Bina’ Mahmuz merupakan salah satu bentuk bina’ dalam ilmu shorof yang memiliki penamaan dan hukum yang cukup kompleks. Kerumitan ini muncul karena keberadaan huruf hamzah di dalamnya. Dalam beberapa kondisi, hamzah tetap tampak sebagai huruf asli, namun di kondisi lain dapat mengalami perubahan atau penghilangan.
Salah satu contoh fi’il mahmuz adalah أمُنَ atau أمِنَ (amuna/amina) yang berarti “jujur” atau “aman”. Dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Materi kali ini akan mengulas tentang bina’ mahmuz mulai dari pengertian, pembagian, hukum, tashrif, hingga contohnya. Selain itu, juga dibahas apakah bina’ mahmuz termasuk dalam kategori bina’ shahih atau tidak. Simak selengkapnya!
1. Pengertian Bina’ Mahmuz
Istilah bina’ mahmuz terdiri dari dua kata: bina’ dan mahmuz.
-
Bina’ berarti struktur atau bentuk bangunan dari suatu fi’il, yaitu susunan dan tata letak hurufnya.
-
Mahmuz (المَهْموز) berasal dari kata kerja hamaza (همَزَ), yang berarti “memasukkan hamzah”. Maka, mahmuz adalah fi’il yang salah satu huruf asalnya berupa hamzah.
Secara istilahi, bina’ mahmuz adalah kalimah (fi’il) yang salah satu huruf asal (fa’, ‘ain, atau lam) berupa huruf hamzah. Letak hamzah dalam kata ini memengaruhi penamaan dan pembagiannya.
2. Pembagian Bina’ Mahmuz
Berdasarkan posisi hamzah dalam wazan fi’il (ف – ع – ل), bina’ mahmuz terbagi menjadi tiga:
-
Mahmuz Fa’
Yaitu fi’il yang huruf pertama (fa’ fi’il)-nya berupa hamzah.
Contoh: أَخَذَ (mengambil) -
Mahmuz ‘Ain
Yaitu fi’il yang huruf tengahnya (‘ain fi’il) berupa hamzah.
Contoh: سَأَلَ (bertanya) -
Mahmuz Lam
Yaitu fi’il yang huruf terakhirnya (lam fi’il) berupa hamzah.
Contoh: قَرَأَ (membaca)
3. Hukum Bina’ Mahmuz
Apakah bina’ mahmuz termasuk bina’ shahih? Ulama berbeda pendapat. Hal ini dikarenakan:
-
Hamzah secara kaidah adalah huruf shahih, bukan illat.
-
Namun, dalam praktiknya, hamzah sering mengalami perubahan (i’lal) atau penghilangan (takhfif), sehingga tidak selalu tampak.
Kesimpulannya:
Jika dilihat dari keaslian hurufnya, maka bina’ mahmuz tergolong bina’ shahih. Namun jika terjadi penggabungan dengan unsur lain seperti mudha’af, mitsal, atau naqis, maka dihukumi sesuai dengan unsur dominan tersebut.
Contoh:
-
أدَّ → tergolong bina’ mudha’af karena ada penggandaan
-
وَأَدَ → tergolong bina’ mitsal karena awalnya huruf wawu
4. Tashrif Bina’ Mahmuz
Secara umum, tashrif bina’ mahmuz mengikuti pola bina’ shahih salim. Namun, pada kondisi tertentu bisa mengalami perubahan bentuk karena alasan i’lal atau takhfif.
Contoh tashrif untuk fi’il أمَلَ (bab I):
أمَلَ – يَأْمُلُ – أَمَلًا – آمِلٌ – مَأْمُولٌ – اُؤْمُلْ
Contoh tashrif fi’il سَأَلَ (mahmuz ‘ain dengan takhfif):
سَأَلَ – يَسْأَلُ – سُؤَالًا – سَائِلٌ – مَسْئُولٌ – اسْأَلْ / سَلْ
5. Contoh Bina’ Mahmuz
Berikut adalah contoh fi’il mahmuz berdasarkan letak hamzah-nya:
Mahmuz Fa’:
-
أَكَلَ (akala) – makan
-
أَدَبَ (adaba) – beradab
-
أَثِمَ (atsima) – berdosa
-
أَدَمَ (adama) – menyediakan lauk
Mahmuz ‘Ain:
-
بَأَسَ (ba’asa) – kuat/berani
-
بَئِسَ (ba’isa) – celaka/sengsara
-
مَأَنَ (ma’na) – mencukupi
Mahmuz Lam:
-
قَنِئَ (qani’a) – putus asa
-
مَرَأَ (mara’a) – sehat/bermanfaat
-
نَشَأَ (nasya’a) – tumbuh
6. Contoh dalam Bina’ Mahmuz Al-Qur’an
Beberapa contoh bina’ mahmuz dalam ayat-ayat Al-Qur’an:
سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ
(QS. Al-Ma’arij: 1) Artinya: Seseorang telah meminta kedatangan azab yang pasti terjadi.
إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
(QS. An-Naba’: 38) Artinya: Kecuali orang yang diberi izin oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan berkata benar.
وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
(QS. Al-Insyiqaq: 2 dan 5) Artinya: Dan langit patuh kepada Tuhannya, dan sudah sepatutnya ia patuh.
7. Kesimpulan
Bina’ Mahmuz adalah salah satu bentuk bina’ fi’il yang mengandung hamzah sebagai salah satu huruf asalnya. Ia memiliki karakteristik khusus dalam pembagian, hukum, dan proses tashrif. Keberadaan hamzah menjadikannya unik dan kadang menimbulkan persoalan i’rab atau tashrif tertentu.
Semoga penjelasan ini bermanfaat dan menambah pemahaman kita dalam ilmu shorof terkait bina’.
Wallāhu a’lam.