Untuk memahami Surat Yusuf ayat 28 kita perlu melihat kelompok ayatnya. Ayat 25–29 dari Surah Yusuf merupakan rangkaian kisah Nabi Yusuf yang menggambarkan ujian besar bagi beliau ketika menghadapi godaan istri al-‘Azīz.
Qs Yusuf 28 merupakan momen ketika kebenaran terungkap melalui robekan baju Yusuf. Sebelum lebih jauh, ada baiknya kita baca teks lengkap Surat Yusuf ayat 28 dalam Arab, latin dan terjemahannya.
Bacaan Qs Yusuf 28

Arti dan maksud dari Qs Yusuf ayat 28 adalah sebagai berikut:
| Lafaz Arab | Terjemahan Perkata |
|---|---|
| فَلَمَّا | Maka tatkala / ketika |
| رَأَى | ia melihat |
| قَمِيصَهُ | baju gamisnya / bajunya |
| قُدَّ | robek / terkoyak |
| مِنْ | dari |
| دُبُرٍ | belakang |
| قَالَ | ia berkata |
| إِنَّهُ | sesungguhnya itu |
| مِنْ | termasuk / dari |
| كَيْدِكُنَّ | tipu daya kalian (kaum wanita) |
| إِنَّ | sesungguhnya |
| كَيْدَكُنَّ | tipu daya kalian |
| عَظِيمٌ | besar |
Makna ayat 28 ini adalah penggambaran momen ketika suami wanita itu menyaksikan sendiri bahwa baju Yusuf robek dari belakang.
Bukti ini menjadi penanda jelas bahwa Yusuf bukan pihak yang bersalah, sebab koyakannya dari belakang hanya terjadi bila ia berusaha lari dan dikejar.
Setelah melihat bukti tersebut, suami wanita itu langsung memahami bahwa tuduhan istrinya adalah bentuk tipu daya untuk menutupi kesalahannya.
Ia kemudian menyatakan bahwa peristiwa itu adalah bagian dari “tipu daya wanita”, yaitu upaya manipulatif untuk membalikkan keadaan dan menyalahkan pihak yang tidak bersalah.
Dengan demikian, maksdu ayat ini menjadi titik penyingkapan kebenaran dan pembelaan Allah terhadap Nabi Yusuf dari fitnah berat yang diarahkan kepadanya.
Tafsir Surat Yusuf Ayat 28
Pada ayat 25, Nabi Yusuf berusaha melarikan diri dari godaan istri al-‘Azīz hingga baju gamisnya robek dari belakang, lalu wanita itu membalikkan fakta dengan menuduh Yusuf ketika suaminya muncul di pintu.
Pada ayat 26, Yusuf membela diri dan menyatakan bahwa wanita itulah yang menggodanya. Seorang saksi dari keluarga wanita itu — baik menurut sebagian ulama seorang dewasa maupun seorang bayi — mengusulkan pembuktian melalui arah sobeknya baju.
Pada ayat 27, ditetapkan bahwa jika baju robek di depan, wanita itu benar; namun bila robek di belakang, Yusuf yang benar. Dengan inilah fakta fisik menuntun kepada penyingkapan kebenaran dalam ayat berikutnya.
Pada Qs Yusuf 28 ini setidaknya memiliki tiga hal penting:
1. Bukti Fisik: Robekan dari Belakang
Ayat ini diawali dengan penegasan bahwa suami wanita itu melihat sendiri bukti nyata: baju Yusuf robek dari belakang. Fakta ini menguatkan kebenaran Yusuf dan membatalkan tuduhan yang diarahkan kepadanya. Para mufassir memandang momen ini sebagai bentuk pertolongan Allah melalui bukti objektif yang tidak dapat diputarbalikkan.
Robekan dari belakang menunjukkan bahwa Nabi Yusuf sedang melarikan diri, sementara wanita itu mengejarnya. Dengan demikian, inilah salah satu contoh “forensik Qur’ani” — penggunaan bukti fisik sebagai dasar pengambilan keputusan.
2. Pernyataan al-‘Azīz: “Ini dari tipu daya kalian”
Frasa “إِنَّهُ مِن كَيْدِكُنَّ” adalah vonis moral dari suami wanita itu kepada istrinya. Ia menyimpulkan bahwa kejadian tersebut merupakan salah satu bentuk tipu daya kaum wanita. Para mufassir menegaskan bahwa ini bukan generalisasi mutlak terhadap seluruh wanita, melainkan ungkapan dalam konteks peristiwa tersebut, menggambarkan bagaimana sang istri menggunakan manipulasi untuk menyelamatkan dirinya.
Pernyataan ini sekaligus merupakan pembelaan langsung kepada Yusuf dan penegasan bahwa tuduhan istrinya tidak berdasar.
3. “Sesungguhnya tipu daya kalian besar”
Ungkapan “إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ” menunjukkan bahwa tipu daya yang dilakukan sang istri bukan sekadar kebohongan ringan. Fitnahnya memiliki dampak besar: merusak kehormatan seorang yang tak bersalah, menciptakan potensi skandal besar, dan hampir menyebabkan Yusuf diberi hukuman tanpa kesalahan.
Para ulama menyebut bahwa tipu daya dianggap “besar” karena menggabungkan unsur godaan, manipulasi, kebohongan, dan upaya menjerumuskan orang lain untuk menanggung akibat dari perbuatan yang tidak dilakukannya.
Ayat 29 adalah kelanjutan langsung dari ayat 28. Setelah kebenaran terlihat jelas, al-‘Azīz mengambil dua keputusan:
- Yusuf diperintahkan untuk tidak memperbesar persoalan.
- Istrinya diperintahkan untuk memohon ampun karena termasuk orang-orang yang bersalah.
Hikmah dari Ayat 28
Ayat 28 dari Surah Yusuf bukan hanya menggambarkan terungkapnya kebenaran lewat robekan baju, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana Allah membela hamba-Nya yang terzalimi.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menyaksikan bahwa fitnah dapat muncul dari orang terdekat, dan terkadang kebenaran tidak langsung tampak. Namun, seperti kisah Yusuf, Allah menunjukkan bahwa bukti, kejujuran, dan keteguhan hati pada akhirnya akan mengungguli segala tipu daya. Dari sini muncul sejumlah hikmah penting:
- Kebenaran akan tampak walau seseorang difitnah.
- Islam menekankan pentingnya bukti dalam menyelesaikan perselisihan.
- Fitnah memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada kesalahan personal.
- Kesabaran dan integritas Yusuf dibuktikan oleh Allah melalui fakta nyata, bukan sekadar pembelaan lisan.
- Ayat ini mengajarkan kebijaksanaan dalam menghadapi konflik rumah tangga dan sosial.
Surat Yusuf ayat 28 adalah titik penting dalam kisah ini karena menjadi momen penyingkapan kebenaran.
Melalui bukti robekan baju, al-‘Azīz memahami dengan jelas siapa yang berlaku jujur dan siapa yang berdusta. Ayat ini mengajarkan prinsip keadilan, bahaya fitnah, dan bagaimana Allah menolong hamba yang suci.
Rangkaian Surat Yusuf ayat 25–29 memperlihatkan drama sejarah yang sarat pelajaran, sementara ayat 28 menjadi pusat pembuktian yang mengubah arah cerita.