Arti dan Penjelasan Nadhom Alfiyah Bab Al Ta’rif, Bait No 106 – 112

Nadhom Alfiyah bab Al Ta’rif ini dimulai bait nomor 106 sampai 112. Total berisi 7 bait atau syair. Dalam Nadhom Alfiyah Ibnu Malik, ini dibabkan dengan nama bab al Mu’araf biadatit ta’rif الْمُعَرَّفُ بِأَدَاةِ الْتَّعْرِيْفِ.

Ada tiga pembahasan besar dari Nadhom Alfiyah bab al ta’rif ini, yaitu:

  1. Status Al
  2. Al dalam Alam Manqul, dan
  3. Al dalam Alam Ghalabah

Berikut Nadhom Alfiah dan artinya dari bab Al ta’rif dalam tulisan Arab dan artinya. Selain itu ada penjelasan sederhana dari masing-masing nadhom.

Nadhom Alfiyah bab Al Ta’rif No.106

أَلْ حَرْفُ تَعْرِيْفٍ أَوِ الَّلامُ فَقَطْ ¤ فَنَمَـــطٌ عَرَّفْتَ قُـلْ فِيْـهِ النَّمَطْ

Al harfu ta’rifin awil lami faqath artinya: Huruf ال (Alif Lam) keduanya adalah huruf ta’rif, atau lam saja (lam ta’rif).

Fanamatun arafta qul fihi an namath artinya lafazh نَمَـــطٌ jika Kamu menghendakinya belaku makrifat, maka ucapkanlah النَّمَطْ

Penjelasan Nadhom Alfiyah bab Al Ta’rif, Nadhom No. 106

Pembagian huruf al
Huruf Al dan Pembagiannya

Huruf ta’rif adalah huruf yang memakrifatkan isim Nakirah. Artinya isim nakiroh yang semula cakupannya luas/mubhah menjadi menyempit/khusus karena pengaruh (atsar) dari huruf ta’rif.

Yang dimaksud dengan huruf ta’rif yaitu alif dan lam (Al). Ini menurut pendapat Imam Khalil (hamzhnya qatha’ berhukum washal). Sementara Imam Sibawaih berpendapat bahwa huruf ta’rifnya hanya lam (ل) saja (tanpa hamzah). Pendapat pertama yang lebih populer di kalangan kita.

Dari dua pendapat yang berbeda itu, ada titik temu yaitu keberadaan hamzah berlaku hukum washal, artinya dibaca dan tertulis jika di depan, seperti الحمد لله (Alhamdulillah) dan hanya tertulis tanpa dibaca jika di tengah, seperti بالحمد (bilhamdi).

Nadhom Alfiyah bab Al Ta’rif No.107-108

وَقَـدْ تُزَادُ لاَزِمَاً كَالَّلاتِ ¤ وَالآنَ وَالَّذِيْنَ ثُمَّ الَّلاتِي

Waqad tuzadu laziman kallati wal aana walladizina tsummallati artinya: huruf ال itu terkadang berlaku ziadah lazimah (huruf tambahan yang tetap) sebagaimana terdapat dalam lafadz الَّلات, الآنَ, الَّذِيْنَ kemudian الَّلاتِي.

وَلاضْــــطِرَارٍ كَبَنَـــــاتِ الأوْبَــــرِ ¤ كَذَا وَطِبْتَ الْنَّفْسَ يَا قَيْسُ الْسَّرِي

Artinya: (begitu juga Al zaidah) karena darurat syair seperti banatil aubar dan thibtan nafsa ya qaisus sari.

Penjelasan Nadhom Alfiyah Bab Al Ta’rif No.107-108

Bait ini menjelaskan alif lam ziyadah (ال زائدة) dan pembagiannya. Al zaidah adalah huruf al tambahan yang tidak memiliki pengaruh memkarifatkan. Al tambahan ini terbagi menjadi dua:

  1. Al zaidah lazim
  2. Al zaidah ghairu lazim

Penambahan ال bersifat lazim, artinya tetap tidak bisa dipisahkan seperti yang terdapat dalam beberapa isim maushul. Arti lazim adalah selalu mentetap, tidak bisa dipisahkan. Jadi tidak diperkenankan menanggalkan/memisahkan al pada semisal الَّذِيْنَ menjadi ذِيْنَ.

  • Allata اللات artinya nama berhala
  • Al’aana الآن artinya Sekarang, saat ini
  • Alladziina dan Allatii الَّذِيْنَ, الَّلاتِي adalah isim maushul

Al zaidah ghairu lazim ini juga tidak berfaidah memakrifatkan. Namun keberadaannya hanya tambahan yang bisa dipasang atau ditanggalkan. Keduanya tidak memberikan pengaruh apa pun kepada isim yang dimasuki al jenis ini.

Dalam konteks ini, jika Al tidak ada gunanya, mengapa diberi ال? Setidaknya ada dua alasan, yaitu karena terpaksa (darurat) ini biasanya terdapat dalam syair. Alasan selanjutnya karena sudah terlanjur ada.

Nadhom Alfiyah bab Al Ta’rif No. 109-110

وَبَعَضُ الأعْلاَمِ عَلَيْهِ دَخَلا ¤ لِلَمْحِ مَـا قَدْ كَانَ عَنْهُ نُقِلاَ

كَالْفَضْلِ وَالْحَارِثِ وَالْنُّعْمَانِ ¤ فَــذِكْـرُ ذَا وَحَذْفُــــهُ سِيَّـانِ

Sebagian ‘alam manqul bisa dimasuki ال karena tujuannya agar sesuai dengan faidah pemindahannya menjadi alam. Contohnya al fadhli, al harits, an Nu’man. (pada alam manqul ini), dipasang al atau tidak, keduanya sama saja.

Penjelasan Nadhom Alfiyah Bab Al Ta’rif No. 109-110

Dua bait ini menjelaskan Al yang berkaitan dengan ‘alam manqul (المنقول). Alam manqul adalah isim (bisa sifat, mashdar, isim ‘ain) yang dijadikan nama sesuatu. Hukum ‘alam manqul sudah makrifat.

Huruf Al yang terdapat dalam sebagian ‘alam manqul, seperti الْفَضْل, الْحَارِث dan الْنُّعْمَان berlaku zaidah. Tidak memakrifatkannya. Tujuan penambahan Al dalam alam manqul tersebut berfaidah lilamhi atau tafa’ulan. Keberadaan Al dalam isim manqul itu hukumnya sama dengan tanpa Al. Sama-sama tidak memakrifatkan.

Fadhol فَضْل adalah bentuk mashdar, artinya keutamaan. Kemudian (dipindah untuk) dijadikan nama orang(misalnya). Penamaan orang dengan Fadhol ini disebut alam manqul. Karena menjadi nama(اسم علم), maka otomatis makrifat.

Karena ingin tafa’ulan/lamhi dengan makna ‘keutamaan’ maka dipasang Al menjadi Al Fadhl. begitu juga terjadi pada al Haris dan an Nu’man. Harits artinya petani/singa. Nu’man artinya (sifat merah) pada darah.

Nadhom Alfiyah Bab Al Ta’rif No. 111-112

وَقَدْ يَصِيْـــرُ عَلَـمـــاً بِالْـغَـلَبَــــهْ ¤ مُضَاف أوْ مَصْحُوْبُ أَلْ كَالْعَقَبَهْ

وَحَذْفَ أَلْ ذِي إنَ تُنَادِ أَوْ تُضِفْ ¤ أوْجِبْ وَفِي غَيْرِهِمَـا قَدْ تَنْحَذِفْ

Mudhof atau lafadz bersamaan Al, seperti al Aqobah itu terkadang menjadi ‘alam dengan cara ghalabah. Maka wajib membuang Al tersebut apabila menjadi munada atau diidhafahkan. Selain dari keduanya (munada atau diidhafahkan), Al terkadang dibuang.

Nadhom Alfiyah Bab Al Ta’rif No. 111-112

Alam bil ghalabah adalah Isim yang dijadikan nama karena umumnya pemakaian disebabkan populernya individual. Alam bil gholabah terbagi menjadi dua:

  1. Dengan idhafah
  2. Bersamaan dengan Al مَصْحُوْبُ أَلْ

Contoh alam ghalabah bil idhafah adalah: Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ibnu Umar ابن مسعود, ابن عباس, ابن عمر. Contoh Alam ghalabah bersama Al adalah al Aqobah, Ar Rahman, Al Ayyuq, Al Madinah.

  1. Al Aqobah artinya jalan terjal di tanah Mina
  2. Ar Rahman artinya Nama Allah
  3. Al Ayyuq artinya nama bintang dekat bintang Tsuroya
  4. Al Madinah artinya kota Madinah al Munawwaroh.

Al madinah berasal dari lafadz madinah yang artinya kota. Setiap kota dapat disebut madinah.

Karena kepopuleran pemakaian madinah yang merujuk pada Madinah al Munawarah, maka lafadz madinah itu secara ghalabah menjadi nama khusus bagi Madinatul munawarah. Dengan demikian jika disebut Al Madinah maka bukan sembarang kota lagi, tetapi merujuk pada Madinah al Munawarah.

Nah maksud dari Nadhom Alfiyah bab Al ta’rif no 112 adalah semua ‘alam ghalabah bil Al, wajib membuang Al-nya jika berposisi sebagai munada atau diidhafahkan, contoh:

  1. Al Madinah (المدينة) jika menjadi munada menjadi Ya madinatu (يا مدينةُ) bukan Yal madinah (يا المدينة)
  2. Ar Rahman (الرحمن) nida’nya Ya Rahman bukan Yar Rahman. Begitu juga pada ghalabah bil mudhaf, yaitu:
  3. Madinatur rasul (مدينة الرسول), bukan al madinatur rasul (المدينة الرسول)
  4. Rahmanud Dunya (‌رَحْمَنُ الدُّنْيَا) bukan Arrahmanud dunya (‌الرَحْمَنُ الدُّنْيَا).

Demikian penjelasan dan arti Nadhom Alfiyah bab Al Ta’rif dan artinya pada bait nomor 106 sampai 112. Dalam bait tersebut tidak dijelaskan pembagian Al Ta’rif atau al yang memakrifatkan secara spesifik. Ini akan Kita bahas dalam tema besar ‘huruf Al’ di artikel lain.