrawi.
Struktur dan Kesinambungan Tema dalam Surah Al-A’raf
Al-Biqa’i mencermati bahwa ada kesinambungan antara awal dan akhir surah ini.
- Awal surah (ayat 1-2) menegaskan pentingnya mengikuti Al-Qur’an, sedangkan akhir surah kembali mengulang tema yang sama.
- Kesombongan Iblis di awal surah (ayat 11 dan seterusnya) berlawanan dengan kerendahan hati para hamba Allah yang taat di bagian akhir surah.
- Ayat 179, yang menyebutkan bahwa banyak manusia dan jin menjadi penghuni neraka, dihubungkan dengan ayat 58, yang membandingkan antara tanah yang subur (manusia yang baik) dan tanah yang tandus (manusia yang buruk).
- Ayat 180, yang berbicara tentang menyebut nama-nama Allah yang indah, dikaitkan dengan ayat 55, yang memerintahkan untuk berdoa dengan rendah hati.
- Ancaman kepada mereka yang mendustakan wahyu (ayat 36) diperkuat dengan peringatan tentang ajal yang dekat (ayat 185) dan firman-Nya dalam ayat 34:
“Apabila ajal mereka telah datang, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun, dan tidak dapat pula memajukannya.”
- Pertanyaan tentang Hari Kiamat (ayat 187) dikaitkan dengan keadilan Allah dalam penciptaan manusia dan pembalasannya di akhirat (ayat 29).
Penutup
Surah Al-A’raf adalah salah satu surah panjang dalam Al-Qur’an yang memiliki keterkaitan erat dengan Surah Al-An’am. Dengan mengisahkan perjalanan berbagai umat, surah ini memperjelas konsekuensi dari menerima atau menolak ajaran tauhid. Selain itu, tema utama dalam surah ini juga kembali mengingatkan pentingnya mengikuti Al-Qur’an, bersikap rendah hati, serta memahami keadilan Allah dalam penciptaan dan pembalasan-Nya.
Penutupan tafsir Al-Biqa’i terhadap surah ini menunjukkan bahwa semua bagian dalam Surah Al-A’raf saling terkait dan membentuk satu kesatuan pesan ilahi. Ia mengakhiri tafsirnya dengan memuji kebesaran Allah serta mendoakan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad ﷺ, yang kepadanya diturunkan kitab suci ini.
Sumber:
- Tafsir Al-Misbah
- Tafsir Al-Wasith
- https://quran.kemenag.go.id/