Maful Mutlaq: Pengertian, Pembagian dan Contohnya

Maf‘ul Mutlaq adalah salah satu dari lima jenis Maf‘ul dalam ilmu Nahwu, bersama dengan Maf‘ul Bih Maf‘ul Lah, Maf‘ul Fih, dan Maf‘ul Ma‘ah.

Ia termasuk dalam kelompok Manshūbāt al-Asmā’ (isim-isim yang dibaca nashab) dan berhubungan erat dengan mashdar (kata benda turunan dari kata kerja), karena pada dasarnya Maf‘ul Mutlaq adalah mashdar yang memenuhi kriteria tertentu sesuai kaidah tata bahasa Arab.

Pengertian Maful Mutlaq

Maf‘ul Mutlaq adalah mashdar yang dibaca nashab dan disebutkan setelah fi’il-nya untuk tujuan tertentu. Contoh dalam Al-Qur’an:

وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا

(QS. An-Nisa: 164) Artinya: Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.

Dalam ayat tersebut, تَكْلِيمًا adalah mashdar dari fi’il كَلَّمَ. Keduanya berasal dari akar kata yang sama dan berada dalam satu rangkaian pentashrifan.

Mashdar dalam konteks ini adalah bentuk kata benda yang menempati posisi ke-3 dalam tashrif istilahi, yaitu perubahan bentuk kata kerja menjadi mashdar. Berikut adalah contohnya:

MashdarMudhari‘Madhi
تَكْلِيمًايُكَلِّمُكَلَّمَ
إحْسَانًايُحْسِنُأَحْسَنَ
قَوْلًايَقُولُقَالَ

Arti Mashdar:

  • Taklīman: pembicaraan
  • Iḥsānan: kebaikan
  • Qaulan: ucapan

Pengertian dan Fungsi Mashdar

Mashdar digunakan untuk merujuk pada arti pekerjaan tanpa terikat oleh waktu, seperti dijelaskan dalam definisi dari Imam Ibnu Malik dalam Alfiyah-nya:

الْمَصْدَرُ اسْمُ مَا سِوَى الْزَّمَانِ مِنْ مَدْلُوْلَيِ الفِعْلِ كَأَمْنٍ مِنْ أَمِنْ

Mashdar ialah nama selain waktu dari dua makna yang terkandung dalam fi’il.

Contoh masdar

  • أَمْنٍ (keamanan) dari fi’il أَمِنَ (merasa aman).

Mashdar ini berlaku untuk semua jenis fi’il, baik tsulāsi mujarrad maupun mazīd (ruba’i, khumasi, hingga tsudāsi). Dengan bentuk dan artinya yang konsisten, mashdar menjadi salah satu elemen penting dalam tata bahasa Arab.

Pembagian Maf’ul Mutlaq

Maf’ul mutlaq dibagi berdasarkan tujuan atau faidahnya menjadi empat jenis:

  1. Lit Ta’kidil Makna (Penguatan)
    Contoh: قُمْتُ قِيَامًا (Aku benar-benar telah berdiri).

    • Qiyaman adalah masdar dari fi’il قمتُ (قام).
    • Berfungsi untuk menegaskan makna fi’ilnya.
  2. Lil Bayan Adad (Menjelaskan Jumlah/Hitungan)
    Contoh: أَكَلَ عَلِي أكْلَتَيْنِ (Ali makan dua kali).

    • Aklataini adalah masdar dari أكل.
    • Menjelaskan jumlah melalui bentuk tasniyah (dua kali makan).
  3. Lil Bayan Nau’ (Menjelaskan Jenis/Macam)
    Contoh: سِرْتُ سَيْرَ ذِي رَشَدٍ (Aku berjalan layaknya orang yang mendapat petunjuk).

    • Saira adalah masdar dari سَرَى.
    • Saira dzî rasyad adalah tarkib idhofi yang menjelaskan jenis perjalanan.
  4. Badal Minat Talaffudz bi Fi’lihi (Pengganti Fi’il yang Dihilangkan)
    Contoh: صَبْرًا على الشَّدَائِدِ (Aku sabar menghadapi musibah).

    • Shabran adalah masdar yang menggantikan fi’ilnya (yang dibuang). Jenis ini tidak memiliki faidah tambahan seperti penegasan atau penjelasan, jadi murni hanya pengganti fi’ilnya saja.

Klasifikasi Masdar Berdasarkan Kecocokannya dengan Fi’il

  1. Masdar Lafdzi
    Masdar yang huruf pokoknya sesuai dengan fi’ilnya.

    • Contoh: قُمْتُ قِيَامًا (Qiyaman dan Qumtu memiliki huruf pokok yang sama).
  2. Masdar Maknawi
    Masdar dengan huruf berbeda dari fi’ilnya tetapi memiliki makna yang sama.

    • Contoh: قُمْتُ وُقُوْفًا (Wuqufan memiliki arti yang sama dengan Qumtu meski hurufnya berbeda).

Amil Maful Mutlaq

Āmil Maf‘ul Mutlaq adalah elemen yang menyebabkan Maf‘ul Mutlaq dibaca nashab. Terdapat tiga jenis ‘amil dalam Maf‘ul Mutlaq:

  1. Fi’il
  2. Isim shifat
  3. Masdar

Dalam konteks ini, arti amil adalah yang menyebabkan maf’ul mutlaq terbaca nashab. Contoh amil yang berupa fi’il seperti semua contoh yang disebutkan di atas. Semua fiil yang menjadi amilnya maf’ul mutlaq ini bisa berbentuk fiil madhi, mudhori dan amar.

Contoh amil yang berupa isim shifat:

رأيتُهُ مُسْرِعاً إسْرَاعاً عظيماً

Artinya: Aku melihatnya bergegas dengan sangat cepat.

Maful mutlaqnya adalah إسْرَاعاً isra’an. Yang menashabkannya adalah amil berupa musri’an. مُسْرِعاً merupakan isim shifat yang berupa isim fa’il.

Contoh amilnya maf’ul mutlaq yang berupa masdar dalam al Quran seperti:

فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُورًا

Qs. al Isra’ ayat 63 artinya: maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. جَزَاءً dibaca nashab karena maf’ul mutlaq. Dinashabkan dengan amil yang berupa masdar yaitu جَزَاؤُكُمْ (jazaukum).

Hukum Maful Mutlaq

Hukum yang berkaitan dengan Ma‘fūl Muṭlaq mencakup tiga poin utama sebagai berikut:

1. Wajib Dibaca Nashab (Manshūb)

Ma‘fūl Muṭlaq selalu dibaca nashab. Alamat nashabnya menyesuaikan jenis isim, apakah berupa Isim mufrad (tunggal), tasniyah (dua), atau jamak (banyak). Contoh penggunaan ini terlihat dalam berbagai jenis fi‘il baik madhi, mudhari‘, maupun amar.

2. Berposisi Setelah ‘Amilnya

Ma‘fūl Muṭlaq umumnya harus mengikuti penyebutan ‘āmilnya, terutama jika bertujuan taukīd (penguatan). Contoh:

  • قُمْتُ قِيَامًا (Aku benar-benar telah berdiri). Di sini, قيامًا muncul setelah قُمْتُ untuk menegaskan makna berdiri.

Namun, untuk faidah bayān ‘adad (penjelasan jumlah) atau bayān naw‘ (penjelasan jenis), Ma‘fūl Muṭlaq dapat ditempatkan baik sebelum maupun sesudah ‘āmilnya. Selain itu, jika berfungsi sebagai istifhām (kata tanya) atau syarat, Ma‘fūl Muṭlaq wajib mendahului ‘āmilnya karena sifat istifhām dan syarat yang harus berada di awal kalimat.

Contoh Ma‘fūl Muṭlaq berupa istifhām:

  • مَا أَكْرَمْتَ خَالِدًا؟ (Dengan apa engkau memuliakan Khalid?)
    Di sini, ما sebagai Ma‘fūl Muṭlaq mendahului أَكْرَمْتَ.

3. Kemungkinan Membuang ‘Āmil

Pada kondisi tertentu, ‘āmil Ma‘fūl Muṭlaq boleh dihilangkan, terutama jika bertujuan bayān ‘adad atau bayān naw‘, selama terdapat qarīnah (petunjuk kontekstual) yang memadai. Biasanya, hal ini terjadi dalam jawaban pertanyaan atau ungkapan tertentu.
Contoh Ma‘fūl Muṭlaq tanpa ‘āmil:

  • بَلى جُلوسًا طويلاً (Ya, dengan duduk yang lama) sebagai jawaban atas pertanyaan.
  • حَجًّا مبرورًا (Semoga hajimu diterima) sebagai ungkapan doa.
  • قُدُومًا مباركًا (Selamat datang yang diberkahi) sebagai sambutan.

Demikian materi kajian bab Maful Mutlaq: Pengertian, Pembagian dan Contohnya. Masih ada beberapa topik yang berkaitan dengan bab ini. Insyaallah akan kami sambung dengan materi tentang masdar mubham, muhtash. Masdar mutasharrif dan ghairu mutashorif. Pengganti mashdar dalam maf’ul mutlaq dan masdar yang menggantikan fi’ilnya.