Amalan-Amalan Sunnah Di Bulan Ramadhan

Dalam berpusa, amalan sunnah di bulan ramadhan perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan nilai dan kualitas puasa seseorang atau shoim. Kesunahan dalam puasa ini cakupannya umum, artinya tidak hanya sunnah di bulan ramadhan saja, namun amalan sunnah ini bisa diterapkan dalam setiap puasa.

Kesunahan dalam puasa adalah serangkaian perbuatan atau amalan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW yang dapat menambah kesempurnaan ibadah puasa. Melakukan kesunahan puasa bisa membawa berkah dan pahala bagi seorang muslim yang menjalankannya dengan sungguh-sungguh.

18 Amalan Sunnah di Bulan Ramadhan

Dalam konteks sunah puasa, berikut yang sebaiknya dilakukan dan yang dihindari dalam puasa (do and don’t). Kesunnahan di bulan Ramadhan antara lain:

  1. Berdoa saat menjelang masuknya bulan ramadhan
  2. Mandi bagi yang hadas besar sebelum fajar
  3. Bersahur dan mengakhirkan waktu sahur
  4. Segera berbuka
  5. Berbuka dengan kurma
  6. Berdoa sewaktu berbuka puasa
  7. Tidak bersiwak setelah zawalus syamsi
  8. Menahan dari perbuatan yang merusak pahala
  9. Menjauhi sesuatu yang membangkitkan syahwat/libido
  10. Tadarus al-qur’an.
  11. Ta’jil/memberi makanan untuk berbuka kepada orang lain.
  12. Bersedekah
  13. Tidak mencicipi makanan
  14. Hindari mengunyah
  15. Tidak berbekam
  16. Melakukan i’tikaf
  17. Sholat tarawih
  18. Sholat witir

Kesunnahan dalam puasa ini kami rangkum dari berbagai kitab klasik. 18 amalan sunnah di bulan ramadhan ini bisa lebih dari yang disebutkan.

Berdoa saat menjelang masuknya bulan Ramadhan.

Salah satu amalan-amalan sunnah di bulan ramadhan adalah berdoa saat menjelang masuknya bulan Ramadan. Doa tersebut baerbunyi: Allahumma sallimni liramadhana wa sallim ramadhanli wa sallimhu minnii mutaqabalan.

Doa masuk bulan Ramadhan bertujuan untuk memohon agar Allah memberikan kemampuan kepada kita untuk menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dan agar puasa yang kita lakukan diterima Allah sebagai amal ibadah yang baik.

Doa awal Ramdhan ini mengandung permohonan agar kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya selama bulan Ramadan, serta mendapat rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Kita juga memohon agar Ramadan menjadi kesempatan bagi kita untuk memperbanyak amal ibadah dan meraih kebaikan yang besar.

Mandi bagi Yang Hadas Besar.

Amalan sunnah di bulan ramadhan adalah mandi dari hadas besar sebelum fajar bagi orang yang sedang dalam keadaan junub. Hadas besar terjadi setelah melakukan hubungan suami istri, keluarnya mani, menstruasi, dan nifas. Dalam Islam, mandi junub (mandi besar) diperintahkan sebelum melakukan ibadah seperti shalat, puasa, dan lain-lain.

Mandi junub sebelum fajar ini merupakan sunnah yang dianjurkan bagi orang yang berpuasa. Letak kesunahannya terletak pada ‘sebelum fajar’, bukan mandinya. Hukum mandi dari hadas besar tetap wajib.

Hal ini bertujuan agar seseorang dapat menjalankan ibadah puasa dalam keadaan suci dan terhindar dari masuknya air ke dalam tubuh jikalau mandi di siang hari. Selain itu, mandi junub juga memiliki manfaat kesehatan dan kebersihan yang sangat penting untuk menjaga kebersihan tubuh dan jiwa. Cara mandi wajib ramadahan sama dengan di luar ramadhan, termasuk niat mandi wajib puasa ramadhan.

Bersahur dan mengakhirkan waktu sahur

sunnah puasa yang ketiga dari amalan sunnah di bulan ramadhan adalah melaksanakan makan sahur dan mengakhirkannya sebelum fajar. Ini dilakukan untuk memperkuat tubuh dan menjaga stamina selama berpuasa, serta untuk mendapatkan berkah dari Allah SWT.

“Tasahharu fainna fisahuri barakah” Hadis yang disebutkan juga menunjukkan pentingnya sahur dalam melaksanakan puasa, sehingga disarankan untuk tidak melewatkan sahur jika memungkinkan. Namun, jika seseorang ragu-ragu apakah fajar telah keluar, maka lebih baik untuk tidak sahur agar tidak membatalkan puasanya.

Segera berbuka

Di antara sunah puasa adalah menyegerakan berbuka, sebagaimana dalam Hadits:

ﻻَ ﻳَﺰَﺍﻝُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ ﻣَﺎ ﻋَﺠَّﻠُﻮﺍ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮَ

Dalam hadis yang disebutkan di artikel, Rasulullah SAW mengatakan bahwa manusia senantiasa melakukan kebaikan selama mereka segera berbuka puasa. Hal ini menunjukkan pentingnya menyegerakan berbuka puasa karena dapat membantu seseorang untuk melakukan kebaikan dan mendapat pahala di sisi Allah SWT.

Berbuka dengan Kurma

Dalam suatu keterangaan hadis, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk berbuka puasa dengan menggunakan kurma. Sehingga buah kurma adalah salah satu buah yang dimakan sebagai amalan sunnah di bulan ramadhan.

Kurma merupakan makanan yang dianjurkan dalam Islam karena memiliki kandungan gizi yang baik dan bisa membantu mengembalikan energi setelah berpuasa. Jika tidak ada kurma, salah satu sunah puasa yaitu berbuka dengan makanan yang manis.

Namun, jika tidak ada kurma, maka boleh menggunakan air sebagai pengganti. Air merupakan sumber kehidupan yang penting dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu, berbuka puasa dengan air juga dianjurkan dalam Islam.

Berdoa buka puasa

Doa buka puasa adalah doa yang dilakukan setelah berbuka puasa untuk memohon rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Doa ini juga bisa menjadi sarana untuk mengungkapkan rasa syukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT.

Doa buka puasa memiliki berbagai macam variasi dan tidak hanya satu. Namun, salah satu contoh doa buka puasa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah sebagai berikut: Allahumma laka shumna, wa’ala rizqika aftharna, fataqabbal minna innaka antas sami’ul alim.

Dalam doa ini, kita mengakui bahwa segala sesuatu yang kita lakukan selama bulan puasa dan saat berbuka puasa hanya bisa terjadi dengan izin dan rahmat dari Allah SWT. Kita juga memohon kepada Allah SWT agar menerima ibadah puasa kita dan menerima doa-doa kita yang lain.

Tidak bersiwak setelah zawalus syamsi

Amalan sunnah di bulan ramadhan adalah menghindari siwakan setelah Zawalussyamsi. Arti zawalus syamsi adalah waktu matahari tergelincir atau condong ke barat dari titik tengahnya di atas kepala).

Tidak bersiwakan di waktu tersebut untuk menghindari masuknya serpihan kayu siwak ke dalam perut, yang dapat membatalkan puasa. Namun, jika seseorang tetap bersiwak setelah zawalul syamsi, puasanya tetap sah selama tidak ada benda yang masuk ke dalam perut.

Menahan dari perbuatan yang merusak pahala.

Menjaga diri dengan menghindar dari perbuatan yang dapat membatalkan keutamaan puasa dan mengurangi pahala nya, seperti ghibbah dan berbohong. Ini merupakan amalan sunnah di bulan ramadhan.

Meskipun ghibbah dan berbohong tidak membatalkan puasa, namun hal tersebut dapat membatalkan keutamaan puasa dan mengurangi pahalanya. Oleh karena itu, Sha’im harus benar-benar menjaga lisannya dan berusaha untuk tidak melakukan perbuatan dusta serta perbuatan lain yang dapat merusak keutamaan dan pahala puasa. Nabi bersabda:

ﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﺪَﻉْ ﻗَﻮْﻝَ ﺍﻟﺰُّﻭْﺭِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻤَﻞَ ﺑِﻪِ, ﻓَﻠَﻴْﺲَ ِﻟﻠَّﻪِ ﺣَﺎﺟَﺔٌ ﻓِﻲ ﺃَﻥْ ﻳَﺪَﻉَ ﻃَﻌَﺎﻣَﻪُ ﻭَﺷَﺮَﺍﺑَﻪُ

Menjauhi sesuatu yang membangkitkan syahwat/libido.

Perbuatan yang dapat membangkitkan syahwat seperti berciuman di bulan puasa dengan istri, melihat atau menyaksikan lawan jenis secara berlebihan dll. Perbuatan semacam ini -besar dugaan- dapat meningkatkan sahwat.

Tadarus Al-Qur’an.

Amalan sunnah di bulan ramadhan yaitu membaca Al-Quran atau tadarus merupakan salah satu kesunahan dalam berpuasa, terutama di malam hari. Selain dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan, tadarus Quran juga dapat memberikan ketenangan jiwa dan kebahagiaan dalam diri seseorang.

Namun, sebaiknya kita memperhatikan lingkungan sekitar saat melakukan tadarus. Penggunaan pengeras suara yang terlalu keras dapat mengganggu orang lain yang sedang beraktivitas di sekitar kita. Kita harus menghargai hak-hak orang lain dan menghindari tindakan yang dapat mengganggu mereka.

Oleh karena itu, sebaiknya kita membaca Al-Quran dengan suara pelan dan tenang saat berpuasa, terutama di malam hari. Hal ini juga sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan untuk saling menghormati dan menjaga keamanan serta kenyamanan orang lain.

Ta’jil/memberi makanan berbuka

Memberi makanan pada orang lain untuk berbuka puasa atau ta’jil adalah salah satu sunnah dalam puasa. Dalam Islam, memberi makanan kepada orang yang berpuasa dianggap sebagai amal yang sangat mulia dan dianjurkan.

Nabi dalam hadisnya, Beliau menyatakan bahwa pahala yang diperoleh oleh orang yang memberi makanan berbuka puasa sama besar dengan pahala orang yang berpuasa itu sendiri, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut. Oleh karena itu, memberi makanan pada orang lain untuk berbuka puasa adalah amal yang sangat dianjurkan bagi umat Islam.

Bersedekah

Memberikan sedekah pada bulan Ramadan adalah suatu sunnah sebagai amalan yang dianjurkan saat berpuasa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keberkahan dan kebaikan pada bulan suci tersebut. Adapun sedekah sebaiknya diberikan kepada lingkungan sekitar kita, seperti kepada keluarga, kerabat, atau tetangga.

Tidak mencicipi makanan

Hindari mencicipi makanan saat memasak atau saat memberi makan orang lain. Hal tersebut adalah salah satu sunah dalam puasa.

Meskipun mencicipi makanan tidak membatalkasn puasa. Menghindari cicip makanan akan berpotensi masuk ke tenggorokan atau perut secara tidak sengaja sehingga membatalkan puasa.

Hindari mengunyah

Hindari mengunyah sesuatu atau melakukan aktivitas mulut selama berpuasa, hal ini dapat memicu produksi air liur yang berlebihan.

Jika air liur tersebut tertelan dengan sengaja – menurut salah satu pendapat ahli fiqih- maka puasa bisa batal. Oleh karena itu, sebaiknya dihindari mengunyah atau mengonsumsi sesuatu selama berpuasa, kecuali jika benar-benar diperlukan untuk kesehatan.

Tidak berbekam.

Bekam atau canthuk adalah suatu jenis pengobatan tradisional yang melibatkan penyedotan darah dengan alat khusus pada bagian tubuh tertentu. Meskipun dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, namun melakukan bekam selama puasa dapat melemahkan fisik seseorang yang berpuasa.

Oleh karena itu, menurut beberapa ulama, melakukan bekam saat berpuasa sebaiknya dihindari, kecuali jika terdapat keadaan darurat atau untuk pengobatan yang memang sangat dibutuhkan.

Melakukan i’tikaf.

Sebaiknya melakukan i’tikaf selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam ganjil (malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29) karena dianggap sebagai waktu terjadinya malam Lailatul Qadr (malam keberkahan).

I’tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid. Itikaf yang diisi ibadah dapat mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan spiritualitas selama bulan suci Ramadan. Praktik i’tikaf didasarkan pada Sunnah Nabi Muhammad SAW yang selalu melakukan i’tikaf selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan setiap tahunnya.

Sholat Tarawih

Sholat Tarawih adalah sholat sunnah malam hari di bulan Ramdahan dengan cara dua rakaat satu salam. Kesunahan tarawih dilakukan dengan berjamaah, membaca doa Tarawih dan tidak tergesa-gesa.

Salat Tarwih ini menjadi salah satu amalan sunnah di bulan ramadhan yang kemudian ditutup dengan sholat Witir.

Sholat Witir

Sebagaimana tarawih, sholat witir hukumnya sunah. Di Bulan Ramadhan, Tarawih dan witir seakan menjadi satu kesatuan amalan sunnah di bulan ramadhan terkait sholat.

Sholat witir adalah sholat sunnah yang memiliki bilangan rakaat ganjil, karena witir artinya ganjil. Biasanya setelah sholat witir, para muslimin membaca doa witir dan dillanjutkan niat puasa wajib di bulan ramadhan dengan bersama-sama.

Itu lah beberapa sunnah di bulan ramadhan yang bisa menjadi amalan. Penting untuk dicatat, sunah adalah sebaiknya dilaksanakan namun tidak berdosa jika ditinggalkan. Seperti pengertian sunah tersebut, hendaknya kita tetap memprioritaskan kewajiban dalam puasa terlebih dahulu.

Kesimpulan

Amalan-amalan sunnah di bulan Ramadhan adalah perbuatan yang sebaiknya dilakukan atau dihindari dalam puasa di bulan suci. Karena sifatnya sunnah, maka amalan-amalan ini menjadi nilai lebih dalam meningkatkan kualitas shaum.

Menjalankan sunnah puasa tidak hanya akan meningkatkan nilai ibadah puasa kita, tetapi juga membawa manfaat spiritual yang besar bagi diri kita. Oleh karena itu, mari kita upayakan untuk selalu mengamalkan sunnah puasa sebanyak mungkin dalam bulan Ramadan dan di luar bulan Ramadan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.