Pengertian dan Bacaan Tasyahhud

Jika menyebut kata Tasyahhud, mungkin secara spontan kita mengkaitkannya terhadap sholat. Ya! memang benar. Ia merupakan salah satu rukun sholat. Namun demikian, istilah Tasyahhud sebenarnya lebih luar dari itu.

Dalam kajian ini, kita akan melakukan eksplorasi yang lebih tajam terhadap pengertian Tasyahhud, menggali akar makna dari segi linguistik dan perspektif fuqoha. Mari kita bersama-sama mengurai pengertian tasyahud ini guna memperoleh wawasan yang lebih substansial tentang bagaimana Tasyahhud menghantarkan kita pada pemahaman dan penghayatan yang lebih dalam.

Pengertian Tasyahhud

Seperti biasa, dalam pendekatan definitif, kita menggunakan pendekatan kebahasaan atau lughowi dan pendekatan istilahi, atau terminologi. Karena istilah ini dekat dengan sholat, maka istilah fuqoha yang akan kita gunakan.

Lughowi

Dalam aspek harfiah (lughowi), Tasyahhud merupakan bentuk mashdar (kata benda) dari kata kerja fiil madhi Tasyahhada, artinya meminta kesaksian atau mengucapkan dua kalimat syahadat.

Dalam konteks ini, tasyahhud artinya mengucapkan dua kalimat syahadat. Kalimat syahadat tersebut adalah “Ashhadu an la ilaha illallah wa ashhadu anna Muhammadan rasulullah“, yang diterjemahkan sebagai “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Dengan demikian, tasyahhud dalam konteks bahasa merujuk pada tindakan mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut.

Istilahi

Sedangkan dalam terminologi fuqoha, istilah Tasyahhud memiliki dua penggunaan yang lazim. Pertama, istilah ini digunakan untuk menyebut kalimat tauhid, yaitu kalimat syahadat yang menjadi dasar keislaman seseorang. Isi Kalimah tauhid adalah sebagaimana dijelaskan di atas.

Kedua, istilah Tasyahhud juga merujuk pada bacaan tasyahhud dalam salat. Dalam salat, dikenal ada istilah tasyahhud awwal dan akhir. Pengertian Tasyahhud dalam terminologi fuqoha ini adalah bacaan Attahiyyatu lillah sampai akhir, yang mana bacaan ini diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw.

Ibnu ‘Abidin, seorang ulama yang merujuk kepada kitab Al-Hilyah, memberikan penjelasan tambahan tentang istilah tasyahhud. Menurutnya, tasyahhud adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kumpulan kata-kata yang diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Mas’ud (semoga Allah meridainya) dan Sahabat lainnya.

Alasan disebut Tasyahhud dan Tahiyat

Kumpulan kata yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ini kemudian dikenal dengan sebutan bacaan Tasyahhud karena dalam bacaan tersebut terdapat dua kalimat syahadat. Penamaan ini mirip dengan penggunaan istilah yang memberi nama pada sesuatu dengan sebutan bagian dari keseluruhannya.

Dengan argumen yang sama, Tasyahhud juga disebut Tahiyat karena isi dari bacaan Tasyahhud tersebut mengandung atau bahkan diawali dengan lafazh Attahiyyat, baik dalam bacaan tahiyat awal maupun tahiyat akhir. Jadi, antara Tasyahhud dan Tahiyyat itu merujuk pada bacaan yang sama.

Bacaan Tasyahhud

Bacaan Tasyahhud dalam sholat, atau tahiyat ada beberapa versi. Semua jenis bacaan ini bersumber dari Rasullullah Saw, jadi Anda bisa menggunakan lafadz tahiyat yang akan kami sebutkan di bawah.

Menukil dari kitab al Mausu’ah al Fiqhiyyah, bacaan tasyahhud sebagai berikut:

Mazhab Hanafi dan Mazhab Hanbali

Menurut Mazhab Hanafi dan Mazhab Hanbali, tasyahhud yang paling utama adalah tasyahhud yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada Abdullah bin Mas’ud (semoga Allah meridhainya). Tasyahhud tersebut adalah:

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَاّ اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

At-Tahiyyātu lillāhi, waṣ-ṣalawātu waṭ-ṭayyibātu, as-salāmu ʿalayka ayyuhan-nabīyu wa raḥmatu Allāhi wa barakātuhu, as-salāmu ʿalaynā wa ʿalā ʿibādi Allāhiṣ-ṣāliḥīn, ash-hadu an lā ilāha illallāh, wa ash-hadu anna Muḥammadan ʿabduhu wa rasūluhu.

Mazhab Malik

Para pengikut Mazhab Malik berpendapat bahwa yang terbaik dalam tasyahhud adalah tasyahhud yang diucapkan oleh Umar bin Khattab, yaitu:

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، الزَّاكِيَاتُ لِلَّهِ، الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَاّ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

At-Tahiyatu lillahi, az-zakiyatul lillahi, at-thayyibat as-salawatu lillahi, as-salamu ‘alayka ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuhu, as-salamu ‘alayna wa ‘ala ‘ibadillahi as-salihin. Ashhadu an la ilaha illallah, wahdahu la sharika lah, wa ashhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu.

Mazhab Syafi’i

Menurut Mazhab Syafi’i, yang paling utama dalam tasyahhud menurut mereka adalah apa yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, semoga Allah meridhainya berdua, beliau berkata: Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada kami tasyahhud sebagaimana beliau mengajarkan surah dari Al-Quran. Beliau bersabda, ‘Ucapkanlah:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ، الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّه الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَاّ اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُول اللَّهِ

At-tahiyyātu al-mubārakātu, as-salawātu aṭ-ṭayyibātu lillāh, as-salāmu ‘alayka ayyuhā an-nabīyu wa raḥmatu Allāhi wa barakātuhu, as-salāmu ‘alaynā wa ‘alā ‘ibādi Allāhi aṣ-ṣāliḥīn, ashhadu an lā ilāha illallāh, wa ashhadu anna Muḥammadan rasūlu Allāh. (Akhrajahu Muslimun wa at-Tirmidziyu)

Namun menurut riwayat Imam Muslim, di akhir tahiyat menggunakan lafazh:

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

wa ashhadu anna Muḥammadan ‘abduhu wa rasūluhu

Bagaimana? Bingung mau pilih yang mana? Anda bisa menggunakan salah satu dari bacaan tasyahhud di atas, karena semuanya memiliki jalur kepada Nabi Muhammad Saw. Dari kitab yang sama disebutkan bahwa perbedaan hanya terletak pada nilai keutamaan saja, artinya semua sah digunakan dalam sholat.

Seperti inilah jika kita mengurai bacaan atau kaifiyah tentang ibadah, akan banyak versi yang masing-masing memiliki otoritas dan jalur kepada sumber syariah. Jadi, paling enak dan mudah adalah ikuti saja apa yang kyai atau guru Anda ajarkan saja. Mereka memiliki alasan-alasan tertentu, yang mungkin sekilas tidak sama dengan apa yang ditampilkan di tulisan ini. Ada juga yang mengajarkan sekaligus dengan doa setelah tahiyat akhir sebelum salam sebagai paket komplit dalam sholat.

Penutup

Tasyahhud memiliki pengertian kebahasaan dan istilahi. Dari segi kebahasaan, tasyahhud merujuk pada tindakan mengucapkan dua kalimat syahadat. Sedangkan dalam terminologi fuqoha, tasyahhud merujuk pada kalimat tauhid dan bacaan tasyahhud dalam salat.

Pengertian terakhir ini yang sering digunakan dalam konteks sholat, yaitu digunakan untuk menggambarkan kumpulan kata-kata yang diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Mas’ud dan Sahabat lainnya, yang dikenal dengan sebutan bacaan Tasyahhud karena mencakup dua kalimat syahadat.

Untuk bacaan Tasyahhud sendiri ada beberapa pendapat redaksi bacaan tahiyat. Semuanya memiliki jalur ajaran dari Nabi. Semua bisa digunakan dalam sholat. Wallahu a’alam.