Zikir Pagi Lengkap Arab Latin dan Terjemahan

Setiap pagi, manusia kembali memulai siklus kehidupan: bangun dari tidur, bersiap untuk bekerja, menuntut ilmu, mengurus keluarga, atau mencari rezeki. Di saat inilah dzikir pagi menjadi penting — bukan hanya sebagai rutinitas ibadah, tetapi sebagai cara menata arah dan makna dari seluruh aktivitas yang akan dijalani.

Penjelasan dasar tentang hakikat dan kedudukan amalan ini telah dibahas dalam artikel Dzikir Pagi dan Petang sebagai pengantar umum.

Rasulullah ﷺ mencontohkan agar setiap hamba mengingat Allah pada awal hari. Dalam banyak riwayat sahih disebutkan bahwa beliau duduk setelah salat Subuh hingga matahari terbit sambil berdzikir. Amalan itu bukan sekadar ibadah lisan, melainkan bentuk persiapan batin sebelum memasuki kesibukan duniawi.

Dzikir pagi mengandung doa perlindungan, pujian, dan pengakuan akan ketergantungan manusia kepada Allah. Dengan membacanya, seorang muslim meneguhkan kesadaran bahwa segala urusan — pekerjaan, perjalanan, rezeki, bahkan keselamatan — berada di bawah kendali dan penjagaan Allah.

Karena itu, dzikir pagi bukan hanya ritual pengantar hari, tetapi juga fondasi spiritual untuk bekerja dan berjuang dengan hati yang tenang, pikiran jernih, dan niat yang lurus.

Waktu Pelaksanaan Dzikir Pagi

Waktu dzikir pagi dimulai sejak terbit fajar, tepat setelah salat Subuh, dan berlangsung hingga matahari meninggi. Rentang waktu ini adalah momen terbaik untuk menghadirkan ingatan kepada Allah sebelum tubuh dan pikiran larut dalam rutinitas pekerjaan dan urusan dunia.

Para ulama menjelaskan bahwa batas idealnya adalah sampai matahari naik setinggi tombak — sekitar lima belas menit setelah terbit. Namun jika seseorang belum sempat membacanya karena kesibukan atau perjalanan, dzikir masih dapat dilakukan hingga menjelang Zuhur, agar tidak terputus dari kebiasaan harian yang dianjurkan Rasulullah ﷺ.

Prinsip ini juga selaras dengan firman Allah dalam QS. Al-Ahzab: 41–42.

Waktu pagi adalah awal dari seluruh gerak kehidupan: ketika manusia mulai mencari rezeki, menata rencana, dan menghadapi tuntutan dunia. Dzikir di waktu ini menjadi benteng dan penuntun; ia meneguhkan hati sebelum seseorang keluar dari rumah, berinteraksi, dan berjuang dalam urusan-urusan duniawi.

Maka membaca dzikir pagi bukan sekadar ibadah pribadi, melainkan cara menjaga kestabilan jiwa di tengah ritme kehidupan. Siapa yang memulainya dengan mengingat Allah, hari-harinya akan berjalan lebih terarah dan penuh keberkahan.

Susunan Bacaan Dzikir Pagi

Dzikir pagi disusun dari beberapa bacaan yang bersumber langsung dari Al-Qur’an dan hadis sahih. Susunannya tidak mutlak harus urut, namun dianjurkan mengikuti kebiasaan Rasulullah ﷺ agar lebih teratur dan mudah dihafal. Bacaan-bacaan ini mencakup pujian, doa perlindungan, dan kalimat pengakuan tauhid yang meneguhkan hati di awal hari.

1. Membaca Ayat Kursi

“Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu al-qayyūm…” (QS. Al-Baqarah: 255). Bacaan Surah ayat kursi lengkap di sini.

Ayat Kursi mengandung makna penjagaan Allah yang menyeluruh.

Dalam hadis Ayat Kursi disebutkan, siapa yang membacanya di pagi hari akan selalu dalam lindungan Allah hingga sore. Inilah pembuka dzikir pagi yang menegaskan keyakinan bahwa tidak ada kekuatan selain Dia.

2. Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas

Masing-masing dibaca sebanyak tiga kali. Tiga surah pendek ini dikenal sebagai al-mu‘awwidzāt, yakni ayat-ayat perlindungan.

Membacanya di pagi hari menjadi tameng dari keburukan, iri dengki, dan gangguan makhluk, sebagaimana tuntunan Rasulullah ﷺ kepada para sahabat.

3. Doa Perlindungan

Setelah membaca Ayat Kursi dan tiga surah perlindungan (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas), dianjurkan melanjutkan dengan doa yang mencakup permohonan kebaikan dan perlindungan dari segala keburukan. Inilah salah satu bacaan utama dalam dzikir pagi yang diriwayatkan secara sahih dari Nabi ﷺ.

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ،
لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ،
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ،
رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ،
رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ.

Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillāh wal-ḥamdu lillāh, lā ilāha illallāh waḥdahū lā syarīka lah, lahul mulku wa lahul ḥamdu wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr.
Rabbī as-aluka khaira mā fī hādzal-yaum wa khaira mā ba‘dah, wa a‘ūdzu bika min syarri mā fī hādzal-yaum wa syarri mā ba‘dah.
Rabbī a‘ūdzu bika minal kasali wa sū’il-kibar. Rabbī a‘ūdzu bika min ‘adzābin fin-nār wa ‘adzābin fil-qabr.

Artinya:

“Kami telah memasuki waktu pagi dan seluruh kerajaan hanyalah milik Allah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu kebaikan hari ini dan kebaikan setelahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan hari ini dan keburukan setelahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan keburukan di masa tua. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa kubur.”

Bacaan ini dibaca satu kali pada pagi hari setelah Subuh. Isinya memuat permohonan perlindungan yang luas — dari kejahatan, rasa malas, hingga fitnah usia lanjut dan azab akhirat. Di balik rangkaian kalimatnya, tersimpan kesadaran bahwa hari baru tidak hanya membawa peluang, tetapi juga potensi ujian. Dengan membaca doa ini, seorang muslim menata niat, memohon kekuatan, dan mengakui bahwa perlindungan sejati hanya datang dari Allah.

4. Sayyidul Istighfar

“Allāhumma anta rabbī, lā ilāha illā anta, khalaqtanī wa anā ‘abduka…”

Ini adalah istighfar paling utama yang diajarkan Nabi ﷺ. Siapa yang membacanya di pagi hari dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum sore, dijanjikan ampunan dan keselamatan. Ia menjadi bentuk pengakuan total bahwa manusia lemah tanpa rahmat Tuhannya.

5. Kalimat Tauhid dan Dzikir Pujian

“Lā ilāha illallāhu waḥdahū lā syarīka lah, lahul mulku wa lahul ḥamdu wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr.”

Dibaca seratus kali atau minimal sepuluh kali di pagi hari. Bacaan ini menjadi pernyataan tauhid yang kuat sebelum seseorang memulai aktivitas, simbol kesiapan menghadapi dunia dengan hati yang bergantung penuh kepada Allah.

6. Dzikir Ringan yang Diajarkan Rasulullah ﷺ

  • Subḥānallāh – Maha Suci Allah
  • Alḥamdulillāh – Segala puji bagi Allah
  • Allāhu akbar – Allah Maha Besar
  • Lā ḥawla wa lā quwwata illā billāh – Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah

Dzikir- dzikir ini bisa dibaca dengan jumlah yang tidak ditentukan. Fungsinya menjaga hati agar tetap sadar kepada Allah di sela kesibukan bekerja, belajar, dan berinteraksi di pagi hari.

Susunan bacaan ini mencakup makna perlindungan, ampunan, dan keteguhan iman. Ia menjadi cara paling sederhana untuk memulai hari dengan tenang dan terarah, tanpa harus memutus hubungan spiritual di tengah aktivitas duniawi.