Contoh Maful Liajlih dalam Al Quran dan Penjelasannya

Contoh Maful Liajlih dalam Al Quran hanya sekitar 110-an, tersebar di dalam 114 surah. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua surah memiliki contoh maf’ul li ‘ajlih ini. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian dalam menemukan salah satu bentuk dari manshubatul asma’ ini.

Sebelum lebih jauh melihat contoh dari maf’ul li ajlihi ini ada baiknya kita memahami konsep-konsepnya yang meliputi definisi dan penjelasannya.

Apa itu Maful Liajlih?

Maf’ul Li Ajlih مفعول ‌لأجله  juga disebut sebagai “Maf’ul Min Ajlihi” (مفعول من أجله) atau Ma’ful Lah المفعولُ لهُ. Ketiga istilah tersebut merujuk pada pengertian yang sama.

Maful liajlih adalah masdar qalby yang merujuk pada alasan atau tujuan di balik suatu peristiwa, melibatkan waktu dan pelaku yang sama. Singkatnya, adalah keterangan alasan/tujuan. Meskipun fungsi ta’liliyah ini juga didapati pada huruf jar Lam namun keduanya memiliki perbedaan prinsipiil.

Contoh contoh maful liajlih adalah raghbatan dari kalimat اِغْتَرَبْتُ رَغْبَةً فِي العِلْمِ Igtarabtu raghbatan fi al-‘ilm artinya Saya pergi jauh karena mencintai ilmu. Nah, dalam penjelasan tersebut ada istilah Masdar Qalby, berikut definisinya:

Pengertian Masdar Qalby

Sementara definisi Masdar Qalby adalah isim yang memiliki makna perasaan dalam hati yang menjadi sumber tindakan-tindakan batin seperti pengagungan, rasa takut, keberanian, dan lainnya, berbeda dengan tindakan-tindakan fisik seperti membaca, berjalan, dan sejenisnya.

Contoh Maful Liajlih

Belajar dari sebuah contoh merupakan cara yang cukup efektif. Hal ini berlaku bagi Anda yang ingin memahami maf’ul liajlih. Dalam percontohan ini, ada contoh yang lumrah ditemukan dalam kitab Nahwu atau bahasa Arab dan ada yang langsung kami ambilkan dari ayat-ayat suci al Quran.

Contoh Maful Liajlih dalam Bahasa Arab

Untuk memperdalam pengetahuan tentang maf’ul liajlih ini, mari kita lihat contoh dan penjelasannya. Contoh maful liajlih adalah raghbatan

اِغْتَرَبْتُ فِي العِلْمِ

Ightarabtu rafhbatan fil ilmi artinya Saya pergi jauh/ke luar negeri karena cinta ilmu. Dalam contoh tersebut, kita dapat melihat contoh konkret dari konsep “Masdar Qalby” atau akar kata dalam hati yang menjadi sumber tindakan.

Dalam hal ini, kata “رَغْبَةً” (raghbatan) adalah “Masdar Qalby” yang mewakili keinginan atau hasrat dalam hati seseorang. Fiil madhi اِغْتَرَبْتُ muncul karena alasan atau tujuan dalam hati, yaitu “رَغبةً في العلم” (raghbatan fi al-‘ilm), yang berarti keinginan untuk belajar ilmu.

Dengan kata lain, alasan di balik tindakan “اغتربتُ” adalah “رغبةً في العلم” (keinginan untuk belajar ilmu), yang merupakan akar kata dalam hati. Tindakan dan akar kata dalam hati ini berbagi pelaku (pengucap) dan waktu yang sama (masa lalu) dalam kalimat ini.

Dalam contoh ini, konsep “Masdar Qalby” atau akar kata dalam hati sangat jelas terlihat, di mana tindakan didorong oleh keinginan dalam hati yang kemudian menjadi alasan atau tujuan untuk melakukan tindakan tersebut.

Lakukan analisa yang sama pada contoh maful liajlih dalam al Quran di beberapa surah berikut:

Contoh Maful Liajlih dalam Surat al Baqarah

Hadzaral maut, حَذَرَ الْمَوْتِ al Baqarah ayat 19. Hadzaral maut artinya sebab/karena takut akan mati.

Ay yushola, أَنْ يُوصَلَ. Ayat 27. An yushala artinya untuk menghubungkannya.

Lafadz ini disebut isim mu’awwal karena bentuknya fi’il namun hakikatnya adalah isim (masdar). Sehingga ada dua kemungkinan i’rob, bisa menjadi badal dari lafadz sebelumnya dan bisa menjadi maful liajlih. Jika dibuat contoh maful liajlih maka mentakdirkan lafadz karahiyatan (كراهية أن يوصل).

Baghyan, بَغْياً. pada ayat 90, terdapat contoh penggunaan “maful liajlih” dengan kata “Baghyan”. Kata “Baghyan” di sini memiliki arti “karena dengki” atau dalam bahasa Jawa disebut “lacut”.

Hasadan, حَسَداً. Contoh Maful Liajlih dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah pada ayat 109. Dalam konteks ini, kata “hasadan” atau hasud artinya “karena adanya perasaan dengki.”

Li ta’kulu, لِتَأْكُلُوا ayat 188. لِتَأْكُلُوا jika diurai menjadi lam huruf jar + An mudhmar (huruf an yang tersimpan) + af’alul khamsah Ta’kuluuna. Huruf jar bersamaan kalimat fi’il (af’aul khamsah) mengindikasikan bahwa hakikatnya Ta’kuluuna adalah isim.

Ibtigha’. Contoh penggunaan maful liajlih dalam Al-Quran terdapat pada Surat Al-Baqarah, ayat 208, yang menegaskan pentingnya mencari keridhaan Allah dalam segala hal dengan kalimat “ابْتِغاءَ مَرْضاتِ اللَّهِ” ibtighā’a marḍātillāh artinya karena mencari keridhaan Allah. (Bersambung)

Contoh Maful Liajlih dalam Surat al Kahfi

Ada beberapa contoh maful li ajlih di sini, silahkan baca surat al Kahfi lengkap untuk menelusuri contoh berikut:

Asafan, أَسَفاً. Contoh ini terdapat dalam al Kahfi ayat 6. Asafan artinya karena bersedih hati

Zinatan, زِينَةً. Dalam Qs Alkahfi ayat 7, terdapat kata “Zinatan” (زِينَةً) yang memiliki dua opsi tarkib. Pertama, dapat berperan sebagai maf’ul tsani (objek kedua) dari kata “جَعَلْنا”. Sedangkan yang kedua, bisa menjadi contoh maful liajlih. Dalam kedua kasus tersebut, semuanya Manshub namun tarkibnya yang berbeda. Kata “Zinah” sendiri memiliki makna perhiasan.

Rahmatan, رَحْمَةً. Dalam Qs al Kahfi ayat 82. Rahmatan artinya kasih sayang. Ayat 82 ini berisi tentang penjelasan Nabi Khidir kepada Nabi Musa, alaihimas salam, terkait dinding rumah dua orang anak yatim yang ditegakkannya.

Contoh Maful Liajlih dalam Surat Yasin

Dalam Yasin, contoh maful liajlih adalah lafadz Rahamatan, رَحْمَةً yang artinya belas kasih atau kasih sayang. Contoh ini terdapat pada surat Yasin ayat 44; إِلَّا رَحْمَةً مِنَّا وَمَتَاعًا إِلَىٰ حِينٍ

Contoh Maful Liajlih dalam Surah al Waqi’ah

Jaza’an, جَزاءً adalah contoh Maful Liajlih yang terdapat pada surah al-Waqi’ah ayat 24. Jaza

جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Jaza’am bima kanu ya’malun artinya: Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.

Demikian contoh maful liajlih baik dalam bahasa Arab maupun Kitab Suci al-Quran. Meskipun penjelasannya sederhana semoga dapat mengena. Untuk contoh-contoh lainnya akan ditambah dikemudian waktu.