Cara Berdoa Nabi Ayub dalam Surah Al-Anbiya ayat 83

Bagaimana cara berdoa ala Nabi Ayub ketika sakit dan menghadapi ujian berat?. Artikel ini mengupas pernyataan Nabi Ayub dalam Surah Al-Anbiya ayat 83 berdasarkan Tafsir al-Qurtubi (الجامع لأحكام القرآن).

Nabi Ayub dikenal sebagai sosok yang sangat sabar dalam menghadapi ujian berat dari Allah. Pernyataan Ayub yang terkenal dan diabadiakan dalam al Quran adalah أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ annî massaniyadl-dlurru artinya “Aku telah ditimpa kemalangan,”.

doa nabi ayub ayat 83
Surah Al-Anbiya ayat 83

Berbagai pendapat ulama terkait hal itu diuraikan lengkap dalam Tafsir al-Qurtubi. Nah, dari penjelasan tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bagaimana cara berdoa Nabi Ayub dalam menghadapi sakit, kehilangan maupun kesulitan hingga akhirnya disembuhkan, dibahagiakan dan dicukupkan hartanya.

Ucapan Nabi Ayub: Ungkapan atau Keluhan?

Pernyataan Ayub, “Aku telah ditimpa kemalangan,” sering diperdebatkan dalam tafsir. Ada beberapa pandangan menarik mengenai arti dari pernyataan ini:

  • Penyampaian Tentang Keadaan: Menurut pendapat pertama, Ayub mengungkapkan kemalangannya sebagai ungkapan tentang keadaannya, bukan sebagai keluhan terhadap ujian yang dihadapinya.
  • Pengakuan Ketidakmampuan: Beberapa ulama berpendapat bahwa ini adalah pengakuan atas ketidakmampuan, yang tetap tidak bertentangan dengan kesabaran.
  • Doa dan Permohonan: Banyak ulama menyatakan bahwa pernyataan ini adalah bentuk doa, bukan keluhan. Ayub tidak berkeluh kesah kepada makhluk, tetapi berdoa kepada Allah untuk memohon rahmat-Nya.
Artikel Terkait:  Doa Setelah Membaca Surat Al Waqiah Arab dan Latin

Pandangan Tentang Ujian Ayub

Ujian yang dialami Ayub sangat berat dan berbagai riwayat memberikan konteks tambahan tentang ujian tersebut:

  • Wahyu Terputus: Ada yang mengatakan bahwa Ayub merasa wahyu terputus dan mengeluh karena merasa ditinggal oleh Tuhannya.
  • Cemoohan dan Pandangan Masyarakat: Beberapa pendapat menunjukkan bahwa Ayub mengeluhkan kemalangan akibat cemoohan masyarakat dan pandangan negatif terhadapnya.
  • Kehilangan dan Kebutuhan: Ada juga pandangan bahwa Ayub mengungkapkan penderitaannya karena kehilangan dukungan sosial dan kesulitan yang dihadapinya, seperti hilangnya rambut istrinya yang sangat berarti baginya.

Kesabaran dan Doa dalam Pandangan Ulama

Para ulama sepakat bahwa pernyataan Ayub merupakan doa yang penuh kesadaran dan pengakuan atas kebesaran Allah. Al-Thalabi dan ulama lainnya menjelaskan bahwa doa Ayub bukanlah keluhan, melainkan permohonan akan rahmat dan bantuan Allah. Cara mengamalkan doa Nabi Ayyub ini adalah dengan menyadari bahwa doa tersebut mengandung pengakuan atas kelemahan kita sebagai hamba dan permohonan untuk kekuatan serta kesembuhan dari Allah.

Al-Junayd menambahkan bahwa pernyataan tersebut adalah pengakuan akan kebutuhan dan permohonan untuk mengatasi penderitaan. Ini mengajarkan kita bahwa dalam berdoa, penting untuk menyadari posisi kita sebagai hamba dan memohon rahmat serta pertolongan Allah dengan penuh keyakinan.

Kembalinya Keluarga dan Karunia Allah

Setelah masa ujian yang panjang, Allah menyembuhkan Ayub dan memberikannya keluarganya kembali serta tambahan keluarga. Riwayat menyebutkan bahwa Ayub memilih untuk mendapatkan keluarganya kembali di dunia, dan Allah mengabulkannya. Ini menunjukkan betapa Allah Maha Pemurah dan bagaimana doa dan kesabaran Ayub membawa hasil yang luar biasa.

Artikel Terkait:  Surah Maryam 1-11 Arab, Latin, Arti dan Manfaatnya

Riwayat Tambahan: Diceritakan bahwa setelah berdoa, Allah mengirimkan Jibril untuk menyembuhkan Ayub dan memberinya karunia berupa belalang emas. Ini menggambarkan betapa Allah memberikan balasan yang sangat baik atas ketabahan dan doa Ayub.

Prinsip-prinsip Berdoa Berdasarkan Kisah Nabi Ayub As

1. Doa Sebagai Bentuk Pengaduan dan Permohonan

  • Doa bukan hanya tentang meminta, tetapi juga tentang menyampaikan kesulitan dan penderitaan kita kepada Allah. Nabi Ayub tidak sekadar meminta, tetapi juga menyampaikan rasa sakit dan penderitaannya.
  • Dalam ayat “مَسَّنِيَ الضُّرُّ” (Sesungguhnya aku telah ditimpa kemalangan), beliau menunjukkan bahwa doa bisa berfungsi sebagai bentuk pengaduan yang tulus dan jujur.

2. Kesabaran dan Ketulusan dalam Doa

  • Doa harus dilakukan dengan ketulusan dan kesabaran. Nabi Ayub adalah contoh utama dari kesabaran dalam doa, meskipun dalam keadaan yang sangat-sangat sulit.
  • Meskipun Ayub As menghadapi ujian berat selama bertahun-tahun, dia tetap bersabar dan tidak pernah mengeluh kepada Allah, melainkan hanya mengungkapkan kesedihannya.

3. Memohon dengan Rasa Rendah Hati

  • Berdoa dengan rasa rendah hati dan pengakuan akan keterbatasan kita sebagai manusia. Nabi Ayub mengakui kebutuhannya dan kelemahannya di hadapan Allah.
  • Dengan mengucapkan “وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ” Wa anta arhamurrahimin (Dan Engkau adalah Tuhan yang paling penyayang), Ayub menunjukkan keyakinannya pada rahmat dan kasih sayang Allah.

4. Menjaga Kualitas dan Kesesuaian Doa

  • Doa harus sesuai dengan apa yang kita butuhkan dan dengan cara yang baik. Nabi Ayub berdoa dengan kesadaran akan kondisi dan kebutuhannya.
  • Doa Nabi Ayub tidak hanya untuk kesembuhan fisik tetapi juga mencakup harapan untuk mendapatkan kembali keluarga dan kehidupan yang lebih baik.
Artikel Terkait:  Cara Mengamalkan Doa Nabi Ayyub Saat Mendapat Ujian

5. Mengandalkan Keberanian dan Keyakinan

  • Doa harus disertai dengan keyakinan penuh bahwa Allah akan menjawab doa kita sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
  • Ayub As tetap berdoa dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan jawaban yang terbaik, meskipun tidak langsung atau tidak seperti yang dia harapkan.

6. Mengharapkan Balasan yang Lebih Baik

  • Saat berdoa, kita harus berharap akan mendapatkan balasan yang lebih baik dan positif dari Allah. Nabi Ayub setelah berdoa, mendapatkan balasan yang sangat baik dari Allah.
  • Allah memberikan Ayub bukan hanya kesembuhan tetapi juga kekayaan dan keluarga yang lebih baik.

7. Berdoa dengan Kesadaran Akan Hikmah

  • Doa harus dilakukan dengan kesadaran akan hikmah dan rencana Allah yang mungkin lebih baik dari apa yang kita inginkan.
  • Ayub menunjukkan pemahaman bahwa ujian dan penderitaannya adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar dan memiliki hikmah yang mendalam.

Penutup

Doa Nabi Ayub ayat 83 dari Surah al-Anbiya ini contoh sempurna tentang bagaimana menghadapi ujian dengan sabar dan optimis. Ketika menghadapi kesulitan, kita bisa belajar dari ketabahan Ayub untuk tetap berdoa dengan penuh keyakinan, mengakui kebutuhan kita kepada Allah, dan terus berusaha tanpa kehilangan harapan.

Dengan mempelajari kisah dan doa Nabi Ayub, kita bisa memahami lebih dalam tentang cara berdoa yang disertai dengan usaha, penuh kesabaran dalam menghadapi ujian hidup. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberi inspirasi untuk kita semua.