Dzikir Pagi dan Petang Lengkap dari Al-Ma’tsurat

Dzikir pagi dan petang bukan sekadar rangkaian doa yang diucapkan di awal dan akhir hari. Ia adalah wirid harian Rasulullah ﷺ yang berisi permohonan perlindungan, ketenangan, dan keberkahan rezeki.

Amalan ini dikenal juga sebagai Al-Ma’tsurat, kumpulan dzikir yang diriwayatkan dari Nabi ﷺ dan disusun secara sistematis oleh Imam Hasan al-Banna agar mudah diamalkan setiap hari.

Di tengah kehidupan yang sibuk dan penuh tekanan, dzikir pagi dan petang menjadi penjaga hati dan pelindung diri. Rasulullah ﷺ mencontohkan agar umatnya tidak melewati pagi dan sore tanpa berdzikir, sebab di dalamnya terdapat doa perlindungan dari segala keburukan dunia dan akhirat.

“Barang siapa membaca dzikir pagi dan petang, maka ia akan dilindungi dari segala bahaya hingga pagi (atau sore) berikutnya.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Melalui artikel ini, kamu akan mempelajari:

  • Apa itu dzikir pagi dan petang beserta dalilnya.
  • Bacaan dzikir yang sesuai sunnah Rasulullah ﷺ.
  • Waktu terbaik dan adab membacanya.
  • Kaitannya dengan Al-Ma’tsurat serta doa pembuka rezeki di pagi hari.

Apa Itu Dzikir Pagi dan Petang?

Secara bahasa, dzikir berarti mengingat. Sedangkan secara istilah, dzikir adalah ucapan dan doa yang mengandung pujian kepada Allah dengan tujuan mendekatkan diri kepada-Nya.

Dzikir pagi dan petang adalah dzikir yang dibaca pada waktu pagi setelah Subuh hingga matahari terbit, dan pada waktu sore setelah Ashar hingga terbenam matahari.

Waktu berzikir dibagi khusus pada pagi dan petang karena itulah pola yang diajarkan dan dipraktikkan Rasulullah, sekaligus waktu-waktu transisi harian yang paling strategis untuk menguatkan iman, meminta perlindungan, dan menata niat sebelum memasuki aktivitas dan saat beristirahat.

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“Maka bertasbihlah kepada Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.”
(QS. Qāf: 39)

Ayat ini menjadi dasar pentingnya dzikir pagi dan petang, yang kemudian diperkuat oleh berbagai hadis Nabi ﷺ. Bacaan Zikir Pagi lengkap di sini.

Pengertian Al-Matsurat dalam Zikir dan Doa

Al-Ma’tsurat adalah kumpulan doa dan dzikir harian yang bersumber dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi. Dibaca setiap pagi dan petang, ia berfungsi sebagai wirid perlindungan sekaligus pengingat agar hati tetap terhubung dengan Allah di tengah rutinitas hidup.

Kitab ini disusun oleh Imam Hasan al-Banna dengan tujuan sederhana tapi mendasar: menjadikan dzikir sebagai kebiasaan yang mudah diamalkan siapa pun. Beliau menghimpun bacaan-bacaan pokok dari Al-Qur’an seperti Ayat Kursi dan surat-surat pendek, serta doa-doa dari hadis sahih dan masyhur.

Hasilnya adalah rangkaian dzikir yang ringkas namun kuat—membangun ketenangan batin, memperkuat keyakinan, dan menegakkan kesadaran tauhid dalam keseharian. Al-Ma’tsurat bukan hanya bacaan, tapi latihan harian untuk menjaga fokus hati: agar seorang Muslim tetap sadar siapa Tuhannya, kapan pun dan di mana pun.

Keutamaan Dzikir Pagi dan Petang

Dzikir bukan hanya ritual lisan, tapi penguat hati dan pelindung ruhani. Beberapa keutamaannya berdasarkan hadis sahih antara lain:

1. Perlindungan dari gangguan jin dan sihir

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa membaca dzikir pagi dan petang, maka tidak akan ditimpa bahaya hingga waktu yang sama berikutnya.”
(HR. Muslim)

2. Mendatangkan ketenangan hati dan keberkahan rezeki

Dzikir pagi hari membuka pintu keberkahan, sebagaimana doa Rasulullah ﷺ:
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi mereka.”
(HR. Abu Dawud)

3. Menjadi pembeda antara orang yang lalai dan yang sadar

Nabi ﷺ bersabda:
“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dengan yang tidak berdzikir, seperti orang hidup dan orang mati.”
(HR. Bukhari)

Dzikir pagi dan petang bukan hanya pengingat lisan, tetapi penopang kehidupan spiritual harian.
Melaluinya, seorang muslim memulai hari dengan perlindungan Allah dan menutupnya dengan ketenangan hati yang dijanjikan-Nya.

Waktu, Adab, dan Tata Cara Dzikir Pagi dan Petang

Dzikir pagi dan petang memiliki waktu dan tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Dzikir ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bentuk penghambaan yang menjaga hubungan seorang hamba dengan Tuhannya sepanjang hari.

Waktu Dzikir Pagi

Waktu dzikir pagi dimulai sejak terbit fajar hingga terbit matahari. Para ulama menegaskan bahwa waktu yang paling utama adalah setelah shalat Subuh, sebelum matahari naik. Pada waktu inilah hati masih bersih, pikiran jernih, dan keberkahan hari baru dimulai.

Rasulullah ﷺ bersabda tentang keutamaan berzikir di waktu pagi dan sore, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis sahih riwayat al-Bukhari dan Muslim.

Waktu Dzikir Petang

Adapun waktu dzikir petang dimulai sejak matahari condong ke barat hingga menjelang malam. Waktu terbaiknya adalah setelah shalat Ashar hingga terbenam matahari. Dzikir pada waktu ini menjadi penutup amal siang, sekaligus perlindungan menjelang malam.

Ayat-ayat yang memerintahkan dzikir pada waktu sore telah disebutkan sebelumnya, antara lain dalam Surah Qaf ayat 39 dan Surah al-Ahzab ayat 42.

Adab dalam Berdzikir

Adab dzikir sangat penting agar bacaan tidak hanya menjadi lafaz, tetapi juga menghadirkan makna dalam hati. Berikut beberapa adab yang disepakati para ulama:

  • Ikhlas, semata-mata karena Allah, bukan kebiasaan kosong.
  • Hadir hati, memahami makna bacaan dan tidak tergesa-gesa.
  • Dibaca dengan tartil dan suara pelan, tidak berteriak atau mengganggu orang lain.
  • Berwudhu dan menghadap kiblat bila memungkinkan, karena menunjukkan adab kepada Allah.
  • Dilakukan secara istiqomah, karena dzikir yang sedikit tetapi rutin lebih dicintai oleh Allah daripada banyak tapi terputus.

Tata Cara Dzikir Pagi dan Petang

Dzikir pagi dan petang dapat dilakukan dengan membaca rangkaian doa sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ. Bacaan tersebut meliputi:

  1. Ayat Kursi (QS al-Baqarah: 255)
  2. Surah al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Naas — dibaca tiga kali pada pagi dan petang.
  3. Doa memohon perlindungan dan keberkahan yang telah disebutkan dalam hadis sahih.

Urutan bacaan tidak wajib kaku selama seluruh dzikir yang diajarkan Nabi ﷺ telah dibaca di waktu yang ditentukan. Sebagian sahabat meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ membaca dzikir tersebut baik dalam keadaan duduk maupun berbaring, sesuai keadaan beliau saat itu.

Makna dari Konsistensi Dzikir

Dzikir pagi dan petang bukan hanya kumpulan bacaan, tetapi peneguhan hati. Di waktu pagi, seorang hamba memohon kekuatan untuk menghadapi hari; di waktu petang, ia memohon penjagaan dan ampunan atas segala kekurangan. Dengan demikian, dzikir menjadi pagar ruhani yang mengiringi seluruh aktivitas hidup.

Manfaat dan Hikmah Dzikir Pagi dan Petang

Dzikir pagi dan petang memiliki nilai yang melampaui pengulangan lafaz. Ia merupakan sistem pengingat diri yang ditetapkan Rasulullah ﷺ untuk menjaga arah hidup seorang mukmin sepanjang siang dan malam. Dalam riwayat sahih disebutkan, beliau menganjurkan umatnya untuk berzikir antara Subuh dan terbit matahari, serta antara Ashar dan terbenam matahari. Waktu tersebut disebut memiliki keutamaan besar, sebanding dengan pahala memerdekakan beberapa budak dari keturunan Isma‘il.

Keutamaan dalam Sunnah

Rasulullah ﷺ menempatkan dzikir pagi dan petang sebagai bagian dari ketahanan iman. Pada dua waktu ini, manusia berada di titik peralihan: sebelum aktivitas duniawi dimulai dan saat semua urusan harian berakhir. Dzikir menjadi pengingat batas antara usaha dan tawakal. Para ulama menjelaskan bahwa orang yang menjaga dzikir di dua waktu ini berada dalam penjagaan Allah dari hal-hal yang tidak diinginkan, baik lahir maupun batin.

Manfaat Aqidah dan Nalar Iman

  • Meneguhkan tauhid. Dzikir pagi dan petang menegaskan kesadaran bahwa seluruh urusan berada di bawah kendali Allah. Setiap kalimat yang diucapkan membangun pandangan hidup yang lurus: bergantung kepada Allah tanpa menafikan peran ikhtiar.
  • Menjaga kestabilan batin. Bacaan yang teratur mengkondisikan pikiran untuk tetap terkendali, menekan reaksi emosional berlebihan, dan menumbuhkan keteguhan dalam menghadapi tekanan hidup.
  • Melatih fokus dan disiplin. Rutinitas dzikir pagi dan petang membiasakan seseorang mengawali dan menutup hari dengan kesadaran. Hal ini berdampak pada keteraturan berpikir dan konsistensi dalam tindakan.

Manfaat Sosial dan Etika Hidup

  • Menguatkan karakter tangguh. Orang yang terbiasa berdzikir pada waktu-waktu tersebut lebih siap menghadapi perubahan dan godaan, karena pikirannya terbentuk dari refleksi dan pengendalian diri.
  • Meningkatkan integritas perilaku. Kesadaran konstan terhadap pengawasan Allah melahirkan kejujuran dan kehati-hatian dalam bertindak, baik dalam urusan pribadi maupun sosial.
  • Menata arah hidup. Dzikir menjadi titik evaluasi rutin: pagi untuk menyiapkan niat, petang untuk menilai hasil. Dengan itu, seorang mukmin terbiasa membaca dirinya sebelum ia dihisab.

Dzikir pagi dan petang bukan ritual tambahan, tetapi metode pembentukan kesadaran yang berakar dari sunnah. Siapa yang menjaga amalan ini secara teratur, ia tidak sekadar mengingat lafaz, melainkan menegakkan prinsip hidup yang seimbang antara usaha, pengendalian diri, dan penyerahan total kepada Allah.

Penutup

Dzikir pagi dan petang merupakan bagian dari tuntunan Rasulullah ﷺ yang menanamkan kesadaran tentang keterikatan manusia kepada Tuhannya. Ia bukan ritual tambahan, melainkan cara menjaga arah hati dan nalar agar tetap dalam batas tauhid di tengah urusan dunia yang berganti setiap hari.

Setiap bacaan di dalamnya memiliki fungsi yang jelas: memohon perlindungan, meneguhkan niat, dan mengingatkan manusia akan ketergantungannya pada Allah. Dengan menjaga dzikir pada dua waktu ini, seorang mukmin menempatkan dirinya dalam sistem ibadah yang teratur — pagi untuk menegaskan awal, petang untuk menutup dengan introspeksi.

Amalan ini mengajarkan bahwa ketenangan dan keberkahan tidak datang dari keadaan luar, tetapi dari disiplin mengingat Allah secara sadar. Siapa yang menjaga dzikir pagi dan petang dengan konsisten, ia sedang membangun keteguhan batin yang tidak mudah goyah oleh keadaan.

Dzikir bukan sekadar ucapan, melainkan bentuk kesadaran yang terus diperbarui. Dan kesadaran yang dijaga setiap hari, dua kali sehari, akan menumbuhkan pandangan hidup yang jernih, terukur, dan bertanggung jawab di hadapan Allah.