Doa Allahumma: Kajian Bahasa dan Makna

Bagi banyak Muslim, lafaz Allahumma sudah sangat akrab terdengar dalam berbagai doa, terutama di awal permohonan kepada Allah. Meskipun sudah sering dilafalkan, tidak semua orang mengetahui asal-usul bentuk ini secara bahasa dan bagaimana hubungannya dengan seruan Ya Allah.

Artikel ini akan mengulas dari mana lafaz Allahumma berasal, apa arti kata per katanya, dan bagaimana penjelasan para ahli bahasa Arab klasik mengenainya. Pembahasan ini cocok bagi Anda yang ingin memahami redaksi doa dari sisi teknis dan kebahasaan tanpa harus memiliki latar belakang ilmu nahwu yang mendalam.

Apa Itu Allahumma?

Secara umum, Allahumma memiliki makna yang sama dengan Ya Allah, yaitu seruan kepada Allah. Namun, dalam struktur bahasa Arab klasik, Allahumma bukan sekadar bentuk lain dari Ya Allah—ia terbentuk melalui konstruksi linguistik yang khas.

Proses Terbentuknya Lafaz “Allahumma”

Menurut mayoritas ulama bahasa seperti Imam Khalil dan Sibawaih, lafaz Allahumma berasal dari kalimat Ya Allah dengan beberapa tahapan sebagai berikut:

  1. Huruf nida’ (ya) dihilangkan dari Ya Allah, menyisakan lafaz Allah.
  2. Karena posisinya sebagai munada (yang dipanggil), kata Allah diberi dhammah menjadi Allahu.
  3. Huruf mim bertasydid (مّ) ditambahkan sebagai ganti dari ya yang dihapus, berfungsi untuk menandakan ta’zhim (pengagungan).
  4. Karena tasydid menunjukkan dua mim (salah satunya sukun), maka dimasukkan harakat fathah untuk kemudahan pelafalan, menjadi Allahumma.

Baca Juga: Ya Allah Ya Robbi, Allahumma dan Artinya

Dengan demikian, bentuk lengkapnya adalah:

اللَّهُمَّ = Ya Allah (seruan kepada Allah dengan bentuk khusus)

Bagaimana Penulisan Latin yang Benar untuk اللَّهُمَّ?

Bagi penutur non-Arab, penulisan lafaz Arab dalam huruf latin sering kali mengalami variasi. Salah satu yang sering dijumpai adalah lafaz اللَّهُمَّ yang muncul dalam beberapa versi: allahuma, allahumma, allah humma, dan allah huma. Manakah yang paling tepat dan mengapa penting memilih penulisan yang benar?

Transliterasi Resmi dan Makna Fonetik

Menurut kaidah transliterasi Arab-Latin yang digunakan di Indonesia (berdasarkan pedoman Kementerian Agama dan Pusat Bahasa), lafaz اللَّهُمَّ secara sah dibaca dan ditulis sebagai:

Allahumma

Penjelasannya sebagai berikut:

  • Allah (الله): Merujuk kepada nama Allah, huruf h di akhir tetap ditulis karena bagian dari struktur kata Arab.
  • umma (هُمَّ): Ini merupakan mim tasydid (mim bertasydid), sehingga harus dilafalkan ganda, dan dalam latin ditulis mma sebagai tanda tasydid.

Kenapa Bukan Allahuma, Allah humma, atau Allah huma?

Berikut penjelasan dari masing-masing bentuk yang kurang tepat:

  • Allahuma: Kurang satu huruf m dari tasydid, sehingga mengubah struktur fonetik asli dan bisa mengaburkan makna.
  • Allah humma: Pemisahan kata tidak tepat karena dalam bahasa Arab aslinya ini adalah satu kesatuan (ism dan bentuk panggilan), bukan dua kata terpisah.
  • Allah huma: Pemisahan dan penghilangan tasydid, bisa membuat pembaca mengira huma adalah kata ganti untuk keduanya, yang tentu berbeda makna.

Maka dari itu, bentuk penulisan Allahumma adalah yang paling akurat secara bunyi, struktur Arab, dan makna.

Transliterasi Bukan Sekadar Tulisan

Ketepatan dalam menulis latin bukan hanya soal estetika atau seragamnya penulisan, tetapi juga bentuk kehati-hatian agar tidak terjadi perubahan arti atau kekeliruan dalam memahami lafaz doa. Dalam konteks ibadah dan teks-teks suci, ini menjadi lebih penting.

Sebagai contoh, kata Allahumma banyak digunakan di awal doa, dan menjadi pembuka dalam berbagai redaksi yang bersumber dari hadis. Maka bentuk dan bunyi aslinya perlu dijaga, termasuk saat ditulis ulang dalam huruf latin.

Makna Kata Per Kata

Berikut arti kata dalam doa Allahumma:

  • Allah (اللَّه): Nama Allah sebagai Tuhan semesta alam.
  • –umma (مَّ): Tambahan huruf mim yang menggantikan huruf nida’ ya, sebagai bentuk pengagungan dalam seruan.

Maka secara keseluruhan, Allahumma adalah bentuk panggilan kepada Allah yang mencakup makna seruan dan pengagungan secara bersamaan.

Contoh Penggunaan dalam Hadis

Lafaz Allahumma banyak ditemukan dalam doa-doa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Misalnya dalam hadis riwayat At-Tirmidzi tentang doa saat berwudhu:

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Allahumma, jadikan aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan termasuk orang-orang yang bersuci.” (HR. At-Tirmidzi, no. 55)

Dalam hadis ini, penggunaan Allahumma menunjukkan pembukaan doa yang langsung ditujukan kepada Allah dengan struktur khas.

Kesimpulan

Lafaz Allahumma adalah bentuk seruan yang secara makna sama dengan Ya Allah, tetapi memiliki struktur unik dalam bahasa Arab. Mim tasydid yang ditambahkan berfungsi menggantikan huruf nida’ yang dihapus, sekaligus menjadi bentuk penghormatan dalam berdoa.

Mengetahui struktur seperti ini dapat membantu kita membaca dan memahami doa-doa yang diajarkan Rasulullah dengan lebih tepat secara bahasa, sekaligus menjaga orisinalitas lafaz sebagaimana tertera dalam hadis.