Kajian Surat At Tin Ayat 4 Lengkap

Menarik rasanya mengkaji surat at Tin ayat 4 beserta artinya ini. Ayat ke-4 dalam surah ini dimulai dengan kata ‘laqod’ yang secara Nahwu memiliki dua taukid; huruf lam dan qod. Penumpukkan taukid ini tentu ada peruntukkannya.

Selaras dengan itu, Surat at Tin ayat 4 adalah ayat yang jatuh setelah sumpahnya Allah. Tidak tanggung-tanggung, Allah bersumpah atas 4 perkara dalam tiga ayat sebelumnya, yaitu ayat at tin ayat 1: wattini wazzaitu, ayat kedua waturisinin dan ayat ketiga atas nama baladil amin.

Secara logika sederhana saja, jika Kamu bersumpah, kemudian setelah sumpah tersebut kamu membicarakan suatu hal, maka tentu sesuatu yang Kamu bicarakan adalah sesuatu yang sungguh-sungguh atau penting. Kiranya ini gambaran umum tentang surat at-Tin ayat 4 dan seterusnya.

Qs at Tin Ayat 4 Arab dan Artinya

surat at tin ayat 4 latin dan artinya
Surat at tin ayat 4 latin dan artinya

Teks at-Tin ayat 4 Arab dan artinya dalam mushaf al Quran adalah:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Laqad khalaqnal insana fi ahsani taqwim. Kemenag RI memberikan arti Surat at Tin ayat 4 ini dengan: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Qs 95/4).

Ayat ke-4 ini membicarakan keistimewaan penciptaan manusia. Manusia adalah mahluk yang memiliki segala piranti yang baik, mumpuni, pas dan ideal sebagai hamba sekaligus khalifah Allah di bumi. Kandungan ini dapat kamu simak dalam kajian surat at Tin ayat 4 beserta artinya berikut:

Tafsir Surat At-Tin Ayat 4

Tafsir at Tin ayat empat ini dijelaskan secara bertahap. Penjelasan diambil dari sudut bahasa yang kemudian menukil beberapa pendapat pakar tafsir al Quran yang sudah masyhur.

Dalam penafsirannya, kata perkata akan dirangkai sehingga menjadi satu kesatuan ayat penuh. Tentu, tafsir Quran surat at-Tin ayat 4 tidak berdiri sendiri. Penafsiran, oleh mufassir, juga mempertimbangkan penggunaan kata dan konteks dari ayat dan surat-surat yang berbeda, khususnya dalam al Quran.

Tafsir Khalaqna

Tafsir surat at-Tin ayat 4 kata Khalaqna. خَلَقْنَا artinya Kami telah menciptakan. Secara bahasa ini merupakan susunan fi’il dengan fa’il. tepatnya fi’il madhi dengan fa’ilnya berupa isim dhomir muttashil mahal rofa’.

Dalam ayat tersebut, penggunaan kata ganti (dhomir) jamak “Kami” menjadi fa’il atau pelaku. Dalam konteks ini, pelaku yang menciptakan. Atau pencipta.

Rujuk pelaku bisa tunggal bisa juga bisa jamak. Jika diarakah ke tunggal, ‘Kami’ yang menggunakan makna ‘aku’ ini dalam Nahwu biasa disebut li ta’dhimi nafsih (menagungkan diri sendiri). Ini bisa dan biasa digunakan Allah dalam berbagai ayat-ayatnya.

Pelaku tunggal itu merujuk kepada Allah. Bahwa Dia lah hakikat Pencipta tunggal yang memiliki kekuasaan absolut dan mempunyai kendali penuh atas segala sesuatu.

Ketika Allah berfirman bahwa Dia menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, itu menunjukkan keagungan dan keindahan penciptaan-Nya. Penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya juga mencakup keunikan setiap individu dan perbedaan-perbedaan yang ada di antara manusia.

Jika diarahkan pelaku jamak, berarti ada keterlibatan selain Allah. Hal ini pun bisa dipahami. Memang benar bahwa ibu bapak memiliki peran penting dalam penciptaan manusia dari segi biologi dan genetik.

Namun, hakikatnya, mereka dianggap sebagai perantara yang digunakan Allah untuk menciptakan manusia. Oleh karena itu, dalam menjalankan peran sebagai orang tua, mereka diharapkan untuk bertindak sebaik mungkin dalam membentuk dan mengarahkan kehidupan anak-anak mereka.

Tafsir al Insan

Tafsir surat at-Tin ayat 4 kata al insan. الْإِنْسَانَ terdiri dari dua kalimah; ‘Al’ dan ‘insan’. Mayoritas mufassir, memberi makna kata tersebut dengan manusia dengan cakupan yang tidak terbatas. Maksudnya adalah semua jenis manusia. Ini dikuatkan dengan huruf Al yang menyertainya.

Dalam Nahwu, al ini disebut istighroqul jinsy artinya al yang mencakup semua jenis. Sementara dampak al jinsiyah ini, dalam ilmu ushul fiqh memiliki cakupan ‘aam’ atau umum dimana semua jenis manusia masuk dalam kata al insan ini.

Berdasarkan keterangan ini, jika al insan disandarkan kepada khalaqna maka memiliki penafisaran bahwa yang diciptakan adalah segala jenis manusia mencakup siapa saja, baik yang beriman atau yang tidak beriman.

Tafsir fi Ahsani Taqwim

Tafsir surat at Tin ayat 4 Lafazh تَقْوِيمٍ. Taqwiim dari sudut bahasa merupakan hasil tashrif istilahi dari qawwama, yuqowwimu, taqwiiman:

قوَّمَ – يُقوِّم – تَقْوِيْمًا

Dalam Kamus lughat arabiyyah memiliki makna سوَّاه وعَدَّلهُ yang arti harfiahnya menjadikannya lurus dan adil. Begitu makna harfiahnya.

Namun dalam konteks penciptaan, taqwim, oleh Prof. Quraish Shihab dimaknai dengan menjadikan sesuatu memiliki fungsi yang pas. Sementara itu, megutip pendapat Mufassir; Ar Raghib al Ashfahani, penggunaan taqwim adalah isyarat akan keistimewaan manusia dalam beberapa aspeknya.

Pada diri manusia dibekali akal, pemahaman dan bentuk fisik yang tegak dan lurus. Sehingga dengan bekal tersebut, manusia dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya.

Tafsir Laqod Khalaqnal Insana Fi Ahsani Taqwim

Berangkat dari semua penjelasan dan pemaknaan terhadap satuan kata dalam Surat At Tin ayat 4 ini, maka bisa disimpulkan ayat tersebut berbunyi seolah-olah berbunyi:

Melalui orang tua, Allah menciptakan semua jenis manusia dalam bentuk yang paling pas untuk melaksanakan fungsi-fungsinya sebagai mahluk (yang dicipatakan).

Artinya semua yang ada dalam diri manusia adalah perangkat-perangkat yang paling pas dan ideal hasil pemberian Allah. Nilai ‘pas’ yang ada pada unsur manusia tentu tidak lah sama dengan nilai ‘pas’ pada mahluk lainnya, seperti binatang, tumbuhan, bahkan malaikat. Sehingga tafsir At tin ayat 4 ini lah yang kemudian disebut ‘sebaik-baik bentuk’ yang mencakup ciptaan fisik dan psikisnya.

Kandungan Surat At Tin Ayat 4

Dari penjelasan tafsir di atas, at-Tin ayat 4 setidaknya mengandung dua hal:

  1. Pencipta manusia
  2. Bentuk kesempurnaan manusia

Surat at tin ayat 4 menjelaskan tentang siapa yang menciptakan manusia? Tentu Allah secara hakikat. Namun dari aspek sunnatullah, orang tua berperan sebagai perantara terciptanya manusia.

Kemudian, surat at Tin ayat 4 menerangkan tentang sebaik-baik bentuk manusia. Artinya Allah dalam menciptakan manusia, Dia memberikan ukuran dan perangkat yang pas dan ideal bagi manusia dalam menjalankan fungsinya sebagai hamba dan khalifah di bumi.

Jadi, surat at Tin ayat 4 mengandung makna tentang penciptaan manusia dalam bentuk yang paling pas dan ideal. Manusia diberikan kesempurnaan fisik, akal, akal budi, pemahaman juga psikis (jiwa) dalam rangka menunjangnya memenuhi tugas dan tanggungjawabnya sebagai manusia.

Hikmah Dari Surat At-Tin Ayat Ke 4

Dengan memahami uraian sebelumnya, manusia dapat mengambil beberapa hikmah dari surt at Tin ayat 4. Hikmah dari surat At-Tin ayat ke 4 adalah segala unsur ada dan dimiliki oleh manusia merupakan bekal dari Allah.

Bekal berupa tubuh dan jiwa yang diberikan Allah adalah bekal sempurna untuk mempergunakannya sesuai peruntukan diciptakannya. Manusia diciptakan untuk beribadah kepada-Nya dalam bingkai bahwa manusia adalah khalifah.

Jadi, hikmah dari Surat at-Tin Ayat Ke 4 yaitu mempergunakan keistimewaan kita sebagai manusia untuk beribadah kepada Allah sekaligus menjaga kebaikan bumi yang merupakan tempat dimana kita adalah khalifah di bumi.

Kesimpulan

Ada beberapa hal dalam kajian surat at tin ayat 4 beserta artinya ini. Kajian tersebut tentang bacaan Quran surah at Tin ayat 4 meliputi bunyi surat, teks Arab, latin dan arti dari Qs Attin.

Selanjutnya kajian surat at tin ayat 4 juga telah membahas tafsir, kandungan dan hikmah dari surat yang diawali dengan sumpah-sumpah Allah. Pada inti kajian menyebutkan bahwa Allah lah yang menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk yang mana penciptaanya itu menunjukkan bahwa Dia Maha Pencipta lagi Maha Sempurna.