Jika ada orang yang sakit kepala, mereka biasanya mengucapkan: aduh atau oh kepalaku. Dalam bahasa Arab, ungkapan ini disebut Munada Mandub atau nudbah.
Dari contoh itu, terdapat kata ‘aduh’ dan ‘kepala’. Ungkapan aduh disebut huruf nida’ dan kepala dinamakan munada. Sehingga disebut Munada Mandub. Karena konteksnya nudbah, maka huruf nida juga disebut huruf nudbah sementara munadanya dinamakan munada mandubah.
Munada mandub merupakan bagian dari pembahasan ilmu nahwu bab manshubatul asma'(isim-isim yang dibaca nashab) bagian munada. Namun ada juga yang membahasnya secara tersendiri. Bahkan ada pula yang memasukan kajian ini ke pembahasan maful bih.
Lalu apa dan bagaimana munada mandub itu? seperti apa contohnya? Kamu bisa simak tulisan ini.
Pengertian Munada Mandub
Menurut bahasa, munada adalah pihak yang dipanggil. Lafadz Mandub(الْمَنْدُوْب) merupakan sighat isim maful dari masdar nudbah(النُّدْبةُ) yang artinya ratapan. Jadi mandub adalah hal yang diratapi.
Berbeda dengan munada hakiki pada umumnya, seperti contoh Ya Allah atau Allahumma, nida’ mandub ini lebih mengarah kepada ungkapan daripada sebuah panggilan atau seruan.
Dari penjelasan itu maka pengertian munada mandub adalah panggilan atau seruan untuk menunjukkan rasa sakit atau rasa sedih atas sesuatu. Dalam konteks ilmu nahwu, untuk menunjukkan hal itu membutuhkan huruf nida yang menyertainya.
Dari beberapa huruf nida’ dalam bab munada hanya satu yang dikhususkan untuk nudbah, yaitu huruf وَا (waa). Namun terkadang bisa menggunakan huruf nida ya (يَا) dengan catatan aman dari keserupaan dengan nida’ hakiki.
Tujuan dan Contoh Munada Mandub
Seperti disinggung sebelumnya, bahwa tujuan munada mandub ini tidak terlepas dari makna bahasanya. Namun demikian, ada beberapa tujuan lain dari munada jenis mandub ini. Berikut selengkapnya:
- Mutafajji’ ‘Alaih (المتفجع عليه) artinya sedih hati
- Mutawajji’ Minhu (المتوجع منه) artinya sakit
Dalam tujuan Mutafajji’ ‘Alaih artinya rasa sedih atas kehilangan sesuatu. Ini biasanya digunakan tapi tidak terbatas pada ratapan-ratapan atas kematian sesorang.
Fungsi ini dibagi menjadi dua, hakikat dan hukman. Contoh hakikat adalah
وَقُـمـتَ فـيـهِ بِـأَمـرِ اللَهِ يا عُمَرا
Mandub berupa umara ini ungkapan kesedihan karena kehilangan Sayidina Umar. Sementara yang hukman seperti contoh ucapan Sayyidina Umar وَاعُمَرَاه. Beliau memandubkan dirinya sendiri, berarti maksudnya mutaffajji’ hukman.
Mandub Mutawajji’ Minhu juga dibagi dua, mahal dal sabab. Yang dimaksud mahal adalah ungkapan sakit yang objeknya adalah tempat sakit itu, seperti واكَبِداه, artinya rasa sakit yang bertempat di hati.
Sedangkan sabab, fokusnya nudbah bukan pada tempat melainkan pada penyebab terjadinya. Seperti contoh وَا رَزِيْتِيْه. Nudbah berupa رزية yang artinya musibah atau bencana menjadi sebab hadirnya rasa sakit.
Dari beberapa contoh nudbah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara inti, tujuan atau fungsi munada mandub adalah i’lam (الإعلام) pemberitahuan.
Jangan salah, meskipun nida’ mandub ini terdiri dari huruf dan isim, dengan memperhatikan maknanya maka ia termasuk kalam (karena berfaidah tam) dan juga jumlah fi’liyyah karena menyimpan fiil di depannya.
Demikian tulisan sederhana dari pengertian munada mandubah dan contohnya. Besar harapan bisa memberikan kemanfaatan kepada kita. Amin