Penjelasan Istilah: Tabarruk, Mubārak, dan Tabāraka

Dalam pembahasan konsep barakah dalam Islam, kita sering menjumpai istilah lain yang masih bersumber dari akar kata yang sama, yaitu ب ر ك (ba-ra-ka). Beberapa bentuk turunannya memiliki makna dan fungsi yang khas dalam penggunaannya. Kata baraka dalam Al-Qur’an, hadis, maupun dalam praktik keseharian umat Islam sering kita jumpai.

Tabarruk: Mengharap Keberkahan

Tabarruk berasal dari kata kerja tabarraka (تَبَرَّكَ), yang bermakna mencari keberkahan atau mengharap limpahan barakah dari sesuatu. Biasanya digunakan dalam konteks mengambil manfaat dari hal-hal yang dianggap memiliki keberkahan yang diberikan Allah, seperti:
    • Makanan atau air yang disentuh oleh Nabi
    • Tempat-tempat suci seperti Ka’bah atau Masjid Nabawi
    • Waktu-waktu mulia seperti Ramadhan atau Jumat
    • Doa dari orang saleh
Namun, penting dicatat bahwa praktik tabarruk dalam Islam memiliki batas yang jelas: ia tidak boleh berubah menjadi bentuk pengagungan yang menyerupai ibadah terhadap selain Allah. Karenanya, ulama membahas masalah ini dengan sangat hati-hati. Selama niat dan caranya masih dalam batas syariat, tabarruk adalah bentuk pengharapan barakah yang dianjurkan.

Mubārak: Yang Diberkahi

Istilah mubārak (مبارك) adalah bentuk isim maf’ul (kata sifat pasif) dari kata bāraka. Ia menunjukkan sesuatu yang telah diberikan keberkahan oleh Allah. Dalam Al-Qur’an, banyak sekali hal yang disebut mubārak, seperti: Kitab Suci: “Ini adalah kitab yang telah Kami turunkan, mubārak…” (QS. Al-An’am: 92) Tempat suci: “…rumah (Ka’bah) di Bakkah yang mubārak…” (QS. Ali Imran: 96) Waktu turunnya Al-Qur’an: “Kami turunkan di malam yang mubārak…” (QS. Ad-Dukhan: 3) “Mubārak” menandakan bahwa objek tersebut memiliki kebaikan yang terus mengalir, bermanfaat luas, serta berdampak positif secara lahir dan batin.

Tabāraka: Kemuliaan Allah yang Tinggi

Kata tabāraka (تبارك) adalah bentuk fi’il māḍī yang hanya digunakan untuk Allah. Ini bukan bentuk biasa dari barakah, melainkan kata yang khusus menunjukkan kemuliaan dan ketinggian Allah yang Maha Memberi Barakah. Ia digunakan dalam ayat-ayat seperti:
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ…
QS. Al-Mulk: 1 “Maha Suci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan…”
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ…
(QS. Al-Furqan: 1) “Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan…” Berbeda dengan barakah yang bisa melekat pada makhluk, tabāraka adalah sifat ketuhanan. Maknanya mencakup keluhuran, kelimpahan kebaikan, keabadian, serta kebesaran Zat yang menjadi sumber segala keberkahan.