Pengertian Fiil Mudhari dan Contohnya

Fiil mudhari الفعل ‌المضارع menjadi kajian penting dalam ilmu alat; baik Nahwu maupun Sharaf. Fi’il ini dikaji dari aspek yang berbeda sesuai dengan fan ilmunya. Namun tidak jarang terjadi persinggungan diantara keduanya.

Sebagaimana diketahui bahwa dari aspek zaman/waktu, fiil terbagi menjadi tiga; madhi, mudhari’ dan amr. Fiil madhi adalah kata kerja lampau, Fiil amar untuk kata kerja hal(saat ini) dan fiil mudhori’ untuk kata kerja saat ini dan mendatang.

Kata mudhori’ diambil dari المُضَارَعَة mudhora’ah yang merupakan mashdar dari fiil madhi mazid ضَارَعَ. Mudhori’ memiliki arti الْمُشَابَهَةُ serupa/persamaan. Dinamai mudhori’ karena keserupaan fi’il mudhori’ dengan kalimah isim dalam aspek i’rob.

Ada juga yang berpendapat asal mudhari’ dari الضَرْع yang artinya kantong susu binatang. Menurut pendapat ini, antara mudhori’ dengan isim, keduanya ‘menyusu’ dari 1 susu sehingga dianggap saudara/sama sepersusuan. Kedua pendapat itu muaranya satu; persamaan/kesamaan.

Lebih lengkapnya, letak kesamaan mudhori’ dengan isim fail dari aspek lafadz dan makna. Dari arah lafadz karena kedua kalimat ini bersesuaian dalam jumlah huruf, harakat dan sukun. Sedangkan dari aspek makna, kedua kalimat ini menunjukkan hal dan istiqbal.

Pengertian Fiil Mudhari

Menurut istilah nahwu, pengertian fiil mudhori adalah kalimat yang menunjukkan makna dengan sendirinya serta bersamaan dengan zaman hal dan istiqbal. Contoh: يَنْصُرُ artinya menolong.

Definisi lain dari fiil mudhari’ yaitu kalimah yang menunjukkan berhasilnya suatu pekerjaan/hadats ketika dikabarkan atau setelah pengkabaran. Kedua definisi ini esesnsinya sama.

Contoh fiil mudhari’ seperti يَقُوْمُ زَيْدٌ artinya Zaid sedang/akan berdiri. Saat diucapkan/dikabarkan lafadz tersebut, berarti pekerjaan yang berupa berdiri sedang dilakukan(zaman hal) atau akan dilakukan(zaman istiqbal).

Zaman Fiil Mudhari

Zaman atau masa yang ditunjukkan mudhori adalah zaman hal/zaman hadhir(الزمن الحاضر) dan mustaqbal(المُسْتَقبَل). Dengan demikian maka fi’il ini menunjukkan 2 zaman sekaligus. Begitu jika dipaham.

Namun, menurut sebagian ahli nahwu, secara hakikat fiil muhdori’ ini menunjukkan zaman hal(saat diucapkan/dikabarkan). Adapun kepenujukkannya terhadap zaman istiqbal disebut majaz.

Disebutnya zaman istiqbal sebagai majaz, karena fiil mudhori’ ini manakala hendak menunjukkan waktu akan datang, ia menggunakan tambahan qarinah/tanda seperti saufa, sin, ghadan atau sejenisnya. Kebutuhan akan qarinah ini lah yang menjadikan zaman istiqbal sebagai majaz dalam konteks zamannya fiil mudhori’.

Tanda Fiil Mudhari

Alamat atau tanda fi’il mudharik adalah menerima:

  1. Sin(السين) contoh سَيَقُوْلُ artinya akan berbicara
  2. Saufa(سوفَ) contoh سَوْفَ نَجِيْءُ artinya kami akan datang
  3. Lam amil jazm(لَمْ) contoh لَمْ أَكْسَلْ artinya Saya tidak malas
  4. Lan amil Nashob(لَنْ) contoh لَنْ أَتأخَّرَ artinya Saya tidak akan telambat

Selain empat tersebut (tanda khusus), ada juga ciri-ciri fiil mudhari yang juga menjadi ciri-ciri fiil madhi yaitu qad قَدْ. Perbedaanya terletak pada faidahnya.

Huruf Mudhoro’ah

Selain tanda mudhari yang telah dipaparkan. Fi’il mudhari’ selalu diawali dengan huruf-huruf khusus. Huruf ini disebut huruf mudhoro’ah (أَحرف المُضَارَعةِ).

Jadi, huruf mudhoro’ah adalah huruf-huruf tambahan yang selalu menjadi awal dari fi’il mudhori’. Jumlahnya ada 4, yaitu: hamzah(أ), nun(ن), ya’(ي) dan ta’(ت). Bisa disingkat menjadi anaitu(أنيت), anita(أنِيْتَ) atau na’atu(نأيت).

Keempat huruf mudhoroah ini memiliki arti/makna yang berkaitan dengan status dhomir yang dikandungnya.

  1. Hamzah menunjukan mutakallim wahdah, contoh: أَغْسِلُ يَدَيَّ artinya Saya membasuh/mencuci kedua tanganku
  2. Nun menunjukan mutakallim ma’al ghari, contoh: نَلعَبُ بالْكُرَةِ artinya Kita bermain bola
  3. Ya’ menunjukan ghaib, contoh: يَكْتُبُ الدَّرْسَ artinya Dia menulis pelajaran
  4. Ta’ menunjukkan khittab atau ghaibah, contoh: تَأْكُلُ الْبِنْتُ artinya Gadis sedang makan

Hukum Fiil Mudhari

Hukum dasar dari kalimat fi’il adalah mabni, jika berhukum mu’rob berarti fi’il tersebut keluar dari asli/asalnya. Murob artinya bisa menerima i’rob atau bisa di’irobi.

Fiil mudhari’ dihukumi mu’rob selama tidak bertemu dengan 2 nun taukid(نونا التوكيدِ) dan nun jama’ niswah(نون النسوة), jika bertemu dengan nun-nun tersebut maka dihukumi mabni.

Contoh fi’il mudhari mabni karena bertemu:

  1. Nun taukid khofifah(خفيفةٌ), contoh: يَضْرِبَنْ
  2. Nun taukid tsaqilah(ثقيلةٌ), contoh: يَضْرِبَنَّ
  3. Nun jamak niswah(نون النسوة), contoh: يَضْرِبْنَ

Jadi, fi’il mudhari’ yang harusnya mabni menjadi mu’rob karena serupa dengan kalimat isim(lihat pengantar tulisan ini). Kemudian jika fiil mudhari’ bertemu 3 jenis nun di atas, ia kembali ke mabni lagi karena 2 nun taukid dan nun niswah adalah nun yang khusus terdapat pada kalimat fi’il.

Macam Fi’il Mudhari

Fi’il mudhari’ dilihat dari huruf akhirnya dapat dibedakan menjadi:

  • Shahih akhir(صحيح الآخر) contoh: يَفُوْزُ
  • Mu’tal akhir(معتل الآخر) contoh: يَخْشَى
  • Fi’il mudhori’ ittashola bi akhiri syai’un(اتصل بآخره ضمير التثنية أو واو الجماعة، أو ياء المخاطبة) ini juga disebut dengan Af’alul khomsah.

Afalul khomsah adalah 5 fi’il mudhar’ik yang huruf akhirnya bertemu dengan dhomir alif tasniah, wawu jamak, ya mukhotobah. Totalnya ada 5, contoh:

  1. يَكْتُبَانِ
  2. تَكْتُبَانِ
  3. يَكْتُبُوْنَ
  4. تَكْتُبُوْنَ
  5. تَكْتُبِيْنَ

Pemisahan berdasarkan aspek huruf akhir ini berkaitan erat dengan i’rob. Terutama dari alamat i’robnya fi’il mudhari.

Tashrif Fiil Mudhari

Sebagaimana fi’il madhi, dalam fi’il mudhari’ pun memiliki jumlah pentasrifan yang sama dengan tasrif fiil madhi. Tentu bentuk tashrif lughowi yang dimaksud di sini.

  1. يَكْتُبُ
  2. يَكْتُبَانِ
  3. يَكْتُبُوْنَ
  4. تَكْتُبُ
  5. تَكْتُبَانِ
  6. يَكْتُبْنَ
  7. تَكْتُبُ
  8. تَكْتُبَانِ
  9. تَكْتُبُوْنَ
  10. تَكْتُبِيْنَ
  11. تَكْتُبَانِ
  12. تَكْتُبْنَ
  13. أَكْتُبُ
  14. نَكْتُبُ

Tashrif di atas sejumlah 14 dhomir munfashil, ini merupakan tashrif lughowy fiil mudhari’ mabni ma’lum. Selain itu ada juga mabni majhul, seperti yang terdapat dalam fiil madhi.

Contoh Fiil Mudhari

Contoh kalimat fiil mudhari dalam bahasa Arab dan artinya seperti:

تَطِيْرُ الحَمَامَةُ artinya Merpati terbang

يَعُوْدُ المُسَافِرُ artinya Musafir pulang

يَحْكُمُ القَاضِي artinya Hakim memberikan hukum

Selain itu ada juga contoh fiil mudhori dalam al Quran yang pernah kami ulas sebelumnya, seperti:

أَيَحْسَبُ أَنْ لَمْ يَرَهُ أَحَدٌ

Yahsabu contoh fiil mudhori’ rofa’. Sementara yara contoh mudhori jazm. Semuanya mabni ma’lum.

أَنْ لَنْ يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌ

Contoh fiil mudhori’ nashob adalah yaqdira dengan amil nashib lan.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

Lam yalid wa lam yulad artinya: Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

yalid adalah contoh mudhari jazm dengan lam. Sementara contoh fiil mudhari majhul terdapat pada yulad.

Demikian sekilas tentang dasar dari pengertian dan contoh fiil mudhari. Semoga menambah khazanah keilmuan kita. Amin. Wallahu ‘alam bis showab.