Hukum Idhafah ‘Amm ke Khos dan Sebaliknya

Dalam kaidah iḍāfah (penyandaran antar kata dalam bahasa Arab), terdapat aturan penting yang sering muncul dalam analisis teks dan balāghah, yaitu: bolehkah sesuatu yang bersifat umum (‘Amm) dijadikan muḍāf kepada sesuatu yang khusus (Khos)?aturan-aturan idhafah Yuk kita pahami seri lebih detil dengan penjelasnnya.

يجوز أن يُضافَ العامُّ إلى الخاصّ. كيوم الجُمعة، وشهر رمضانَ. ولا يجوزُ العكسُ، لعدم الفائدة

Boleh: ‘Amm → Khos

Para ulama nahwu sepakat bahwa boleh menyandarkan kata yang umum kepada kata yang khusus, karena hubungan semacam ini menambah kejelasan dan manfaat makna. Dengan iḍāfah ini, kita tahu bahwa bagian dari sesuatu yang umum dimaksudkan secara spesifik.

Contoh Idhafah ‘Amm ke Khos

  • يومُ الجُمعةِHari Jumat
    Di sini, yawm (hari) adalah lafaz umum, bisa merujuk ke hari apa saja. Tapi ketika disandarkan kepada al-jum‘ah (Jumat), maknanya menjadi jelas: hari yang dimaksud adalah hari Jumat.
  • شهرُ رمضانَBulan Ramadan
    Shahr (bulan) adalah kata umum yang bisa bermakna bulan apa pun. Ketika disandarkan kepada Ramaḍān, ia menjadi makna khusus: bulan yang bernama Ramadan.

Jadi, ketika yang umum (‘Amm) dijadikan muḍāf, dan yang khusus (Khos) dijadikan muḍāf ilayh, iḍāfah ini berfungsi memperjelas maksud dan mempersempit cakupan makna, dan karena itu diperbolehkan.

Tidak Boleh: Khos → ‘Amm

Sebaliknya, tidak boleh menyandarkan lafaz yang khusus kepada lafaz yang umum, karena ini tidak memberi faedah tambahan. Bahkan bisa menimbulkan kebingungan atau kesan mubālaghah yang tidak wajar.

Contoh idhafah khos ke ‘Amm

  • جُمعةُ اليومِ
    Secara literal artinya: Jumatnya hari ini. Tapi ungkapan ini tidak memberi kejelasan baru. Justru menimbulkan pertanyaan: apakah ada Jumat yang bukan bagian dari “hari ini”?
    Lafaz al-yawm (hari ini) sudah mencakup Jumat secara otomatis bila memang konteksnya demikian.
  • رَمَضانُ الشَّهرِ
    Artinya: Ramadannya bulan. Ini jelas tidak logis, karena Ramadan adalah nama bulan tertentu, bukan bagian dari bulan yang lebih umum. Menyandarkannya kepada sesuatu yang lebih umum justru membuat maknanya kabur.

Maka, ketika yang khusus dijadikan muḍāf, dan yang umum dijadikan muḍāf ilayh, tidak dibolehkan karena iḍāfah ini tidak menambah makna atau manfaat, bahkan bisa merusak kejelasan.

Kaidah Umum

Struktur Iḍāfah Hukum Penjelasan Singkat
‘Amm → Khos (Umum → Khusus) Boleh Memperjelas makna dan mempersempit cakupan
Khos → ‘Amm (Khusus → Umum) Tidak boleh Tidak memberi manfaat tambahan

Kesimpulan

  • Iḍāfah yang benar adalah ketika kata yang umum disandarkan kepada yang khusus, karena ini memperjelas konteks.
  • Tidak boleh membalik struktur ini dengan menjadikan kata yang khusus sebagai muḍāf kepada yang umum, karena hal itu tidak memiliki nilai informasi tambahan.
  • Kaidah ini penting dalam menjaga kejelasan dan ketepatan makna dalam susunan kalimat Arab, terutama dalam gaya bahasa yang puitis, formal, maupun dalam teks syar’i.