Bagaimana Cara Menulis Hamzah yang Benar

Cara menulis hamzah memiliki aturan-aturan tertentu. Kaidah penulisan hamzah yang benar berdampak kepada bentuk hamzah yang mengikuti posisi atau kedudukannya. Apakah ia berada di awal kalimat, di tengan maupun di akhir kalimat.

Perlu diketahui, bahwa huruf Hamzah itu berbeda dengan huruf Alif. Meskipun kadang bacaan dan tulisannya sama, keduanya sejatinya berbeda. Perbedaan antara hamzah dan alif salah satunya dalam hal penerimaan terhadap harakat/syakal.

Penulisan hamzah penting untuk diketahui, karena dari tulisannya toh akhirnya akan mempengaruhi bacaan, terutama bacaan Qur’an. Bagi pengkaji Bahasa Arab, bentuk tulisan hamzah bisa menunjukkan asal muasal serta hukum kalimah tersebut.

Kaidah Penulisan Hamzah

Cara menulis hamzah, baik hamzah washal maupun hamzah qatha’ itu sama. Keduanya memiliki kaidah penulisan. Kaidah penulisan hamzah ini juga untuk hamzah yang berada pada kalimat fi’il contoh سَألَ, isim seperti أحْرُف bahkan kalimat huruf, seperti إنْ.

Seperti dijelaskan sebelumnya, faktor perbedaan penulisan dipengaruhi oleh keberadaan atau posisi hamzah. Untuk lebih jelasnya tentang kaidah cara menulis hamzah, bisa simak penjelasan dari kaidah penulisan Hamzah berikut.

ما هي قواعد كتابة الهمزة؟

Hamzah di Permulaan Kalimat

Hamzah yang berada di awal kalimah, cara menulisnya menggunakan bentuk huruf alif secara mutlak. Artinya setiap hamzah dengan harakat dan jenis apapun tertulis sebagai alif.

Biasanya dalam alif tersebut ada hamzah kecil di atas jika fathah dan dhommah, di bawah jika kasrah. Contoh huruf Hamzah di awal kalimah dengan harakat fathah أَخَذَ, أَتِمَ, أدُبَ, harakat dhommah أُمّ, أُكْتُبْ harakat kasrah إِبِلُ, إِبْنَ, إمرأة

Alasan menggunakan alif sebagai pengganti bentuk hamzah karena:

  1. Ringannya alif
  2. Kuatnya penulis ketika memulai untuk meletakkan harakat
  3. Hamzah dan Alif bermusyarokah atau memiliki kesamaan di dalam makhraj

Penulisan Hamzah di Tengah Kalimat

Maksud di tengah adalah posisinya di antara awal dan akhir kalimah, bukan harus persis ditengah secara hitungan huruf. Jika Hamzah berada di posisi ini maka cara menulis hamzah terbagi menjadi hamzah mati/sukun dan berharakat.

Berikut rincian penulisan Hamzah di tengah kalimat dengan kondisi-kondisi tertentu:

Hamzah Sukun (Mati)

Hamzah mati yang berada di tengah kalimah, maka bentuk penulisan hamzah menggunakan huruf yang sesuai dengan harakat pada huruf sebelumnya:

  • Fathah. Sebelum hamzah berharakt fathah, maka hamzah ditulis sebagai alif(أ), contoh huruf hamzah: دَأْبٌ artinya kebiasaan
  • Dhommah. Sebelum hamzah berharakt dhommah, maka hamzah ditulis sebagai Wawu(ؤ), contoh: لُؤْمٌ artinya ke-keji/kikir-an
  • Kasrah. Sebelum hamzah berharakt kasrah, maka hamzah ditulis sebagai Ya’(ئ), contoh: ذِئْبٌ artinya anjing hutan

Namun ada yang unik terkait penulisan Hamzah washal ini dalam al Quran, yaitu dalam bacaan basmalah di Al Fatihah.

Terkait penulisan bismillah yang benar ini, huruf hamzahnya tidak ditulis dan tidak dibaca sebagaimana kaidah penulisan yang berlaku. Artinya tulisan Bismillah Arab keluar dari kaidah penulisan ini.

Hamzah Berharakat (Syakal)

Hamzah berharakat yang berada di tengah kalimah, cara penulisan hamzah dengan huruf illat yang sesuai dengan harakatnya hamzah, yaitu;

  • Hamzah berharakat fathah maka ditulis dengan Alif. Contoh; سَأَلَ artinya meminta/bertanya
  • Hamzah berharakat dhommah, cara menulis hamzah dengan wawu. Contoh fiil madhi ma’lum لَؤُمَ artinya hina, keji.
  • Hamzah berharakat kasrah, penulisan hamzah menggunakan ya’. Contoh: بَئِسَ artinya sengsara/celaka.

Kaidah penulisan Hamzah di tengah kalimat ini mengecualikan jika hamzah berharakat fathah, dan sebelumnya hamzah terdapat harakat dlommah atau kasrah, maka cara menulis hamzah yaitu dengan bentuk huruf ‘ilat yang sesuai dengan harakat sebelumn hamzah.

Contoh huruf hamzah dengan menyandang harakat fathah, huruf sebelumnya berharakat dhommah, hamzah ditulis wawu seperti سُؤَالٌ. Jika huruf sebelumnya dikasrah, maka tertulis ya, seperti ذِئَابٌ.

Hamzah di Akhir Kalimat

Yang dimaksud akhir kalimah adalah ujung akhirnya. Hamzah dengan posisi ini memiliki 3 aturan penulisan, yaitu: ketika huruf sebelumnya berharakat, manakala sebelumnya sukun, jika bertemu ta’ ta’nis. Berikut detil dari penulisan hamzah di akhir kalimat dengan berbagai kondisi.

1.Sebelum Hamzah Ada Huruf Berharakat Hidup

Hamzah di akhir kalimah yang sebelumnya huruf berharakat, maka cara menulis hamzah sesuai dengan harakat sebelumnya.

Sebelum hamzah berharakat fathah maka ditulis dengan Alif, contoh huruf hamzah di akhir kata قَرَأَ artinya membaca.

Sebelum hamzah berharakat dlomah maka ditulis dengan Wawu, contoh طَرُؤَ artinya segar.

Sebelum hamzah berharakat kasrah maka ditulis dengan Ya’, contoh فَتِئَ artinya berhenti/melupakan

2. Sebelum Hamzah Ada Huruf Berharakat Mati/sukun

Cara menulis hamzah di akhir kalimah yang sebelumnya dibaca sukun adalah dengan menetapkan huruf hamzah; tidak diganti. Contoh جُزْءٌ artinya juz/bagian.

3. Hamzah Bertemu Ta’ Taknis

Jika hamzah diujung kalimah dan bertemu ta’ taknis, penulisan hamzah memiliki 3 perincian. Ta’ ta’nis adalah huruf ta’ yang menunjukkan makna muannats; feminim/perempuan.

  1. Hamzah ditulis dengan Alif. Yaitu jika sebelum hamzah berupa huruf shahih sakin/disukun Contoh نَشْأةٌ artinya pohon kering
  2. Hamzah ditulis dengan Ya’ apabila sebelumnya terdapat huruf ya. Contoh بَرٍيْئَةٌ artinya bebas/sembuh
  3. Hamzah ditulis apa adanya jika sebelumnya berupa wawu atau alif. Contoh قِرَاءَةٌ artinya bacaan dan مُرُوْءَةٌ muru’ah artinya gentle, kejantanan/keperwiraan.

Demikianlah kaidah penulisan hamzah yang benar sesuai aturan penulisan huruf Arab berikut contoh kongritnya. Aturan-aturan tulisan Arab ini bisa Anda pelajari lebih dalam lagi dalam buku al Imla’. Semoga bisa bermanfaat. Wallahu a’lam.