Dalam keseharian, kata “berkah” atau “berkat” sering kali terdengar ringan. Mulai dari ucapan “semoga berkah,” “rezeki yang barokah,” sampai “berangkat dengan berkah Allah.”
Di Indonesia, istilah ini tak hanya hidup dalam tradisi agama, tapi juga meresap dalam budaya: dari ucapan saat makan hingga doa dalam pernikahan. Namun, jika ditelusuri lebih jauh, konsep “barakah” dalam Islam bukan sekadar “kebaikan yang banyak” atau “rezeki yang melimpah”. Ia adalah istilah yang punya akar kuat dalam Al-Qur’an, hadis, dan khazanah keilmuan Arab klasik.
Makna barokah tidak hanya tentang kuantitas, tapi juga kualitas, keberlangsungan, dan kehadiran rahmat ilahi yang tak terduga. Agar tidak terjebak dalam makna populer yang sempit, penting bagi kita menyusuri kata ini mulai dari akarnya dalam bahasa Arab, lalu melihat bagaimana ia digunakan dalam teks-teks suci, dan bagaimana umat Islam memahami serta mempraktikkannya.
Perbedaan Makna “Berkah” (Indonesia) vs “Barakah” (Islam-Arab)
Di Indonesia, kata “berkah” atau “berkat” sering dipahami sebagai:
- Tambahan rezeki
- Kebaikan tak terduga
- Keuntungan yang banyak
- Keadaan yang menyenangkan
Namun dalam pemahaman Islam klasik:
- Barakah tidak selalu identik dengan banyak.
- Sedikit yang barakah bisa lebih bernilai dari banyak yang kosong makna.
- Barakah juga bisa hadir dalam waktu, ilmu, keturunan, bahkan ujian.
Misalnya, seseorang bisa memiliki penghasilan sederhana tapi cukup, anak sedikit tapi shalih, atau waktu terbatas tapi produktif. Itulah yang dimaksud dengan “ada barakah”.
Akar Kata dan Asal-Usul Istilah Barakah
Dalam bahasa Arab, “barakah” berasal dari akar kata ب ر ك (ba-ra-ka), yang memiliki berbagai makna dasar:
- Berdiam mantap: seperti unta yang duduk dan menancap dadanya ke tanah (baraka al-ba‘īr).
- Tempat menetapnya air: birkatul mā’ (genangan air yang tenang, menyimpan keberlimpahan).
- Penambahan yang stabil: bukan sekadar tambah banyak, tapi tambah yang tetap dan membawa manfaat.
Makna-makna dasar ini memberi gambaran bahwa barakah:
- Mengandung unsur ketetapan (stabil, tidak mudah hilang)
- Menghimpun manfaat, seperti air dalam genangan
- Memberi tambahan tanpa terlihat atau bisa dihitung
Oleh karena itu, barakah dalam Islam adalah:
“Kebaikan yang tetap, bertambah, dan membawa manfaat, meski tidak selalu terlihat secara kasat mata.”
Bentuk Kata dan Turunan dalam Bahasa Arab
Beberapa bentuk turunan dari akar ب ر ك yang sering muncul:
- البركة (al-barakah): bentuk umum, artinya pertambahan, kemanfaatan, rahmat.
- مبارك (mubārak): yang diberi berkah, seperti dalam “رمضان مبارك”.
- بارك الله فيك/عليك: ungkapan allahumma baarik sebagai doa, “semoga Allah memberkahimu”.
- تبرك (tabarruk): mencari berkah, misalnya dari waktu, tempat, atau orang shalih.
Selain itu, dalam Al-Qur’an dan hadis, barakah hadir dalam berbagai bentuk penggunaan, seperti:
- Barakah dalam makanan
- Barakah dalam keluarga
- Barakah dalam waktu dan umur
- Barakah sebagai sifat Allah: tabāraka
Selanjutnya, artikel nahwu.id akan membahas bagaimana barakah disebut dan dijelaskan dalam Al-Qur’an, hadis, dan doa-doa populer seperti Allahumma baarik … yang banyak diamalkan umat Islam.