Sebelum membaca dan memahami Surat al Ashr ayat 1-3 dan artinya secara lengkap, ada baiknya kita menengok data dasar dari Surat Al-‘Ashr.
Data Surah Al-‘Ashr
Informasi ini memberi gambaran cepat tentang posisi surat pendek ini dalam Al-Qur’an sekaligus konteks turunnya.
- Nama: Surat Al-‘Ashr, Arab: العصر
- Nomor urut Surah: 103.
- Jumlah ayat: 3
- Golongan Surah: Makkiyah
- Jumlah kata: 14; jumlah huruf: 66
- Urutan turunnya: ke-13
Surat Al-‘Ashr tercatat di mushaf terbitan Kemenag RI pada halaman 601. Karena jumlah ayatnya hanya tiga, seluruh surah selesai dibaca di halaman yang sama, lalu langsung bersambung dengan Surat Al-Humazah.
Surat pendek ini berada di Juz 30, bagian dari Juz ‘Amma yang akrab di telinga kaum muslimin karena sering dibaca dalam salat. Meski ringkas, pesannya padat: manusia pada dasarnya berada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, serta saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Dalam susunan mushaf, Surah Alasr berada setelah Surah at Takatsur (surat ke-102) dan sebelum Surah al Humazah (surat ke-104).
Arti Kata Al-‘Ashr
Lafaz al-‘ashr dapat dipahami dengan beberapa makna: ia bisa merujuk pada “masa” atau “waktu” secara umum, bisa juga dimaknai “waktu sore”, bahkan ada yang mengaitkannya dengan ibadah Salat Asar.
Tiga tafsiran ini sama-sama menekankan satu hal penting: betapa berharganya waktu dalam kehidupan beriman dan beramal saleh.
Bacaan Surat al Ashr Ayat 1-3 dan Artinya

Dalam bagian ini, tidak hanya teks arab dan artinya saja, kami juga sertakan transliterasi latin dari surah ke-103 dengan metode penulisan akademik.
وَالْعَصْرِ (١)
Wal-‘aṣr(i) (1)
Demi masa.
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢)
Inna al-insāna lafī khusr(in) (2)
Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian,
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
Illā alladhīna āmanū wa-‘amilū aṣ-ṣāliḥāti wa-tawāṣaw bil-ḥaqqi wa-tawāṣaw biṣ-ṣabr(i) (3)
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
Itulah tulisan lengkap Surah Wal Asri, semoga pembaca bisa lebih mudah memahami bacaan, mengetahui makna, sekaligus memiliki pedoman pelafalan yang tepat. Semoga sajian sederhana ini menjadi dorongan untuk terus membaca, menghayati, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam keseharian.
Tafsir Ringkas Surat al-Ashr Ayat 1-3
Allah membuka Surah Al-‘Ashr dengan sumpah yang sangat sederhana tapi dalam: “Demi masa.” Bukan tanpa alasan, waktu adalah sesuatu yang terus berjalan tanpa bisa kita tahan. Ada yang menafsirkannya sebagai sore hari, ada juga yang melihatnya sebagai salat Asar yang punya keutamaan tersendiri. Apa pun tafsirnya, pesan utamanya jelas: manusia diminta untuk benar-benar menghargai waktu.
Dalam hidup, masa berjalan membawa banyak cerita—siang dan malam silih berganti, usia manusia perlahan habis, suka dan duka datang silih berganti. Semua perubahan itu adalah tanda nyata bahwa ada Zat yang mengatur alam semesta. Sayangnya, sebagian orang hanya menganggap semua itu sekadar hukum alam belaka, padahal waktu adalah ciptaan Allah, dan di dalamnya terkandung pelajaran bagi siapa pun yang mau merenung.
Setelah sumpah itu, Allah menegaskan dengan tegas: “Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian.” Kerugian yang dimaksud bukan cuma soal dunia—harta, waktu, atau kesempatan yang hilang—tetapi juga kerugian abadi di akhirat. Semua manusia terancam rugi jika hidupnya hanya dihabiskan mengikuti hawa nafsu tanpa arah.
Namun, ada pengecualian. Mereka yang tidak merugi adalah orang-orang yang benar-benar beriman, lalu membuktikan imannya dengan amal saleh yang ikhlas. Bukan berhenti di situ, mereka juga saling mengingatkan satu sama lain untuk tetap berjalan di atas kebenaran, dan saling menguatkan dalam kesabaran. Sabar untuk taat, sabar menjauhi maksiat, dan sabar menghadapi musibah.
Itulah mengapa tiga ayat pendek dalam Surah Al-‘Ashr sering dianggap sebagai ringkasan padat ajaran Islam. Seolah Allah ingin menyampaikan, bahwa rahasia sukses hidup—di dunia maupun akhirat—ada pada empat hal: iman, amal, kebenaran, dan kesabaran.