Pengertian dan Contoh Fi’il Mudhori’ Mu’tal Akhir

Dalam kajian kata kerja bahasa Arab, fi’il mudhori adalah bentuk kata kerja yang digunakan untuk menyatakan peristiwa yang sedang berlangsung atau akan terjadi.

Salah satu subkategori fi’il mudhori’ yang sering penting untuk dipahami dalam pembelajaran nahwu adalah fi’il mudhori’ mu’tal akhir.

Pemahaman yang baik tentang fi’il mudhori’ jenis ini menjadi kunci untuk menguasai kaidah gramatikal Arab, terutama dalam hal perubahan bentuk kata kerja akibat i’rab atau sambungan dengan dhamir.

Pengertian Fi’il mudhori’ Mu’tal Akhir

Fi’il mudhori’ mu’tal akhir adalah fi’il mudhori’ yang diakhiri oleh salah satu dari tiga huruf ‘illat, yaitu:

  1. Alif (ا)
  2. Wawu (و)
  3. Ya (ي)

Fi’il ini tetap menunjukkan makna pekerjaan atau peristiwa yang sedang berlangsung (zaman hal) atau akan terjadi di masa depan (zaman istiqbal). Namun, kehadiran huruf ‘illat di akhir fi’il ini membuatnya lebih rentan terhadap perubahan bentuk dibandingkan fi’il mudhori’ lainnya.

Contoh Fi’il Mudhori’ Mu’tal Akhir:

  • يسعى – berakhir dengan alif (berusaha).
  • يدعو – berakhir dengan wawu (berdoa).
  • يقضي – berakhir dengan ya (menghakimi).

Mengapa Disebut Mu’tal Akhir?

Fi’il ini disebut mu’tal akhir karena huruf akhirnya adalah huruf ‘illat yang sifatnya lemah dan cenderung berubah sesuai konteks gramatikal. Huruf ‘illat ini tidak hanya memengaruhi bunyi dan bentuk fi’il, tetapi juga dapat menyebabkan penghapusan atau penggantian huruf dalam kondisi tertentu, misalnya saat disambungkan dengan dhamir atau berada dalam keadaan jazm.

Sebagai gambaran:

  • Pada fi’il يدعو (dia berdoa), huruf wawu di akhir kata akan dihapus menjadi يدعُ saat dalam keadaan jazm, seperti pada kalimat:
    لم يدعُ أحداً (Tidak ada yang berdoa).

I’rob Fi’il mudhori’ Mu’tal Akhir

Fi’il mudhori’ Mu’tal akhir akan mengalami perubahan bentuk, terutama pada huruf akhirnya, ketika disambungkan dengan dhamir-dhamir tertentu. Berikut adalah penjelasan perubahan tersebut:

  1. Ketika Disambungkan dengan Alif Tasniyah

Alifuts Tsani adalah dhamir yang menunjukkan pelaku dua orang (mutsanna). Ketika fi’il mudhori’ Mu’tal akhir disambungkan dengannya:

  • Jika berakhir dengan alif, huruf alif berubah menjadi bentuk asalnya, yaitu ya.
    Contoh:
    يسعىيسعيان (mereka berdua berusaha).
  • Jika berakhir dengan wawu atau ya, cukup menambahkan alifuts tsani tanpa perubahan lain.
    Contoh:
    يدعويدعوان (mereka berdua berdoa).
    يقضييقضيان (mereka berdua menghakimi).
  1. Ketika Disambungkan dengan Nun Jamak Niswah

Nun Niswa adalah dhamir yang menunjukkan pelaku perempuan dalam jumlah banyak. Dalam hal ini:

  • Jika berakhir dengan alif, huruf alif berubah menjadi ya.
    Contoh:
    يسعىيسعَيْنَ (mereka perempuan berusaha).
  • Jika berakhir dengan wawu atau ya, cukup menambahkan nun niswa tanpa perubahan lain.
    Contoh:
    يدعويدعُونَ (mereka perempuan berdoa).
    يقضييقضينَ (mereka perempuan menghakimi).
  1. Ketika Disambungkan dengan Wawu Jamak

Wawu Jamak adalah dhamir yang menunjukkan pelaku laki-laki dalam jumlah banyak. Saat disambungkan, huruf ‘illat pada akhir fi’il mudhori’ akan dihapus:

  • يسعىيسعَوْنَ (mereka laki-laki berusaha).
  • يدعويدعُونَ (mereka laki-laki berdoa).
  • يقضييقضُونَ (mereka laki-laki menghakimi).
  1. Ketika Disambungkan dengan Ya’ Muannats Mukhatabah

Yaul Mukhatabah adalah dhamir untuk perempuan yang menjadi subjek tunggal (kamu perempuan). Perubahannya adalah:

  • Jika berakhir dengan alif, huruf alif dihapus, dan sebelum yaul mukhatabah ditambahkan tanda fathah.
    Contoh:
    يسعىتَسعَيْنَ (kamu perempuan berusaha).
  • Jika berakhir dengan wawu atau ya, huruf tersebut dihapus dan sebelumnya diberi tanda kasrah.
    Contoh:
    يدعوتدْعِين (kamu perempuan berdoa).
    يقضيتقضِين (kamu perempuan menghakimi).

Penerapan I’rab Fi’il Mudhori’ Mu’tal Akhir

Fi’il mudhori’ Mu’tal akhir tetap memiliki tiga keadaan i’rab: raf’, nashb, dan jazm. Namun, bentuk huruf akhirnya memengaruhi bagaimana tanda i’rab tersebut terlihat:

  1. Keadaan Raf’ (Dhammah Tersembunyi)
    Huruf ‘illat pada akhir fi’il mudhori’ membuat dhammah tidak terlihat (dhammah muqaddarah).
    Contoh:
  • يدعو (dia berdoa) → dhammah tersembunyi karena wawu.
  • يقضي (dia menghakimi) → dhammah tersembunyi karena ya.
  1. Keadaan Nashb (Fathah)
    Pada huruf wawu atau ya, tanda fathah terlihat jelas. Namun, pada huruf alif, tanda fathah tersembunyi karena ta’adhur (kesulitan pelafalan).
    Contoh:
  • لن يدعوَ (dia tidak akan berdoa).
  • لن يسعى (dia tidak akan berusaha).
  1. Keadaan Jazm (Hapus Huruf ‘Illat)
    Huruf ‘illat pada akhir fi’il mudhori’ akan dihapus jika berada dalam keadaan jazm.
    Contoh:
  • لم يدعُ (dia tidak berdoa).
  • لم يقضِ (dia tidak menghakimi).
  • لا تسعَ (jangan kamu berusaha).

Dengan memahami fi’il mudhori’ Mu’tal akhir, Anda tidak hanya memahami aspek tata bahasa Arab secara mendalam tetapi juga memperkaya kemampuan membaca dan menulis teks Arab yang lebih variatif dan tepat.