Bagaimana Setan Menyesatkan Manusia dengan Membuat Keburukan Tampak Menarik dan Logis?

Setan memiliki cara halus dalam menyesatkan manusia. Ia tidak selalu mendorong seseorang langsung ke dalam dosa secara terang-terangan, melainkan membungkus keburukan dengan dalih yang terlihat logis atau bahkan menarik. Keburukan yang tampak sebagai kebaikan ini membuat banyak orang tertipu dan merasa bahwa mereka berada di jalan yang benar.

Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf: 30:

“Sesungguhnya mereka menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.”

Berikut adalah beberapa cara setan menyesatkan manusia beserta contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari:

1. Menyamarkan Dosa dalam Bentuk “Pilihan yang Masuk Akal”

Bagaimana Setan Melakukannya?

Setan membuat dosa tampak sebagai pilihan yang wajar atau bahkan “terpaksa” demi kebaikan tertentu.

Contoh dalam Kehidupan:

  • Korupsi kecil-kecilan

    • Orang yang mencuri atau korupsi dengan alasan “gaji saya kecil, kalau tidak begini, bagaimana saya bisa hidup?”
    • Pejabat yang menerima suap dengan dalih “hanya uang terima kasih, bukan korupsi besar.”
  • Berbohong demi kebaikan

    • Seorang karyawan yang memalsukan laporan keuangan kantor dengan alasan “ini demi menyelamatkan perusahaan.”
    • Seorang suami atau istri yang berselingkuh tetapi mengatakan, “Saya butuh kebahagiaan, pasangan saya tidak perhatian lagi.”

2. Mengemas Keburukan sebagai Kebebasan atau Hak Asasi

Bagaimana Setan Melakukannya?

Setan membungkus maksiat dengan slogan “bebas berekspresi” atau “hak pribadi” sehingga orang menganggap bahwa aturan agama mengekang kebebasan mereka.

Contoh dalam Kehidupan:

  • Pergaulan bebas

    • Pacaran berlebihan dan hubungan di luar nikah dianggap “urusan pribadi” atau “bentuk cinta yang wajar.”
    • Norma sosial semakin melonggarkan batas antara laki-laki dan perempuan dengan alasan “selama suka sama suka, tidak ada yang dirugikan.”
  • LGBT dan gaya hidup liberal

    • Hubungan sesama jenis dipromosikan sebagai “hak asasi,” meskipun dalam Islam jelas dilarang.
    • Banyak film dan media sosial yang menampilkan gaya hidup bebas seolah-olah itu adalah sesuatu yang keren dan modern.

3. Membuat Orang Merasa Bahwa Mereka Sudah Cukup Baik tanpa Agama

Bagaimana Setan Melakukannya?

Setan membuat manusia berpikir bahwa kebaikan bisa dilakukan tanpa perlu agama atau ibadah, sehingga mereka menjauh dari Allah.

Contoh dalam Kehidupan:

  • “Yang penting hati saya baik”

    • Orang yang tidak shalat atau tidak puasa tetapi berkata, “Saya tidak pernah menyakiti orang lain, itu lebih penting daripada ibadah.”
    • Ada yang berkata, “Banyak orang yang rajin ke masjid tapi korupsi, lebih baik saya yang jujur meskipun tidak shalat.”
  • Mengabaikan ajaran agama dengan alasan modernitas

    • Menolak mengenakan hijab dengan alasan “yang penting hati bersih, bukan pakaian yang menentukan keimanan.”
    • Menganggap aturan halal-haram sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman, misalnya mengatakan “semua makanan sama saja, halal dan haram itu relatif.”

4. Menjadikan Dosa Tampak Kecil dan Sepele

Bagaimana Setan Melakukannya?

Setan membuat orang berpikir bahwa dosa kecil tidak masalah dan bisa dibiarkan, padahal dosa kecil yang terus dilakukan bisa menjadi kebiasaan dan menjerumuskan seseorang ke dalam keburukan yang lebih besar.

Contoh dalam Kehidupan:

  • Menganggap ghibah sebagai hiburan

    • Bergosip tentang orang lain sambil berkata, “Ini bukan ghibah, hanya sekadar cerita.”
    • Mencari aib orang lain di media sosial dengan alasan “kita hanya membahas fakta.”
  • Meremehkan zina dan maksiat kecil

    • Menganggap pacaran berdua-duaan sebagai sesuatu yang biasa, padahal ini adalah pintu menuju zina.
    • Menganggap menonton konten dewasa sebagai hal yang wajar karena “semua orang juga melakukannya.”

5. Mengalihkan Fokus dari Hal yang Penting

Bagaimana Setan Melakukannya?

Setan membuat manusia sibuk dengan hal yang tidak penting sehingga mereka lalai dari ibadah dan kewajiban.

Contoh dalam Kehidupan:

  • Kecanduan media sosial dan hiburan

    • Bermain game atau scrolling media sosial berjam-jam tetapi tidak punya waktu untuk shalat.
    • Lebih fokus pada dunia maya daripada kehidupan nyata, sehingga lupa untuk mencari ilmu atau berbuat baik.
  • Mengejar dunia secara berlebihan

    • Seseorang yang terlalu sibuk bekerja dan mencari uang hingga melupakan kewajiban agama.
    • Menghabiskan waktu hanya untuk mengejar karier tanpa pernah berpikir tentang akhirat.

6. Tidak Puasa Demi Mencari Nafkah

Salah satu cara setan menyesatkan manusia adalah dengan membuat dosa tampak sebagai sesuatu yang logis dan dibenarkan. Salah satu contoh nyata adalah tidak berpuasa di bulan Ramadan dengan alasan mencari nafkah untuk keluarga.

Bagaimana Setan Membuatnya Tampak Masuk Akal?

Setan membisikkan bahwa:

  • “Kalau saya berpuasa, saya tidak akan kuat bekerja.”
  • “Keluarga saya butuh nafkah. Kalau saya lemas dan tidak bisa bekerja, siapa yang akan memberi mereka makan?”
  • “Saya melakukan ini demi keluarga, dan itu lebih penting daripada puasa.”

Mengapa Ini Menyesatkan?

  1. Islam memberikan keringanan bagi yang benar-benar tidak mampu berpuasa.

    • Jika seseorang sakit atau dalam perjalanan jauh (musafir), mereka memang boleh tidak berpuasa, tetapi wajib menggantinya di lain waktu.
    • Jika seseorang bekerja di kondisi ekstrem (misalnya pekerja tambang bawah tanah atau buruh berat), Islam memberikan kelonggaran dengan syarat dia tetap berusaha menjalankan puasa terlebih dahulu. Jika benar-benar tidak mampu, ia bisa membatalkan puasanya dan menggantinya setelah Ramadan.
  2. Banyak orang dengan pekerjaan berat tetap bisa berpuasa.

    • Banyak petani, pekerja bangunan, dan sopir tetap menjalankan puasa dengan niat yang kuat dan Allah memberi mereka kemudahan.
    • Nabi dan para sahabat pun tetap berpuasa bahkan dalam kondisi perang!
  3. Allah adalah pemberi rezeki, bukan hanya usaha manusia.

    • Jika seseorang takut kehilangan rezeki karena berpuasa, maka itu adalah bisikan setan. Allah sudah menjamin rezeki setiap hamba-Nya.
    • Ada banyak orang yang tetap berpuasa, tetapi rezekinya tetap lancar bahkan bertambah.

Contoh Nyata dalam Kehidupan:

  • Seorang tukang bangunan yang memilih tidak berpuasa dengan alasan bekerja berat, padahal ia bisa mengatur jam kerja dan istirahat dengan lebih baik.
  • Seorang pedagang makanan yang tidak puasa karena harus mencicipi makanan dagangannya, padahal bisa mencari cara lain seperti meminta orang lain mencicipi.
  • Sopir truk jarak jauh yang tidak berpuasa karena takut mengantuk, padahal ia bisa mengatur pola istirahatnya lebih baik.

Solusi:

  • Niat yang kuat dan tawakal kepada Allah.
  • Mengatur waktu kerja agar tidak terlalu lelah.
  • Jika benar-benar tidak mampu, gunakan keringanan yang ada dalam Islam dengan bertanggung jawab.

Kesimpulan: Waspada terhadap Tipu Daya Setan

  1. Setan tidak selalu menyesatkan dengan cara yang jelas—sering kali ia membuat keburukan tampak masuk akal dan menarik.
  2. Kita harus selalu mengukur sesuatu dengan standar agama, bukan hanya logika manusia.
  3. Banyak keburukan yang dikemas dalam bentuk “hak asasi,” “modernitas,” atau “pilihan pribadi.”
  4. Berdoa kepada Allah agar diberikan hidayah dan dijauhkan dari jalan kesesatan.

Doa agar terhindar dari godaan setan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan setan dan aku berlindung kepada-Mu agar mereka tidak mendekatiku.” (QS. Al-Mu’minun: 97-98)