Pengertian Nida’, Munada dan Contohnya

Nida’ dan munada dalam ilmu Nahwu bersinonim. Keduanya menjadi bagian kajian manshubatul asma’ atau isim-isim yang dibaca nashob.

Hakikat dari munaada adalah maf’ul bih seperti contoh يَا زَيْدُ yang mana asalnya berupa kalam khobar أَدْعُو زيدًا artinya Saya memanggil Zaid. Proses terciptanya dari kalimat fiil beserta failnya yang dibuang kemudian diganti dengan huruf ya. Kemudian dimabnikan.

Oleh karena itu i’rob يا زيدُ dikatakan, ya harf nida, zaidu sebagai munada; mbani dhommah mahal nashb karena asalnya adalah maf’ul bih. jika demikian, sudah barang tentu bahwa munaada sejatinya adalah maful bih.

Jika asalnya maf’ul bih, untuk apa repot-repot dirubah ini-itu menjadi tarkib nida’? Jika tidak dirubah, dalam artian masih berbentuk fiil fail dan maf’ul bih, maka itu termasuk kalam khabar dan panjang. Sementara tarkib munada itu tujuannya adalah insya’/tuntutan (menghadap) dan tahkfif(meringankan). Munada termasuk kalam, karena berupa susunan dan berfaidah.

Istilah dalam Bab Nida’

Daftar istilah dibawah ini bisa kamu pahami sebelum masuk lebih dalam ke inti pembahasan. Meskipun diartikan secara sederhana, daftar istilah ini bisa membantu untuk menangkap poin-poin dari kajian.

  1. Nida’ adalah panggilan
  2. Munaada adalah isim setelah huruf nida’
  3. Huruf Nida adalah kalimat huruf yang digunakan untuk memanggil
  4. Munaada Mufrad adalah isim munada yang bukan mudhaf atau syibul mudhaf
  5. Munaada Mufrad Makrifat adalah munada mufrad yang tertentu/khusus
  6. Munaada Nakirah adalah munada mufrad dari jenis nakirah(umum/tidak tertentu)
  7. Munaada Nakirah Ghairu Maqsudah adalah sama dengan Munada Nakirah
  8. Munaada Nakirah Maqsudah adalah munada mufrad yang berupa nakirah tetapi ditentukan
  9. Munaada Mudhaf adalah munada yang berupa susunan mudhaf dan mudhaf ilaih(idhofah)
  10. Munaada Syibeh Mudhaf adalah isim munada yang bisa beramal terhadap kalimat setelahnya
  11. Munaada Mabni Mustahiq Bina’ adalah jenis munada yang mabni mengikuti bentuk tertentu
  12. Munaada Mustaqhos(istiqhasah) adalah seruan untuk meminta pertolongan atau menolak bala’
  13. Munaada Murakkham/tarkhim adalah membuang huruf akhirnya isim munada
  14. Munaada Mandub adalah seruan ungkapan kesedihan atau rasa sakit

Daftar istilah itu akan memiliki pengertian lebih sempurna jika sudah masuk pada tempat/bab kajiannya. Terlebih jika dicocokan dengan contohnya.

Pengertian Nida dan Munada

Apa itu Nida’ dan apa itu munada? Nida’ menurut bahasa adalah sebuah seruan atau panggilan. Makna ini adalah makna umum, artinya bisa menggunakan fi’il seperti أَدْعُو atau dengan huruf nida’. Dalam istilah nahwu, nida’ ini dikhususkan untuk seruan menggunakan huruf nida’.

Sementara munada secara lughot adalah yang dipanggil/diseru. Dalam pengertian istilahi, munada adalah isim yang jatuh setelah huruf nida’( munaada juga disebut isim munada) Baik bentuk isimnya berupa mufrod maupun mudhof.

Contoh يَا رَبِّ  dan يَا أللهُ, Ya Allah Ya Robbi artinya wahai Allah, Tuhanku. Dalam dua contoh ini, ya(يَا) disebut huruf nida’ sementara Allahu dan Robbi disebut munaada.

Dari uraian nida’ di atas, maka tujuan nida’/munaada sebenarnya adalah menghadapnya pihak yang dipanggil(munada) kepada pihak yang memanggil (munadi).

Pembahasan Nida’

Dalam ilmu Nahwu, bab nida’ atau juga disebut munada ini memiliki 2 aspek pembahasan utama. Kedua pembahasan itu tentang:

  1. Huruf Nida’
  2. Hukum Munada

Meskipun hanya dua, masing-masing dari kajian itu memiliki cabang-cabang pembahasan yang cukup banyak, seperti jenis, fungsi, pembagian, pembuangan huruf nida’ dlsb. Dari pembahasan hukum munaada pun demikian, misal pembagian dan jenis munada dlsb.

Huruf Nida dan Pembagianya

Huruf nida adalah kalimat huruf yang dipergunakan untuk memanggil atau menyeru. Ini adalah fungsi utama huruf nida. Selain untuk itu, sebagian huruf nida’ juga untuk berdoa, meminta tolong, menunjukkan ketakjuban, menunjukkan ratapan/kesedihan dll.

Jumlah huruf nida ada 7, yaitu: أَ, أَيْ, يَا, آ, أَيَا, هَيا dan وَا. Namun demikian ada yang menambahi dengan آي (dengan dibaca mad hamzahnya) sehingga menjadi 8. Dari jauh-dekatnya munada, kedelepan huruf ini dibagi menjadi 4, untuk munada berjarak dekat, jauh, bisa dekat/jauh dan nudbah.

  1. Munada dekat (lil qarib): أَ(a) dan أَيْ(ai)
  2. Munada Jauh (lil ba’id): هَيا(haya), أَيَا (ayaa), آ(aa), آيْ(aai)
  3. Munada dekat dan Jauh: يَا(yaa)
  4. Munada Nudbah : وَا(waa)

Dari semua huruf tersebut, huruf nida’ ya (يَا) adalah huruf asli atau pokok dari bab nida’ ini. Sehingga ia bisa digunakan untuk banyak hal dan dengan berbagai jenis munada.

Contoh Huruf Nida’ Dengan Munadanya

أَزَيْدُ dan أَيْ زَيْدُ artinya hai Zaid; yang dipanggil (munada) berada dekat dengan pemanggil

آزَيْدُ, هَيا زَيْدُ, أَيَا زَيْدُ dan آيْ زَيْدُ artinya Wahai Zaid, munada berjarak jauh dengan pemanggil

يَا زَيْدُ artinya Hai/Wahai Zaid, yang dipanggil bisa berjarak dekata atau jauh dari pemanggil

وَاكَبِدِي artinya Aduh, kepalaku. Munada mandub adalah munada berupa rintihan/yang dirasakan sakit.

Pembagian Munada

Berdasarkan jenis munaada dari aspek lafadz dan i’robnya, munaada dibagi menjadi 5

  1. Munada mufrad ma’rifat (المفردُ المعرفةُ)
  2. Munada Nakiroh Maqsudah (النكرةُ المقصودة)
  3. Munada Nakiroh Ghairu Maqsudah (النكرةُ غيرُ المقصودة)
  4. Munada Mudhof (المضافُ)
  5. Munada Syibeh Mudhof (الشبيهُ بالمضافِ)

Hukum munaada dibaca Nashab (manshub), baik secara lafadz(لفظاً) maupun mahal/kedudukan(مَحَلاً). Amil yang menashabkan munaada ada 2 versi, yaitu fi’il yang dibuang secara pemanen (أَدعو) atau huruf nida’ itu sendiri.

I’rob nashab lafdzon maksudnya munaada berstatus mu’rob sebagaimana isim-isim mu’rob pada umumnya. Dan di’alamati dengan alamat i’rob nashob seperti biasa. Nashob lafdzon terdapat pada:

  1. Munada Nakiroh Ghairu maqsudah, contoh يا غَافِلاً تَنَبَّهْ artinya Hai orang yang lupa, ingatlah!
  2. Munada Mudhof, contoh يا عبدَ اللهِ artinya Wahai hamba Allah
  3. Munada Syibheh Mudhof, contoh يا حسناً خُلُقُهُ artinya Wahai orang yang baik pekertinya

I’rob nashob mahal, artinya posisi/kedudukan munada dibaca nashob. Namun isim munadanya mabni berdasarkan alamat i’rob rofa’nya. Nashob mahalan ini terdapat pada:

  1. Munada mufrod ma’rifat, contoh يَا زَيْدُ, يَا زَيْدَانِ, يَا زَيْدُوْنَ artinya hai Zaid (1, 2 dan banyak)
  2. Munada nakiroh maqsudah, contoh يَا رَجُلُ artinya hai laki-laki (tertentu)

Antara nakiroh maqsudah dan ghairu maqsudah itu sebenarnya lafadznya sama tetapi memiliki dampak i’rob yang berbeda. Perbedaannya pada unsur maqsudah-nya. Maqsudah artinya dituju/disengaja.

Letak perbedaan antara munada nakiroh ghairu maqsudah dan nakiroh maqsudah terletak pada niat/tujuan dari si pemanggil. Dan ini terletak dalam hatinya. Contoh lafadznya رَجُلُ

Cara mengetahuinya adalah dengan melihat munadanya, jika mu’rob (يَا رَجُلاً )maka ghairu maqsudah dan jika mabni maka maqsudah (يَا رَجُلُ).

Munada Mufrod dan Mudhof

Dari kelima pembagian di atas, terdapat 2 golongan utama jenis munada. Yaitu mufrod dan Mudhof. Di dalam mufrod, ada tiga jenis, yaitu ma’rifat, nakiroh maqsudah dan ghairu maqsudah. Sementara dalam mudhof hanya dua, mudhof dan serupa mudhof(syibhul mudhof)

Dalam konteks munada (dan bab La linafyil Jinsi) muford diartikan sebagai lawan/antonim dari mudhof. Jadi pengertian mufrod adalah selain mudhof atau syibeh mudhof. Meskipun lafadz tasniah atau jamak, dalam bab ini masuk dalam kategori mufrod.

Sedangkan yang dimaksud mudhof dalam bab ini adalah susunan idhofah(الإضافةُ). Pengertian idhofah adalah susunan yang terdiri dari mudhof(مضاف) dan mudhof ilaih(مضافُ إليه). Untuk pengertian dari masing-masing munada ini dapat kamu lihat pada bagian istilah di atas.

Pembahasan Munada Lainnya

Selain yang telah dibahas diatas, Bab nida’ ini juga berkaitan dengan jenis-jenis pembahasan munada lainnya di antaranya adalah:

  1. Nida’ dhomir, yaitu munada yang berupa isim dhomir, contoh: يَا أنْتَ , يَا إيَّاك artinya hai kamu
  2. Nida’ dengan munada yang terdapat al ال, contoh اللَّهُمَّ  Allahumma يَا رَبِّ يَا أللهُ, Ya Allah Ya Robbi artinya wahai Allah, Tuhanku
  3. Tawabi’ bagi munada(أَحكامُ تَوابعِ المُنادَى)
  4. Pembuangan huruf nida’ dan Munada(حَذْفُ حَرْفِ النِّداءِ والمنادى)
  5. Munada berupa mudhof kepada ya’ mutakllim(المُنادى المَضافُ إِلى ياءِ المُتَكلِّم)
  6. Munada istiqhosah(المُنادى المُسْتَعاثُ)
  7. Munada Mandub(المُنادَى الْمَنْدوب)
  8. Munada Muta’ajjab minhu(المُنادى المُتَعَجَّبُ مِنهُ)
  9. Munada Tarkhim atau murokkhom(المُنَادى المُرَخَّم)
  10. Isim-isim yang biasa dijadikan nida’(أَسْماءُ لازَمَتِ النِّداءَ)

Demikian kajian pengertian Munada, Nida dan contohnya. Semoga bermanfaat. Wallahu ‘alam bis showab.