Bahasa Arab dikenal sebagai bahasa yang memiliki struktur gramatikal yang kompleks dan kaya makna. Salah satu ciri khas yang membedakan bahasa Arab dari banyak bahasa lainnya adalah sistem penyandaran atau yang dikenal dalam ilmu nahwu dengan istilah الإضافة (al-idhafah). Struktur ini memungkinkan dua kata atau lebih untuk digabungkan dengan pola tertentu yang tidak hanya menunjukkan kepemilikan, tetapi juga memperluas atau memperjelas makna.
Fenomena idhafah sangat lazim ditemukan dalam Al-Qur’an, hadis, dan berbagai literatur Arab klasik maupun modern. Misalnya, frasa seperti كِتَابُ اللهِ dan رَسُولُ اللهِ bukan sekadar rangkaian kata, melainkan memiliki struktur gramatikal yang mengandung aturan sintaksis dan semantik tersendiri. Oleh karena itu, memahami idhafah bukan hanya penting dalam konteks tata bahasa, tetapi juga menjadi kunci untuk memahami teks-teks Arab secara akurat dan mendalam.
Lebih dari sekadar hubungan antar kata, idhafah mencakup beragam bentuk, hukum, dan pengecualian. Ia dapat muncul dalam bentuk lafẓiyah dan maʿnawiyah, serta melibatkan unsur-unsur lain seperti ḍamīr, jumlah, atau kata keterangan (zharaf). Beberapa bentuk kata bahkan selalu menuntut adanya idhafah, baik ke isim maupun ke jumlah, yang menambah kekayaan dan kompleksitas kajian ini.
Melihat pentingnya kedudukan idhafah dalam struktur bahasa Arab, maka kajian mendalam tentang idhafah menjadi sangat relevan, terutama bagi pelajar, pengkaji bahasa Arab, serta siapa saja yang ingin memahami teks Arab secara benar. Makalah ini bertujuan untuk membahas konsep idhafah secara sistematis, mulai dari definisi, jenis, unsur-unsur penyusun, hingga bentuk-bentuk yang wajib di-idhafah-kan.
Pengertian Idhafah
Apa Itu al-Idhafah? Kitab Jami’ ad-Durus mendefinisikan idhafah sebagai:
الإضافةُ نِسبةٌ بينَ اسمين، على تقديرِ حرفِ الجر، توجِبُ جرَّ الثاني أبداً
Al-idhafah adalah nisbat (hubungan) antara dua isim (atau lebih), yang mengandung ḥarf al-jarr di antara keduanya, serta mewajibkan isim kedua dalam keadaan majrūr (dibaca jar) selamanya.
Dari pengertian idhafah diatas, kita dapat memahami bahwa idhafah memiliki tiga syarat dasar:
- Terdiri dari minimal dua isim
- Hubungan kedua isim tersebut dapat ditakwil (diandaikan) dengan huruf jarr
- Isim kedua (al-muḍāf ilayh) harus dibaca majrūr
Contoh Idhafah
هٰذا كتابُ التلميذِ
Ini adalah buku siswa.
→ “Kitābu at-talmīdzi” = “buku milik siswa” (seolah: كتابٌ للتلميذِ)
لَبِستُ خاتمَ فِضَّةٍ
Aku mengenakan cincin perak.
→ “Khātama fiḍḍlatin” = “cincin dari perak” (seolah: خاتمٌ من فِضّةٍ)
لا يُقبلُ صِيامُ النهارِ ولا قيامُ اللَّيلِ إلا من المُخلِصينَ
Puasa siang hari dan salat malam tidak diterima kecuali dari orang-orang yang ikhlas.
→ Idhafah terdapat pada “ṣiyāmu an-nahāri” dan “qiyāmu al-layli”
Rukun Idhafah
Nah, idhafah terdiri dari minimal dua isim. Isim yang pertama disebut Mudhaf, sementara yang ke-2 dinamakan mudhaf ilaih. Dengan kata lain, idhafah adalah susunan mudhaf dan mudhaf ilaih.
Isim pertama sebagai al-muḍāf (المُضاف)
Isim kedua sebagai al-muḍāf ilayh (المُضاف إليه)
Nah coba tebak, dari ketiga contoh idhafah di atas, mana yang mudhaf dan mana yang mudhaf ilaih.
‘Amil-nya Idhafah
Disebutkan diatas, salah satu ciri wajib idhafah adalah mudhaf ilaih yang majur/dibaca jar, lalu siapa yang menjadikan Majrūr? Dalam struktur ini, kita tidak mengatakan bahwa huruf jarr yang ditakdirkan itu yang menyebabkan isim kedua dibaca majrūr, tetapi:
عاملُ الجرِّ في المضاف إليه هو المضافُ، لا حرفُ الجرّ المقدَّرُ بينهما.
Yang menyebabkan isim kedua (muḍāf ilayh) majrūr adalah muḍāf itu sendiri, bukan huruf jarr yang ditakdirkan di antara keduanya.
Ini adalah pendapat yang rajih (kuat) di kalangan ahli nahwu.
Untuk lebih mendalami bab idafah secara lengkap, setidaknya ada beberapa topik pembahasan,
Pembagian Idhafah
Jenis atau macam iḍāfah dapat dikategorikan berdasarkan beberapa aspek tertentu yang berkaitan dengan makna, struktur, dan fungsi sintaksisnya dalam kalimat. Salah satu pengelompokan yang paling utama adalah berdasarkan pentaqdīran huruf jar (taqdīr ḥarf al-jarr) dan fungsi semantisnya.
Dari sisi pentaqdīran huruf jar (تقدير حرف الجرّ), yaitu memperkirakan huruf jar iḍāfah dibagi ke dalam empat bentuk utama:
-
Iḍāfah Lāmiyyah (الإضافة اللامية): Yaitu iḍāfah yang secara makna mengandung huruf lām (لـِ) yang menunjukkan kepemilikan atau hubungan kepunyaan.
-
Iḍāfah Bayāniyyah (الإضافة البيانية): Iḍāfah yang digunakan untuk menjelaskan atau memperjelas jenis atau bagian dari mudhāf, yang dalam makna mengandung huruf min (مِن).
-
Iḍāfah Ẓarfiyyah (الإضافة الظرفية): Iḍāfah yang mengandung makna keterangan waktu atau tempat, di mana mudhāf ilayh berfungsi seperti zharaf (keterangan), dan secara makna mengandung huruf fī (في).
-
Iḍāfah Tashbīhiyyah (الإضافة التشبيهية): Yaitu iḍāfah yang menunjukkan makna perumpamaan atau keserupaan, yang secara makna mengandung huruf ka (كَـ) dalam bentuk tashbīh (perumpamaan).
Idhafah Lafziah dan Maknawiyah
Iḍāfah terbagi menjadi dua jenis utama berdasarkan faidahnya, yaitu الإِضافةُ الْمَعنَويَّةُ (iḍāfah maʿnawīyah) dan الإِضافةُ اللَّفْظيَّةُ (iḍāfah lafẓīyah). Keduanya memiliki fungsi dan dampak yang berbeda terhadap struktur kalimat dalam bahasa Arab
-
الإِضافةُ الْمَعنَويَّةُ (Iḍāfah Maʿnawīyah) contoh: كتابُ سعيدٍ
-
الإِضافةُ اللَّفْظيَّةُ (Iḍāfah Lafẓīyah) contoh: طالبُ علمٍ
Kedua jenis iḍāfah ini memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Hukum Mudhaf
Mudhaf memiliki aturan khusus, yaitu tanpa tanwin, nun dan Al.
-
Penghilangan Tanwin dan Nun: Ketika sebuah kata akan disandarkan (iḍāfah), kata tersebut harus dihilangkan tanda tanwin atau nun akhiran pada bentuk dual dan plural, seperti pada kata “كتابٍ” menjadi “كتابِ الأستاذِ” dan “كتابَيِ” menjadi “كتابَيِ الأستاذِ”.
-
Penghilangan “Al” pada Iḍāfah Maʿnawīyah: Dalam iḍāfah maʿnawīyah, tidak boleh menggunakan “Al-” (alif lam) pada kata yang disandarkan, misalnya tidak boleh dikatakan “الكتابُ الأستاذِ”, tetapi dalam iḍāfah lafẓīyah (penyandaran bentuk), penggunaan “Al-” diperbolehkan jika memenuhi kondisi tertentu, seperti pada kata yang bersifat dual atau plural.
Ini adalah aturan yang mengatur bagaimana kata-kata dapat disandarkan dengan benar dalam kalimat. Untuk memperdalam pemahamanmu, berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang idhafah
بَعْضُ أَحكامٍ للإِضافة
الأَسماءِ المُلَازِمةُ للإِضافة
المُلازِمُ الإِضافةِ إلى المُفْرَد
أحكام ما يلازم الاضافة إلى المفرد
المُلَازِمُ الإضافة إِلى الجُمْلَةِ