Taawudz sering disebut juga dengan kalimah isti’adzah. Yaitu bacaan sekaligus doa yang diucapkan ketika melihat, mendengar atau mengetahui hal-hal yang tidak disukai atau tidak diharapkan.
Antara ta’waudz dan istiadzah dalam bahasa Arab ini memiliki huruf asal yang sama, yaitu عَاذَ, fiil madhi bina’ ajwaf. Keduanya sama-sama isim mashdar, perbedaan terletak pada bentuk madhinya saja.
Contoh istiadzah dengan bacaan ta’awudz yang masyhur adalah audzubillah himinasyaitonirrajim artinya Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan yang terkutuk. Isti’adzah ini banyak kita lakukan sebelum membaca al Quran. Ta’awudz dan basmalah adalah dua hal yang saling berkaitan dan erat dalam kehidupan kita sebagai muslim.
Penggunaan kalimat taawudz memiliki banyak khasiat dan peruntukkannya. Khasiat dan manfaat ucapan ini tidak keluar dari arti isti’adzah itu sendiri, yaitu memohon perlindungan.
Perintah membaca bacaan Taawudz dalam al Quran adalah ‘Fastaidz billahi…’ ini terdapat dalam 4 surat yang berbeda, yaitu Surah Fushilat ayat 36, Ghafir ayat 56, an-Nahl ayat 98 dan surat al A’raf ayat 200.
Istiadzah
Makna istiadzah الاستعاذة dalam kalam Arab adalah meminta perlindungan dan berpindah kepadanya agar terhindar dari hal yang dibenci. Jika seseorang beristi’adzah kepada Allah dari godaan syaitan, maka artinya dia mencari perlindungan dan berpindah ke sisi-Nya (mengungsi) supaya selamat dari Syaithan.
Jadi isti’adazah adalah menggunakan lafadz ta’awudz, yaitu audzubillah artinya Aku berlindung kepada Allah. Selain itu, makna perlindungan juga bisa menggunakan maful mutlaq, ma’adzallah مَعَاذَ اللهِ atau ma’adzatallah مَعَاذَةَ اللهِ. Maadzallah dan maadzatallah artinya Aku berlindung pada Allah.
Susunan ma’adzallah ini sebagaimana tarkib Subhanallah yaitu dengan dibaca jar mashdarnya, kemudian lafadz Allah menjadi mudhaf ilaih terbaca majrur. Ma’adzallahi atau ma’adzatallahi.
Bacaan Taawudz dan Artinya
Taawudz artinya perlindungan. Arti taawudz ini diambil dari bahasa Arab ta’awwadza, تَعَوَّذَ yang maknanya mencari perlindungan atau pemeliharaan. Taawudz adalah ungkapan yang berisi doa memohon perlindungan atau pemeliharaan kepada Allah dari hal yang dibenci, tidak disukai atau tidak diharapkan.

Lafadz taawudz biasanya diucapkan dan sekaligus digunakan sebagai doa. Bacaan ta’awudz ini ada dua jenis, keduanya dalam tulisan Arab taawudz yaitu:
أعُوْذُ بِاللهِ
نَعُوْذُ بِاللهِ
Doa ta’awudz audzubillahi ini artinya Aku berlindung kepada Allah. Sementara naudzubillahi bermakna Kami berlindung kepada Allah. Kedua jenis kalimat taawudz ini digunakan untuk individu/diri sendiri (audzu) maupun bersama/jamaah (naudzu), namun praktinknya memohon perlindungan diri sendiri pun menggunakan lafadz naudzubillahi.
Ciri-ciri bacaan ta’awudz adalah menggunakan lafadz yang seakar dengan عَاذَ kemudian diikuti lafdzul jalalah atau yang semakna menggunakan bantuan huruf jar ba’. Lalu terakhir ada huruf jar min من atau huruf mashdariyah an انْ. Kalimah terakhir ini biasanya berisi sesuatu yang ingin dijauhi, dihindari atau tidak diharapkan.
Dasar Perintah Ta’awudz
Anjuran membaca ta’awudz terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain:
-
Al-A‘raf 199–200: Saat diganggu oleh setan, diperintahkan untuk berlindung kepada Allah.
-
Al-Mu’minun 96–98: Berlindung dari bisikan dan kehadiran setan.
-
Fussilat 36: Jika tergoda setan, mohon perlindungan Allah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Riwayat Hadis tentang Ta’awudz
Salah satu riwayat yang sering disebutkan terkait asal-usul bacaan ta’awudz adalah bahwa bacaan ini pertama kali diajarkan kepada Nabi Muhammad SAW oleh malaikat Jibril sebelum menyampaikan wahyu yang pertama kali, yaitu Surah Al-‘Alaq. Riwayat ini disebutkan dalam Tafsir Imam At-Thabari, yang menyatakan bahwa Jibril memerintahkan Rasulullah SAW untuk membaca ta’awudz sebagai bentuk perlindungan dari gangguan setan sebelum memulai membaca Al-Qur’an.
Namun, penting untuk dicatat bahwa sanad (rantai perawi) dari riwayat ini dinilai lemah (dha’if) oleh para ahli hadis, termasuk Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim.
Menurut beliau, meskipun makna riwayat ini sejalan dengan prinsip-prinsip umum dalam Islam mengenai pentingnya berlindung kepada Allah dari godaan setan, tetapi secara metodologis, hadis ini tidak dapat dijadikan sebagai dalil utama karena kelemahan dalam sanadnya.
Meskipun begitu, praktik membaca ta’awudz sebelum membaca Al-Qur’an tetap mendapat legitimasi yang kuat dari dalil-dalil lain, khususnya dari ayat Surah An-Nahl ayat 98, yang berbunyi:
“Apabila kamu membaca Al-Qur’an, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
Ayat ini menjadi dasar utama pensyariatan ta’awudz. Oleh karena itu, meskipun riwayat tentang Jibril yang mengajarkan ta’awudz kepada Nabi dianggap lemah, substansi ajaran tersebut tetap sah dan diamalkan secara luas berdasarkan ayat Al-Qur’an dan praktik para sahabat serta generasi tabi’in.
Makna dan Hikmah Ta’awudz
Menurut para mufasir seperti At-Thabari dan Ibnu Katsir, ta’awudz bermakna memohon perlindungan langsung kepada Allah, bukan kepada makhluk. Lafal “syayṭān” mencakup makhluk yang durhaka dari kalangan jin dan manusia. Sedangkan “ar-rajīm” berarti terkutuk atau tercampak karena perilaku tercela.
Manfaat Membaca Ta’awudz
-
Menolak gangguan setan saat membaca Al-Qur’an.
-
Menenangkan hati, terutama saat marah, seperti disebut dalam hadis Nabi SAW.
-
Menyucikan lisan sebelum membaca kalam Allah.
-
Bentuk pengakuan akan kelemahan manusia dan perlunya bantuan Allah dalam menghadapi musuh batin.
Waktu Membaca Ta’awudz
Mayoritas ulama berpendapat ta’awudz dibaca sebelum membaca Al-Qur’an. Namun ada yang menganjurkan juga membacanya setelah membaca surat, bahkan di awal shalat malam, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Hukum Membaca Ta’awudz
Sebagian besar ulama menyatakan bahwa bacaan ta’awudz hukumnya sunnah. Namun, ada yang berpendapat wajib, terutama bila mempertimbangkan perintah dalam ayat. Dalam praktiknya, ada fleksibilitas:
-
Boleh dibaca pelan (sir) atau keras (jahar), sesuai situasi dan kebiasaan.
-
Imam Syafi’i memperbolehkan kedua cara.
Macam Redaksi Dari Ta’awudz
Dari dasar yang sama, muncul aneka bentuk turunan atau ekspresi dari taawudz, sebagian diantaranya:
Audzubillah dan Artinya
Bacaan taawudz adalah Audzu Billahi, أعُوْذُ بِاللهِ artinya Saya berlindung kepada Allah. Lafadz ‘Billahi’ ini dapat diganti dengan asma-asma Allah yang terangkum dalam asma’ul husna atau lafadz yang memiliki arti Allah, seperti yang terdapat dalam al Qur’an:
- Audzu birabbinnas artinya Aku berlindung kepada Tuhan (pemelihara dan penguasa) manusia (Qs. an Nas ayat 1)
- Audzu birabbil falaq artinya Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh (Qs. al Falaq ayat 1)
- Wa audzubika rabbi artinya Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku (Qs. al Mu’minun ayat 98)
- Audzu birrahmani artinya Aku berlindung kepada Ar Rahman (Qs. Maryam ayat 18)
Perlindungan dari apa atau siapa? Berikut beberapa perkara yang dijauhi dengan meminta perlindungan dari-Nya
- Minassyaithani artinya terlindungi dari godaan syaitan
- Min syarril waswasi artinya perlindungan dari bisikan/kejaatan (syitan)
- Min syarrima khalaq artinya memohon perlindunga dari kejahatan mahluk
- Hamazatissyaithan artinya bisikan-bisikan setan
- An akuna Minal jahilin artinya terlindung dari menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil
- An asalaka ma laisa bih ilmun artinya terlindungi dari memhon kepada Engkau (Allah) dari sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya
Naudzubillah dan Artinya
Naudzubillah diucapkan saat mendengar, melihat, mengetahui atau merasakan hal-hal yang dianggap buruk, tidak diingini serta berharap agar dijauhkan dari si pengucapnya. Ini merupakan bagian dari taawudz.
Tulisan naudzubillah min dzalik dalam bahasa Arab dengan harakatnya adalah:
نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذَلِكَ
- Naudzu artinya Kami/Aku berlindung
- Billahi artinya Kepada/dengan Allah
- Min dzalik artinya dari hal-hal itu (perkara yang hendak dihindari)
Dzalika adalah isim isyarah, jadi artinya dzalik ini tergantung musyarah ilaihnya atau hal yang dimaksud/ditunjuk. Ini biasanya hadir dalam hati atau pikiran. Jadi naudzubillah min dzalik artinya Aku memohon perlindungan Allah dari hal itu.
Pada praktiknya penggunaan naudzubillah ini disertai beberapa kata seperti tsumma, huruf athaf dan kadang didahului bacaan istiqhfar, yaitu astaghfirullahal adzim. Berikut daftar pemakaian lafadz taawudz dan artinya yang sering dijumpai.
Naudzubillah tsumma Naudzubillah, نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذَلِكَ ثُمَّ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذَلِكَ artinya Aku berlindung kepada Allah, tsumma artinya kemudian atau selanjutnya. Penggunaan huruf athaf ini tidak berpengaruh pada makna, hanya memberikan penekanan terhadap tawudz.
Astaghfirullah adalah bacaan istighfar. Kalimat ini juga biasanya bersamaan dengan naudzubillah min dzalik. Sehingga bacaan taawudznya menjadi:
Astagfirullahaladzim naudzubillah min dzalik, اَسْتَغْفِرُ اللَّه نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ ذَلِكَ artinya Aku memohon ampunan dari Allah, Aku berlindung kepada-Nya dari hal buruk itu. Pemakaian ta’awudz yang didahului istighafar ini biasanya menunjukkan rasa heran atau kaget.
Penutup
Jadi, perbedaan bacaan ta’awudz naudzubillah dan audzubillah secara bahasa hanya terletak pada dhamir atau kata gantinya. Jika audzubillah artinya aku, saya, sementara naudzubillah artinya kami, kita memohon perlindungan Allah.
Demikian bacaan taawudz, audzubillah dan naudzubillah berikut artinya yang biasa dipergunakan masyarakat. Doa perlindungan ini menunjukkan kelemahan kita sebagai manusia, yang rentan terhadap segala hal sehingga membutuhkan perlindungan dari Allah Swt. Semoga ada manfaat. Wallahu a’lam bis shawab.