Pengertian, Bacaan dan Tata Cara Sholat Id

Shalat Id merupakan ibadah yang dilakukan pada hari raya dalam agama Islam. Sehingga kita perlu mengetahui tata cara sholat Id dan bacaan di dalamnya.

Terdapat dua jenis Shalat Id, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, sehingga sering disebut sebagai “Iedain” (dua Id). Meskipun keduanya merupakan Shalat Id yang memiliki makna dan tujuan yang sama, terdapat perbedaan dalam waktu pelaksanaannya yang bergantung pada bulan yang berkaitan.

Dalam artikel ini, akan dibahas pengertian dan tata cara pelaksanaan Shalat Id sesuai dengan tuntunan yang dianjurkan. Mari kita simak dengan seksama agar kita dapat melaksanakan Sholat Id dengan sempurna.

Pengertian Sholat Id

Sholat Id atau sholat Ied adalah sholat dua rakaat yang dilaksanakan pada hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha dengan waktu masuk mulai dari saat matahari naik setinggi sekitar satu tombak hingga (batas akhir) tergelincirnya matahari (zawal as syamsy).

Sholat Id memiliki beberapa perbedaan dengan sholat-sholat lainnya dalam hal pelaksanaan, seperti takbir yang lebih banyak pada rakaat pertama (tujuh takbir) dan rakaat kedua (lima takbir), serta membaca surat-surat tertentu setelah Al-Fatihah. Setelah sholat Id, sunah dilanjutkan dengan khutbah.

Hukum Sholat Id

Sholat Id, yang meliputi Idul Fitri dan Idul Adha, merupakan sunnah muakkad. Terdapat perbedaan pendapat mengenai statusnya, ada yang menganggapnya sebagai fardlu kifayah. Beberapa pandangan memandang sholat Id sebagai bagian dari syiar Islam, sehingga ketiadaan pelaksanaannya di suatu daerah akan membebani semua penduduk dengan dosa.

Pelaksanaan Sholat Id

Pelaksanaan sholat Id dapat dilakukan secara berjamaah atau sendirian. Meskipun demikian, lebih dianjurkan untuk melaksanakannya secara berjamaah, kecuali dalam sholat Idul Adha bagi jemaah yang sedang menjalankan ibadah haji. Apabila sholat Id dilakukan secara sendirian, tidak dianjurkan untuk menyampaikan khutbah karena tujuan khutbah adalah memberikan nasihat (mau’idhah).

Waktu Pelaksanaan Sholat Id

Waktu pelaksanaan sholat Id dimulai setelah terbit matahari hingga tergelincirnya matahari. Meskipun demikian, lebih dianjurkan untuk menunda pelaksanaan sholat Id setelah terbit matahari sekitar satu tombak pandangan mata.

Pada konteks waktu Indonesia bagian barat, sholat Id dilaksanakan sekitar pukul 07.00 WIB. Untuk lebih tepatnya bisa kalian lihat pada kalender pada bagian Thulu’ atau ‘Terbit’. Setelah thulu’ ini, sholat Id bisa dikerjakan.

Kesunnahan Bagi Imam Sholat Idul Fitri dan Idul Adha

  • Imam disarankan untuk tiba di tempat pelaksanaan sholat Id ketika sholat tersebut hampir dimulai.
  • Ketika imam tiba dan akan memulai sholat Id, perhatian harus diberikan terhadap kesatuan barisan jamaah sebelum takbir.

Kesunnahan Umum dalam Pelaksanaan Sholat Id

a. Mandi disunnahkan sebelum melaksanakan sholat Id karena merupakan hari Id. Waktu mandi dapat dimulai dari tengah malam, namun yang paling utama adalah setelah fajar.

Niatnya mandi hari raya Idul fitri dan Idul Adha

نَوَيْتُ اْلغُسْلَ لِعِيْدِ الْفِطْرِ / لِعِيْدِ الْأَضْحَى سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla li ‘idil fitri atau li ‘idil adha, sunnatal lillahi ta’ala.

b. Disarankan untuk berangkat ke tempat sholat Id sejak pagi-pagi sekali dan mengenakan pakaian terbaik. Pakaian berwarna putih lebih dianjurkan, kecuali jika terdapat pakaian lain yang lebih baik.

c. Menggunakan parfum, memotong rambut dan kuku, serta menghilangkan bau yang tidak sedap merupakan hal-hal yang disunnahkan.

d. Disarankan untuk berjalan kaki menuju tempat sholat Id melalui jalan yang lebih panjang, dan pulang melalui jalan yang lebih pendek.

e. Sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri, disarankan untuk makan atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa terlebih dahulu. Namun, sebelum sholat Idul Adha, tidak disarankan untuk makan terlebih dahulu.

Permulaan Sholat Id

Setelah memasuki waktu Sholat Id, muadzin atau bilal mengumandangkan panggilan sholat sebagai tanda dimulainya Sholat Id.

Panggilan Permulaan

Ketika imam tiba di tempat pelaksanaan sholat, muroqqi (pengumandang) segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya sholat Id dengan membaca:

“صَلُّوْا سُنَّةً لِعِيْدِ الْفِطْرِ/الْـأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ”.

Shollu sunnatal li-idil fitri/adha rak’atain jami’atan rahimakumullah.

Memulai Sholat

Imam segera menuju mihrab (tempat imam) untuk memulai melaksanakan sholat sesuai dengan langkah-langkah di atas.

Tata Cara Sholat Id

Sholat Id ini sama dengan sholat pada umumnya. Perbedaan utama terletak pada niat sholat dan tambahan takbir pada sholat Id. Dalam Sholat hari raya, baik Idul Adha maupun Idul Fitri, pada rakaat pertama bertakbir sebanyak 7 kali dan rakaat kedua bertakbir 5 kali. Semua takbir tersebut dilakukan sebelum membaca surat al-Fatihah.

I. Persiapan Sholat Id

Tempat Pelaksanaan. Sholat Id dapat dilaksanakan di mana saja, tidak harus di masjid Jami’ atau masjid biasa. Sholat ini juga bisa dilaksanakan di surau, mushola, bahkan di rumah.

Waktu Pelaksanaan. Sholat Id dimulai sekitar ketika matahari naik setinggi satu tombak (dalam pandangan mata) hingga tergelincir.

Pelaksanaan Sholat Id. Sholat Id disunnahkan dilaksanakan secara berjama’ah. Syarat dan rukun jamaah dalam Shalat Id ini sama dengan jamaah biasa. Namun, sholat Id dapat dilakukan sendirian.

II. Rakaat Pertama

Pada rakaat pertama, seseorang menghadirkan niat saat takbiratul ihram. Niat sholat Id sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْفِطْرِ/الْـأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُومًا/إِمَامًا للهِ تَعَالَى.

Artinya: Aku berniat sholat sunah Idul Fitri/Idul Adha, dua rakaat, sebagai makmum/imam, karena Allah Ta’ala.

Niat tersebut diucapkan dalam hati bersamaan dengan membaca takbir Allahu Akbar sambil mengangkat dua tangan setinggi bahu. Posisi tangan setelah takbir adalah tangan kanan di atas tangan kiri di bawah dada antara setiap takbir.

Kemudian, membaca doa iftitah, diikuti dengan membaca takbir sebanyak 7 kali. Cara takbir dan bacaannya sama dengan di atas. Setelah 7 takbir, membaca ta’awudz yang dilanjutkan dengan membaca surat al-Fatihah.

Kemudian, dianjurkan membaca surat Qaf atau surat Al-A’la setelah membaca Surah al Fatihah pada rakaat pertama. Dilanjutkan dengan takbir rukuk, dan seterusnya.

III. Rakaat Kedua

Takbir berdiri dari sujud rakaat pertama, dilanjutkan dengan membaca takbir sebanyak 5 kali yang diselingi dengan bacaan Tasbih seperti pada rakaat pertama.

Kemudian membaca ta’awudz yang dilanjutkan dengan membaca surat al-Fatihah. Dianjurkan membaca surat Iqtarabatis Sa’ah atau surat Al-Ghasyiyah setelah membaca Al-Fatihah pada rakaat kedua.

Khutbah Id

Setelah selesai shalat, disarankan (sunah) untuk melaksanakan khutbah Id. Para jamaah juga disunahkan untuk mendengarkan khutbah tersebut.

Khutbah Idul Fitri dan Idul Adha

Khutbah Idul Fitri dan Idul Adha adalah rangkaian dari ibadah shalat Id. Perbedaan mendasar antara khutbah Id dan khutbah Jumat terletak pada hukum dan waktu pelaksanaannya. Selain itu, terdapat sedikit perbedaan teknis dalam bacaan awal khutbah pertama dan kedua. Namun, secara umum keduanya memiliki kesamaan.

Hukum khutbah shalat Jumat adalah fardhu atau syarat, sementara khutbah dalam Shalat Id memiliki hukum sunah. Perbedaan lainnya terletak pada waktu pelaksanaan. Khutbah Jumat dilaksanakan sebelum shalat Jumat, sementara khutbah Id dilaksanakan setelah shalat Id.

Permulaan Khutbah Id

Setelah selesai melaksanakan shalat, mubaligh segera berdiri di depan untuk memberikan aba-aba dimulainya khutbah Id dengan membaca:

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ اِعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمُ عِيْدِ الْـفِطْرِ / عِيْدِ الْأَضْحَى وَيَوْمُ السُّرُوْرِ وَيَوْمُ الْمَغْفُوْرِ أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّـيَامَ

“Ma’aashiral Muslimin wa zumratal mu’minin, rahimakumullah. I’lamu anna yawmakum hadza yawmu ‘Idil Fithri / ‘Idil Adha wa yawmus-suroori wa yawmul-maghfirah. Ahalla Allahu lakum fihi at-ta’ama wa harrama ‘alaykum fihi as-siyama.”

Bacaan Shalawat

Kemudian khatib naik mimbar, dan mubaligh membaca shalawat sebagai berikut:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمَ عَلَى سَيِّدِ نَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

“Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli ‘ala sayyidina wa mawlana Muhammad. Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina wa mawlana Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.”

Pelaksanaan Khutbah

Setelah mubaligh selesai membaca shalawat, khatib memulai membaca khutbah pertama. Setelah khutbah pertama dan kedua selesai, ritual shalat Id berakhir dan biasanya dilanjutkan dengan saling berjabat tangan (mushafahah) bersama jama’ah.

Permasalahan dalam Shalat Id

  • Jika Shalat Id dilaksanakan berjamaah, imam hendaknya mengeraskan bacaannya.
  • Dalam shalat Id, tidak disyariatkan adzan dan iqamah.
  • Makmum yang baru datang ketika imam telah melakukan beberapa takbir, cukup mengikuti imam dan tidak perlu menggenapkan menjadi tujuh takbir.

Penutup

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian dan tata cara Shalat Id; ibadah yang dilakukan sebagai bentuk syukur dan perayaan bagi umat Muslim. Dengan mematuhi rukun dan syaratnya, serta mengikuti langkah-langkah yang telah disebutkan, kita dapat melaksanakan Shalat Id dengan baik.

Shalat Id, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, biasanya dilakukan secara berjama’ah dan diikuti dengan khutbah. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan kita dapat melaksanakan shalat Id secara mandiri.

Marilah kita menjaga semangat dan kekhusyukan dalam melaksanakan ibadah ini, serta merasakan kebahagiaan dalam menyambut hari yang penuh berkah. Semoga Shalat Id kita diterima oleh Allah SWT. Taqabbalallahu minna wa minkum, Eid Mubarak!