Kamu sering dengar kata istiqomah, tapi tahu nggak bagaimana tulisan arab istiqomah akar kata, dan makna istiqomah? yuk simak artikel bahasa arab di sini!
Kata istiqomah termasuk salah satu istilah yang sering kita dengar—baik dalam percakapan sehari-hari, nasihat agama, hingga tulisan-tulisan bertema syariat Islam. Dalam bahasa Arab, kata ini memiliki akar makna yang dalam dan luas, mencakup keteguhan, konsistensi, dan lurus dalam menjalani kebenaran.
Tak hanya digunakan dalam konteks ibadah atau akhlak, istilah istiqomah juga muncul dalam pembahasan nahwu, tafsir, bahkan dalam puisi Arab klasik. Tapi, sudahkah kita benar-benar memahami bentuk tulisannya dalam Arab, asal katanya, serta berbagai nuansa makna yang dikandungnya? Mari kita telusuri lebih jauh makna istiqomah dari sisi kebahasaan hingga pemakaiannya dalam syariat.
Asal Kata Istiqomah
berasal dari kata kerja استقامَ yang bermakna menegakkan diri, berdiri lurus, atau berjalan di atas garis yang lurus dan benar. Bentuk ini merupakan mashdar (kata benda verbal) dari fi’il استقامَ.
Dengan demikian, tulisan arab istiqomah yang benar adalah اِسْتِقَامَةٌ terdiri daru huruf:
-
اِ – alif kasrah → i
-
سْ – sīn sukun → s
-
تِ – tā’ kasrah → ti
-
قَ – qāf fatḥah → qā
-
ا – alif (mad untuk qā) → memanjangkan qā
-
مَ – mīm fatḥah → ma
-
ةٌ – tā’ marbūṭah dengan ḍammah dan tanwīn → tun
Sedangkan akar kata Istiqomah dari kata ini adalah: ق و م (qāf – wāw – mīm)
Akar kata ق و م sangat kaya dalam bahasa Arab, dengan makna dasarnya berkisar pada berdiri, tegak, bangkit, dan menetap. Banyak kata turunan dalam Al-Qur’an yang berpangkal dari akar ini, seperti qiyām (berdiri), maqām (tempat berdiri/kedudukan), qawām (penopang/penegak), dan termasuk istiqomah (konsistensi dalam kebenaran).
Dalam bahasa Arab, kata “istiqāmah” (الاستقامة) berasal dari akar kata ق و م, yang bermakna dasar berdiri tegak atau lurus. Dari akar ini lahir berbagai kata seperti قائم (yang berdiri), قيام (berdiri, bangkit), dan tentu saja استقام—yang menjadi akar makna dari istiqāmah.
Tashrif Kata Istiqomah
Kata استقام adalah bentuk fi‘l māḍī (kata kerja lampau) dari wazan استفعل. Bentuk dasarnya:
استقامَ يستقيم، اسْتَقِمْ، استقامةً، فهو مُسْتَقِيم
-
فعل ماضٍ: استقامَ – ia telah lurus / teguh
-
مضارع: يستقيمُ – ia sedang/akan lurus
-
أمر: استقِمْ – teguhlah! luruslah!
-
مصدر: استقامةً – kelurusan, keteguhan
-
اسم فاعل: مستقيم – yang lurus, teguh
Jadi, secara nahwu, istiqāmah adalah bentuk mashdar dari kata kerja استقام, yang menyiratkan proses atau keadaan seseorang yang terus berada dalam kelurusan dan keteguhan.
Makna Istiqāmah dalam Konteks Religi
🌿 Istiqāmah Bukan Sekadar Konsistensi
Dalam pemahaman Islam, istiqāmah mengandung makna teguh dalam jalan yang benar, bukan hanya gigih dalam berbuat. Orang yang terus-menerus melakukan sesuatu belum tentu istiqāmah, jika jalan yang ditempuh bukan jalan lurus (ṣirāṭ mustaqīm).
📖 QS. Fushshilat: 30
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: Tuhan kami adalah Allah, lalu mereka istiqāmah (berpegang teguh), maka para malaikat akan turun kepada mereka…”
Ayat ini menunjukkan bahwa istiqāmah adalah komitmen hati, ucapan, dan tindakan setelah pengakuan terhadap Allah. Istiqāmah adalah bukti keimanan yang terus menyala dalam perbuatan nyata.
🌱 Istiqāmah = Kejujuran yang Berkelanjutan
Dari hadis Rasulullah ﷺ:
“قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ”
“Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian istiqāmahlah.”
(HR. Muslim)
Hadis ini menjadikan istiqāmah sebagai manifestasi langsung dari iman. Iman yang tidak istiqāmah adalah iman yang hanya hidup di lisan, bukan yang berakar dalam jiwa dan amal.
Ciri Khas Istiqāmah dalam Bahasa Arab
1. Keterikatan dengan “ṣirāṭ” (jalan lurus)
Dalam surah Al-Fātiḥah:
“اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ”
“Tunjukilah kami jalan yang lurus.”
Kata المستقيم adalah isim fā‘il dari استقام – menggambarkan jalan yang terus lurus, tanpa bengkok, tanpa penyimpangan. Dalam balaghah Arab, pemakaian bentuk isim fā‘il ini menunjukkan kelaziman sifat, bukan sesaat.
2. Fi‘l Amr (kata kerja perintah) dari استقام:
“فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ” (QS. Hūd: 112)
“Maka istiqāmahlah engkau sebagaimana yang diperintahkan.”
Bentuk perintah ini menunjukkan bahwa istiqāmah adalah tugas aktif, bukan sekadar keadaan pasif. Ia memerlukan kesadaran, usaha, dan perjuangan berkelanjutan.
Istiqāmah dalam Kehidupan Sehari-hari
Aspek | Wujud Istiqāmah |
---|---|
Ibadah | Konsisten dalam salat, meskipun berat atau dalam keadaan lelah |
Lisan | Berkata jujur meski pahit, menghindari ghibah dan dusta |
Hati | Menjaga niat dari riya’, terus memperbaharui keikhlasan |
Amal Sosial | Terus berbuat baik walau tak dilihat manusia |
Etika | Bersikap santun dan sabar meski dalam tekanan |
Istiqāmah adalah kelurusan yang hidup. Ia bukan sekadar arah, tetapi kesadaran penuh untuk tetap tegak dalam jalan kebenaran, meski sulit dan penuh rintangan. Kata استقام memberi makna dinamis—bahwa kelurusan bukan sesuatu yang datang sekali jadi, tetapi diperjuangkan terus menerus.
Dalam bahasa Arab, konsep istiqāmah sangat kaya: dari morfologi kata, susunan gramatikal, hingga simbolisme spiritual. Maka, istiqāmah bukan hanya apa yang kita lakukan, tapi bagaimana kita bertahan di jalur yang lurus itu.