Kata tahlil (تَهْلِيل) mungkin sudah sangat familiar di telinga umat Islam, terutama di Indonesia. Kita sering mendengarnya dalam acara keagamaan atau saat menyebut kalimat laa ilaaha illallah. Tapi, apakah maknanya hanya sebatas itu?
Tulisan ini akan mengajak kamu menyelami lebih dalam: apa itu tahlil, dari mana asal katanya, dan apa saja makna yang terkandung di dalamnya—baik secara bahasa maupun secara spiritual.
1. Asal-usul Kata Tahlil
Secara bahasa, kata tahlil berasal dari akar kata Arab: هَلَّلَ (hallala). Dalam ilmu sharaf (morfologi bahasa Arab), kata ini termasuk fi’il ruba’i atau kata kerja yang terdiri dari empat huruf.
Berikut bentuk pentashrifannya:
-
هَلَّلَ (hallala): fi’il madhi (kata kerja lampau)
-
يُهَلِّلُ (yuhallilu): fi’il mudhari (kata kerja kini/akan)
-
تَهْلِيلًا (tahlīlan): mashdar (kata dasar)
-
مُهَلِّلٌ (muhallil): isim fa’il (pelaku)
Kata tahlil sendiri adalah bentuk mashdar, dan memiliki beberapa makna tergantung konteks pemakaiannya.
2. Dua Makna Besar Tahlil
Secara umum, ada dua makna utama dari tahlil:
-
Sebagai bentuk ekspresi kegembiraan atau dukungan
-
Sebagai pengucapan kalimat tauhid: laa ilaaha illallah
Mari kita bahas satu per satu.
3. Tahlil Sebagai Ekspresi Kegembiraan
Dalam penggunaan bahasa Arab klasik maupun modern, hallala bisa berarti menunjukkan rasa senang atau mendukung sesuatu dengan penuh semangat—seperti bersorak atau bertepuk tangan.
Contoh kalimat:
هَلَّلَ لِفَرِيقِ الكُرَّةِ الَّذِي يُحِبُّهُ
Artinya: Ia memberikan dukungan kepada tim sepak bola yang ia cintai.
Dalam konteks ini, hallala mengandung makna seruan dukungan, seperti saat suporter bersorak untuk tim favoritnya. Ini bentuk tahlil yang berhubungan dengan emosi positif dan semangat kolektif.
4. Tahlil sebagai Kalimat Tauhid
Makna yang lebih dikenal dari tahlil adalah pengucapan kalimat tauhid:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ
(Laa ilaaha illallah – Tiada tuhan selain Allah)
Contoh kalimat dalam bahasa Arab:
هَلَّلَ المُسْلِمُ، قَالَ: لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ
Artinya: Seorang Muslim mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah.
Dalam konteks ini, tahlil tidak sekadar kata, tapi pernyataan iman. Kalimat ini adalah inti dari syahadat, yang menandai keislaman seseorang dan menjadi fondasi seluruh akidah Islam.
Jadi, ketika seseorang mengucapkan tahlil, sejatinya ia sedang menyatakan tauhid, yaitu mengesakan Allah. Maka tidak heran jika kalimat tahlil dan kalimat tauhid sering digunakan secara bergantian.
5. Tahlil dalam Tradisi Muslim
Di berbagai masyarakat Muslim, terutama di Indonesia, tahlil juga dikenal sebagai kegiatan spiritual yang dilakukan secara kolektif. Biasanya ditujukan untuk mendoakan arwah orang yang telah meninggal.
Acara ini meliputi:
Pembacaan kalimat tahlil, Dzikir dan shalawat, Ayat-ayat pilihan dari Al-Qur’an, seperti Surah Yasin dan sejenisnya, Doa untuk arwah (hususon)
Meskipun bentuknya berbeda dari makna bahasa Arab murni, penggunaan ini tetap memiliki akar yang kuat: mengingat Allah dan menegaskan tauhid, sambil mendoakan kebaikan bagi sesama.
6. Kesimpulan
Tahlil bukan hanya sekadar tradisi atau rangkaian bacaan. Ia punya makna yang dalam dan kaya:
-
Secara bahasa, tahlil bisa berarti ekspresi dukungan atau kegembiraan.
-
Secara spiritual, tahlil adalah inti dari iman: laa ilaaha illallah.
-
Dalam tradisi, tahlil menjadi wadah doa dan dzikir bersama.
Dengan memahami arti Tahlil mulai dari akar katanya dan beragam maknanya, kita bisa melihat bahwa tahlil adalah wujud keindahan bahasa sekaligus kekuatan iman.