Bahasa Arab dan Upaya Pelestariannya

Bahasa Arab atau ‌‌اللغة العربية terdiri dari bahasa dan Arab. Bahasa adalah salah satu bentuk ekspresi yang dengannya setiap orang dapat mengutarakan maksud-maksudnya. Ragam dan jenis bahasa sangat banyak di dunia ini, Bahasa Arab adalah salah satunya.

Umat manusia berbeda-beda dalam bentuk pengucapan tapi memiliki satu kesatuan dalam hal arti. Maksudnya, arti yang dikehendaki itu sama dalam hati antar manusia. Hanya dalam bentuk kalimat atau pengucapannya yang berbeda.

Misalnya maksud hati adalah “membaca”. Dalam bahasa Indonesia digunakan kata “membaca”, dalam bahasa Inggris diungkapkan dengan “read” dan dalam bahasa Arab menggunakan “qara’a قرأ “.

Bahasa Arab Sebagai Bahasa Agama Islam

bahasa arab konten

Bahasa Arab adalah kata-kata yang digunakan orang Arab untuk mengungkapkan maksud dan tujuan mereka. Bahasa Arab yang ada sampai saat ini keberadaannya melalui jalan Naql (nukil). Artinya Bahasa Arab dan juga bahasa lainnya itu bukan hasil dari sebuah eksperimen, melainkan sampai kepada setiap generasi melalui jalan diturunkan secara turun-temurun.

Mengingat bahasa Arab menjadi bahasa syariat Islam, maka butuh pemeliharaan terhadap bahasa ini. Menjaga kemuriniannya menjadi sangat penting. Karena kedua sumber primer ajaran agama Islam; al Quran dan Hadist menggunakan bahasa Arab.

Sehingga membutuhkan upaya pemeliharaan keorisinilan dan kelestariannya. Upaya ini diwujudkan dalam bentuk kaidah ilmu tata bahasa. Istilah lainya adalah grammar Arab.

Tidak hanya terdapat dalam al Quran dan al Hadis. Bahasa Arab juga digunakan oleh pakar-pakar agama seperti para Mujtahid, Mufassir, Fuqoha, Ushuly, ahli Kalam, ahli Sufi dan para pakar lainnya dalam menjelaskan ide-ide pemikiran mereka. Buah pemikirannya terhadap al Quran dan al Hadis itu mereka tuangkan dalam kitab-kitab turats sesuai bidang keahliannya menggunakan kalimat-kalimat yang taat terhadap aturan tata bahasa.

Dan dari keterangan para pakar itu lah kita baru bisa mencerna dan memahami maksud dan kandungan al Quran dan al Hadis. Berbeda jika kita langsung merujuk pada kedua sumber itu secara langsung tanpa keterangan para pakar, niscaya kemampuan kita tidak akan pernah mampu menjangkaunya. Salah-salah justru kita terperosok dalam pemahaman yang sesat dan menyesatkan. Naudzubillah min dzalik

Sejarah Ilmu Tata Bahasa Arab

Sudah menjadi sunatullah bahwa antar individu akan saling melakukan interaksi. Antar suku, ras dan bangsa telah dan akan selalu saling berhubungan. Baik dilandasi motivasi ekonomi, pendidikan, atau yang liannya. Interaksi ini mengakibatkan terjadinya percampuran di berbagai sendi kehidupan. Dan bahasa pun tidak luput dari dampak percampuran ini.

Dampak percampuran dalam asapek bahasa menimbulkan kekhawatiran bagi orang Arab terhadap kemurnian bahasanya. Mereka khawatir Bahasa Arab tercampur dengan bahasa asing. Sehingga bahasa yang juga menjadi bahasa Agama ini perlu dilindungi serta dilestarikan.

Upaya penjagaan bahasa ini dimulai dengan penulisan-penulisan istilah dalam kamus. Kemudian secara bertahap mereka menetapkan prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah tata bahasa Arab. Tidak lain usaha ini adalah wujud perlindungan dari kesalahan dalam berbahasa serta menjaga dari kesalahpahaman yang timbul karenanya. Kaidah dan aturan ini kemudian disebut ilmu Bahasa Arab.

Pembagian Ilmu Bahasa Arab

Al-lughat Arabiyah, Arabic grammar atau ilmu bahasa Arab adalah ilmu yang dapat menjaga pengucapan dan tulisan arab dari kesalahan Menurut kitab Jami’ al Durus terdapat tiga belas macam ilmu tata bahasa arab. Ke-13 ilmu itu adalah :

  1. الصرفُ
  2. الإعرابُ
  3.  الرسمُ
  4. المعاني
  5. البيان
  6. البديع
  7. العَروض
  8. القوافي
  9. قرْضُ الشعر
  10. الإنشاء
  11. الخطابة
  12. تاريخُ الأدب
  13. مَتنُ اللغة

Dari ketigabelas ilmu itu (Sharaf, i’rob, rasm, ma’ani, bayan, badi’, arudh, qawafi, qardhu syi’ir, insya’, khithobah, tarikhul adab dan matan lughat) secara garis besar dapat dipetakan menjadi ilmu tata bahasa (Nahwu dan Sorof), ilmu tulisan, ilmu balaghah, ilmu sejarah dan ilmu syair.

Bahasa Arab Klasik

Dalam tata bahasa Arab klasik, setidaknya terdapat lima cabang yang sangat penting untuk memahami struktur dan aturan bahasa. Mereka mencakup berbagai aspek bahasa Arab, termasuk kosakata, morfologi, sintaksis, derivasi kata, dan retorika.

Cabang-cabang ini telah sangat penting dalam menjaga dan menjelaskan kerumitan bahasa Arab, terutama dalam konteks teks-teks klasik dan karya sastra/syair dan sejenisnya.

Al-Lughah (اللُغة) – Kosakata dan Bahasa – Language/lexicon

Cabang ini berkaitan dengan pengumpulan dan penjelasan kosakata dalam bahasa Arab.

Contoh: Pada cabang ini, Anda akan mempelajari arti, pengucapan, dan penggunaan kata-kata dalam bahasa Arab. Misalnya, memahami makna kata “kitab” (كِتاب) yang berarti “buku” dalam bahasa Arab.

Al-Ṣarf (الصَرْف) – Morfologi – Morphology

Sarf atau lebih dikenal Shorof adalah cabang tata bahasa Arab berkaitan dengan menentukan bentuk kata-kata individual.

Contoh: Dalam al-Ṣarf, Anda akan mempelajari bagaimana kata-kata dapat berubah bentuk tergantung pada konteksnya. Misalnya, kata “kitab” (كِتاب) bisa berubah menjadi “kutub” (كُتُب) dalam bentuk jamak.

An-Naḥw (النَحْو) – Sintaksis – Syntax

Cabang ini secara utama berkaitan dengan tata bahasa Arab yang melibatkan infleksi atau i‘rāb.

Contoh: Dalam an-Naḥwu, Anda akan memahami bagaimana kata-kata dan frasa digabungkan dalam kalimat. Misalnya, cara kata kerja “katib” (كَاتِب) berubah saat digunakan dalam kalimat yang berbeda.

Al-Ishtiqāq (اَلِاشْتِقاق) – Derivasi Kata – Derivation

Cabang ini berkaitan dengan penyelidikan asal-usul kata-kata.

Contoh: Al-Ishtiqāq akan membantu Anda memahami bagaimana kata-kata dalam bahasa Arab dapat berasal dari akar kata yang sama. Misalnya, kata “kitaab” (كِتَاب) berasal dari akar kata “k-t-b” yang berhubungan dengan konsep menulis atau buku.

Al-Balāghah (البَلاغة) – Retorika – Rhetoric

Cabang ini berkaitan dengan pengungkapan kualitas bahasa yang bersifat stilistik atau keindahan dalam berbicara dan menulis.

Contoh: Al-Balāghah membantu dalam memahami cara penyair atau penulis Arab klasik mengungkapkan gagasan mereka dengan indah. Misalnya, menggunakan majas seperti metafora atau simile dalam puisi.

Penutup

Nah pada blog ini akan terus fokus mengulas tentang kajian tata bahasa atau semacam grammar istilahnya saat ini. Karena grammar ini merupakan perangkat untuk menilai susunan kata dalam sebuah kalimat menjadi lengkap dan dapat dipahami.

Dengan ilmu tata bahasa itu pula sebuah kalimat akan selamat dari kesalahpahaman maksud. Sebuah kesalahpahaman yang timbul dari ketidakpatutan kalimat terhadap grammar atau ilmu tata bahasa itu sendiri.

Tercerahkan, bukan? Semoga iya! Jadi, ikuti terus blog Nahwu.id ini, karena situs ini berusaha menyajikan yang terbaik buat Kamu.