Surah As-Saff terletak di juz ke-28 Al-Qur’an, berada setelah Surah Al-Mumtahanah (surah ke-60) dan sebelum Surah Al-Jumu’ah (surah ke-62). Surah ke-61 dalam Al-Qur’an ini terdiri dari 14 ayat. Golongan surah ini Madaniyyah
Dalam kehidupan ini, keberhasilan sering kali datang dari ketertiban, kerja sama, dan keteguhan dalam prinsip. Nilai-nilai inilah yang diangkat dalam Surah As-Saff, yang banyak berbicara tentang pembinaan umat dan semangat berjihad di jalan Allah.
Makna “As-Saff”
Nama “As-Saff” berarti barisan, diambil dari ayat ke-4 yang menyebutkan bahwa Allah mencintai orang-orang yang berjihad di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seperti bangunan yang kokoh.
Ayat ini tidak hanya mengandung pesan militeristik, tapi juga simbolik—bahwa umat Islam harus bersatu, tertib, dan memiliki arah perjuangan yang jelas.
Bacaan Surah As-Saff
Sebagai bentuk upaya mengenal dan memahami kandungan Al-Qur’an, berikut ini kami sajikan bacaan lengkap Surah As-Saff dalam teks Arab berdasarkan Mushaf Standar Kemenag RI, ditata agar mudah dan nyaman dibaca, ayat per ayat dari 1 hingga 14.
Baca Juga: Surah Ar Rahman Al Mulk Al Waqiah Al Kahfi
Tafsir Ringkas Surah As-Saff
Surah ini menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya keselarasan antara ucapan dan perbuatan, serta ajakan untuk berjihad di jalan Allah dalam barisan yang teratur. Di dalamnya juga termuat pelajaran dari umat-umat terdahulu, serta janji kemenangan dan ampunan bagi orang-orang yang beriman dan berjuang dengan sungguh-sungguh.
Berikut ini adalah tafsir ringkas dari setiap ayat Surah As-Saff, disusun agar mudah dipahami sebagai bahan renungan dan penguatan iman.
1. Segala Makhluk Bertasbih kepada Allah (Ayat 1)
Surah As-Saff dibuka dengan penegasan bahwa semua yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Ini mengajarkan bahwa seluruh alam semesta berada dalam keadaan tunduk dan taat kepada Sang Pencipta. Maka, manusia sebagai makhluk berakal seharusnya tidak tertinggal dalam barisan ketaatan itu.
Ayat/surat terkait:
-
QS Al-Hasyr: 1 – seluruh makhluk bertasbih
-
QS Al-Jumu’ah: 1 – serupa pembukaannya
-
QS An-Nur: 41 – burung dan makhluk lainnya pun bertasbih
2. Ucapan Harus Selaras dengan Perbuatan (Ayat 2–3)
Allah mencela orang-orang yang mengatakan sesuatu tapi tidak melaksanakannya. Pesan ini sangat penting untuk membentuk karakter Muslim yang jujur dan konsisten, serta memperingatkan bahaya kemunafikan, terutama bagi orang-orang yang tampil sebagai pemuka, da’i, atau pemimpin umat.
Ayat/surat terkait:
-
QS Al-Baqarah: 44 – peringatan kepada yang menyuruh kebaikan tapi melupakannya sendiri
-
QS Ash-Shaffat: 151–152 – mencela ucapan yang tidak berdasarkan kebenaran
-
QS At-Tawbah: 67–68 – sifat munafik: berkata tapi tidak berbuat
3. Jihad dalam Barisan yang Teratur (Ayat 4)
Allah memuji orang-orang yang berjihad di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, laksana bangunan kokoh. Ini menunjukkan pentingnya organisasi, strategi, dan kesatuan barisan dalam perjuangan, baik fisik maupun ideologis.
Ayat/surat terkait:
QS Al-Anfal: 60–62 – perintah mempersiapkan kekuatan dan ketertiban dalam menghadapi musuh
QS Al-Mujadilah ayat 11 – menyebutkan pentingnya ketertiban dan disiplin dalam majelis ilmu
QS Ali ‘Imran: 200 – perintah untuk bersabar, kuatkan barisan, dan bertakwa
4. Pelajaran dari Kaum Terdahulu (Ayat 5–7)
Kisah kaum Nabi Musa dan Nabi Isa yang menolak dan menyakiti utusan Allah menjadi pelajaran penting. Bahkan ketika kebenaran datang dengan tanda-tanda yang jelas, sebagian orang tetap bersikap keras kepala. Ini mengingatkan kita untuk tidak mengulangi kesalahan sejarah umat terdahulu.
Baca: Surah As-Saff Ayat 6 tentang Ahmad yang Dijanjikan
Ayat/surat terkait:
-
QS Al-A’raf: 103–137 – kisah lengkap tentang penolakan Bani Israil terhadap Nabi Musa
-
QS Al-Ma’idah: 110–117 – tentang mukjizat Nabi Isa dan respons kaumnya
-
QS Ali ‘Imran: 52 – tentang hawariyyun sebagai minoritas yang membela Nabi Isa
5. Agama Allah Tidak Akan Pernah Padam (Ayat 8–9)
Allah menegaskan bahwa meski banyak yang berusaha memadamkan cahaya Islam, namun Dia pasti akan menyempurnakan dan menampakkannya di atas segala agama. Ini adalah jaminan kemenangan kebenaran, meskipun ditentang.
Ayat/surat terkait:
-
QS At-Tawbah: 32–33 – redaksinya hampir sama, menjanjikan keunggulan Islam
-
QS Al-Fath: 28 – penegasan bahwa Rasul diutus untuk menampakkan agama yang benar
-
QS Al-Baqarah: 17 – gambaran usaha sia-sia orang-orang yang menolak cahaya kebenaran
6. Ajakan kepada ‘Perdagangan’ yang Menguntungkan (Ayat 10–11)
Allah menawarkan sebuah “perdagangan” yang menyelamatkan dari azab, yaitu beriman dan berjihad dengan harta dan jiwa. Ini adalah bentuk investasi spiritual yang memberikan hasil di dunia dan akhirat. Bahasanya lembut namun menggugah: sebuah peluang dagang dari Tuhan.
Ayat/surat terkait:
-
QS At-Tawbah: 111 – Allah membeli jiwa dan harta orang beriman sebagai ganti surga
-
QS Al-Shaf: 12–13 – menjelaskan keuntungan perdagangan tersebut
-
QS Fatir: 29–30 – orang yang membaca Al-Qur’an, salat, dan infak disebut sedang berdagang
7. Ganjaran Dunia dan Akhirat (Ayat 12–13)
Allah menjanjikan ampunan, surga yang mengalir sungai di bawahnya, dan kemenangan yang dekat bagi mereka yang terlibat dalam perjuangan agama-Nya. Ini menunjukkan keseimbangan antara orientasi ukhrawi dan realitas duniawi.
Ayat/surat terkait:
-
QS Muhammad: 7 – jika menolong agama Allah, Dia akan menolongmu
-
QS Al-Hadid: 12 – gambaran tentang cahaya dan surga bagi orang-orang beriman
-
QS Ali ‘Imran: 200 – janji kemenangan setelah kesabaran dan keteguhan
8. Menjadi Penolong Agama Allah (Ayat 14)
Surah ini ditutup dengan ajakan untuk menjadi penolong agama Allah, sebagaimana para pengikut setia Nabi Isa. Ini adalah seruan terbuka untuk menjadi bagian dari perjuangan yang dijanjikan kemenangan oleh Allah.
Ayat/surat terkait:
-
QS Ali ‘Imran: 52 – “Man ansari ilallah” (siapa yang menolong agama Allah?)
-
QS Al-Ma’idah: 54 – Allah akan mengganti kaum yang berpaling dengan kaum yang mencintai-Nya dan menolong agama-Nya
-
QS Al-Hajj: 40–41 – Allah menolong mereka yang jika diberi kekuasaan menegakkan salat, zakat, dan amar makruf nahi munkar
Relevansi untuk Umat Saat Ini
Surah As-Saff sangat relevan untuk kita hari ini. Di tengah tantangan zaman, perpecahan, dan lemahnya solidaritas umat, ayat-ayat dalam surah ini menjadi pengingat penting: kita butuh barisan yang rapi, umat yang terorganisir, dan individu yang teguh pada prinsip iman.
Menjadi muslim bukan hanya soal ucapan, tetapi juga tindakan nyata. Surah ini menanamkan semangat untuk tidak diam dalam menghadapi kebatilan, tetapi aktif, terlibat, dan siap menjadi bagian dari perjuangan kolektif yang menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan.