Ayat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban memiliki keindahan, keunikan, dan makna yang mendalam. Baik dari segi susunan, arti, maupun penafsiran. Satu ayat yang diulang 31 kali dalam surah ar-Rahman ini menyimpan kekayaan bahasa, makna dan pesan yang menohok.
Kesempatan ini Nahwu.id mencoba menguraikan secara runut ayat fabiayyi ala-i rabbikuma tukazziban, baik dari tulisan, artinya, tafsir dan maksud pengulangan ayat tersebut. Bismillah.
Tulisan Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban
Dalam teks al Quran, ayat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban Arab tertulis:
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Bunyi dan tulisan Arab ini sama persis di semua ayat yang terdapat dalam surah ar-Rahman.
Arti Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban
Terkait arti, setidaknya ada dua opsi pilihan pengartian dari ayat ini. Seperti halnya tafsir, pengartian ayat tidak bisa mengklaim versi ini atau itu yang benar, karena penterjemahan pun bagian dari tafsir itu sendiri.
Arti fabiayyi ala irobbikuma tukadziban yang pertama adalah Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Sementara versi yang kedua
Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban artinya Maka nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua ingkari?
Anda tinggal pilih, karena kedua arti tersebut memiliki substansi yang sama. Hanya diksi atau pilihan kata yang berbeda.
Sementar arti fabiayyi ala irobbikuma tukadziban dalam bahasa Inggris adalah: Then which of the favours of your Lord will ye deny?
Tafsir Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban
Setelah mengetahui ayat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban artinya dalam beberapa piliha, maka terkait tafsir pun demikian.
Tafsir fabiayyi ala irobbikuma tukadziban menurut versi Kemenag, Tantangan Allah kepada manusia dan jin untuk mengakui nikmat-nikmat-Nya yang telah diterima, namun mereka justru mendustakannya.
Pendustaan ini adalah kekafiran karena menyembah tuhan-tuhan lain. Bukti kekafiran terlihat dalam peribadatan mereka, seharusnya disyukuri dengan menyembah Allah sebagai pemberi nikmat.
Maksud Pengulangan Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban
Ayat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban diulang sebanyak sampai 31 kali dalam surah ar-Rahman dengan teks yang sama persis ini untuk memperkuat pemahaman tentang nikmat dan sebagai peringatan.
Allah menyebut satu per satu nikmat tersebut, memisahkannya dengan ayat ini, di sisi lain menyebutkan lagi kenikmatan kemudian diselingi ayat ini lagi.
Indikasi kuat, dengan pengulangan seperti itu mengisyaratkan tantangan, peringatan dan penguatan kesadaran akan sumber segala nikmat adalah Allah yang tentu tidak semestinya didustakan.
Selain itu, meskipun diulang-ulang, Ayat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban tetap menarik dan tidak membosankan saat dibaca atau didengar. Bayangkan jika seseorang berbicara kepada Anda dengan kata-kata yang sama diulang 31 kali, tentunya akan terasa monoton dan membosankan.
Anda tidak akan pernah bosan membaca atau mendengar ayat al Quran yang diulang, meski berkali-kali, bahkan akan semakin indah dan ‘membius’. Hal ini menunjukkan bukti kemukjizatan Quran dalam aspek kebahasaan.
Mengutip Tafsir al Misbah, terdapat empat uraian yang mengandung pengulangan ayat sebanyak 31 kali dalam satu surah. Setiap uraian diselingi dengan fa biayyi alai rabbikuma tukazziban yang menguatkan pesan yang ingin disampaikan. Berikut adalah ringkasan dari setiap uraian:
Uraian pertama
Berbicara tentang keajaiban ciptaan Allah yang terhampar di bumi dan langit, serta mencakup penciptaan dan kebangkitan.
Di sini, ada 8 kali pertanyaan retoris “ fabiayyi ala irobbikuma tukadziban ” (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?).
Pertanyaan ini menekankan pada kebenaran dan nyata-nya nikmat-nikmat yang Allah berikan, serta menggugah kesadaran manusia dan jin tentang betapa besar karunia-Nya.
Uraian kedua
Menggambarkan siksa neraka dan kengeriannya. Dalam uraian ini, ada 7 kali pengulangan ayat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban.
Pertanyaan yang tidak butuh jawaban ini mengarahkan perhatian pada orang-orang kafir yang tidak menghiraukan ancaman siksa neraka, dan menegaskan kebenaran dan kengeriannya sebagai peringatan bagi mereka.
Uraian ketiga
Berkaitan dengan penghuni surga dan kenikmatannya. Ada 8 kali pengulangan fabiayyi ala irobbikuma tukadziban.
Pertanyaan ini menyoroti betapa luar biasa dan nikmatnya surga yang Allah sediakan bagi orang-orang beriman, sebagai cara untuk memotivasi orang untuk selalu berbuat kebaikan.
Uraian keempat
Menggambarkan dua surga yang berbeda dengan surga yang disebutkan pada uraian ketiga. Di sini juga terdapat 8 kali pengulangan ayat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban
Baca Juga: Surat al Waqiah ayat 35-38
Istifham taqriri ini menekankan bahwa nikmat-nikmat dari Allah tidak terhingga, dan surga-surga yang Dia ciptakan memiliki keindahan dan kenikmatan yang luar biasa.
Retorika Ayat Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban
Ayat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban merupakan istifham, pertanyaan atau interogatif. Kalimat ini dalam bahasa Arab dikenal dengan Istifham. Namun tidak setiap pertanyaan butuh jawaban, ini jenis Istifham Taqriri.
fabiayyi ala irobbikuma tukadziban merupakan pertanyaan retoris dari Allah kepada manusia dan jin. Pertanyaan-pertanyaan retoris ini bertujuan untuk menegaskan kebenaran nikmat-nikmat Allah dan menyadarkan manusia dan jin akan kebesaran-Nya.
Allah mengajukan pertanyaan secara implisit untuk menggugah kesadaran tentang keberadaan nikmat-Nya yang begitu nyata dan jelas.
Dengan retorika ini, Allah ingin mengingatkan manusia dan jin agar tidak mengabaikan atau mengingkari nikmat-Nya yang begitu melimpah.
Jawaban atas pertanyaan retoris ini sebenarnya sudah terdapat dalam pertanyaan itu sendiri, karena nyata bahwa nikmat-nikmat yang Allah berikan memang nyata dan tidak bisa dipungkiri.
Dengan menggunakan bentuk pertanyaan retoris, ayat ini menyampaikan pesan dengan cara yang kuat dan menggugah pemikiran bagi para penerimanya.
Tujuannya istifham dalam ayat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban adalah untuk meningkatkan kesadaran dan ketundukan manusia dan jin kepada Allah sebagai pencipta dan pemberi nikmat. Selain itu, ayat ini juga mengingatkan kita akan adanya hari kebangkitan dan pertanggungjawaban atas perbuatan kita di dunia
Jawaban Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban
Menurut hadis, ketika mendengar ayat ini dibaca dianjurkan menjawab dengan
وَلَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ فَلَكَ الْحَمْدُ
Wala bisyai’in min ni’amika Robbana nukadzibu falalakal hamdu, artinya: Tak ada satupun dari nikmat-nikmat-Mu yang kami dustakan Wahai Tuhan kami, Segala Pujian hanya milik-Mu.
Atau dengan jawab dengan redaksi berikut:
لَا شَيْءَ مِنْ آلَائِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ فَلَكَ الْحَمْدُ
Artinya: Tak ada satupun dari nikmat-nikmat-Mu yang kami dustakan Wahai Tuhan kami, Segala Pujian hanya milik-Mu.
Dua jawaban ayat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban adalah ucapan golongan Jin saat mendengar Nabi membaca ayat tersebut. Dan jawaban ini dipuji oleh Beliau.
Kedua redaksi jawaban itu senada. Keduanya berbeda diksi saja, yang satu menggunakan “ni’amika” lainnya memakai “alaai”. Keduanya memiliki makna aneka kenikmatan. Wallahu a’lam.