Uraian Lengkap Hamzah Washal dan Hamzah Qatha

Hamzah washal merupakan salah satu hamzah yang lintas disiplin ilmu. Ia bisa menjadi pembahasan ilmu Tajwid, di sisi yang sama hamzah ini dikaji dalam ilmu Nahwu.

Pembahasan hamzah washol ini meliputi banyak hal, mulai dari definisi, pembagian, cara baca harakat, contoh dan perbedaan antara hamzah washol dengan hamzah qatha’. Berikut materi tentang huruf hamzah washol dan yang berkaitan dengannya.

Pengertian Hamzah Washal

Hamzah washal adalah hamzah tambahan pada awal kalimah yang berharakat sukun/mati. Penambahan hamzah ini bertujuan agar huruf pertama yang mati tersebut dapat dibaca. Contoh pada fiil Amr فْتَحْ, karena fa’ berharakat sukun maka tidak bisa dilafazhkan. Sehingga membutuhkan bantuan agar bisa dibaca, didatangkanlah hamzah ini. Akhirnya bisa dibaca menjadi اِفْتَحْ iftah.

hamzah washal

Meskipun lughat ammiyah menganggap sah-sah saja huruf awal mati, namun dalam Bahasa Arab fashihah hal itu tidak diperkenankan. Menurut yang fasih, setiap huruf pertama harus diawali dengan huruf yang berharakat hidup(fathah, kasrah, dhommah).

Penamaan Hamzah Washal

Washal artinya sampai/menyambung. Penamaan hamzah ini dengan hamzah washl ada perbedaan pendapat:

Menurut Ahli Kufah dinamakan washal karena hamzah menyambung. Artinya ia gugur(tidak dibaca), kemudian lafadz sebelumnya sambung dengan lafadz setelahnya,

Sementara ulama’ Basrah berpendapat bahwa alasannya karena hamzah ini untuk membantu mutakkallim mengucapkan huruf yang mati yang berada di awal kalimah sehingga bisa terbaca.

Pembagian Hamzah Washal

همزة الوصل terbagi menjadi 2, yaitu: Sama’i dan Qiyasi. Arti sama’i atau sima’i adalah yang diterima memang dari asalnya begitu, sehingga tidak bisa dianalogikan. Sementara qiyasi ini bisa dianalogikan melalui wazan atau pola tertentu.

Hamzah washl sama’i terdapat pada 10 kalimah isim yang dirangkum dalam nazham Alfiyah Ibnu Malik:

وفي اسْم ٍ اسْتٍ ابْن ٍ ابْنِم ٍ سُمِع … واثْنَيْنِ وامْرِئ وتأنيثٍ تبع

وايْمُنُ همزُ أل كذا ويُبدلُ … مدّاً في الاستفهام أو يُسهَّلُ

Sementara hamzah washol qiyasi terdapat pada:

  • Fiil amr tsulasi mujarrad, seperti ارْحَمْ, اُكْتُبْ
  • Fiil madhi, fiil amr dan mashdar dari fiil khumasi, contoh: اِنْدَرَجَ, اِنْدَرِجْ, اِنْدِرَاجًا
  • Fiil madhi, fiil amr dan mashdar dari fiil sudasi, contoh اِسْتَغْفَرَ, اِسْتَغْفِرْ, اِسْتَغْفَارًا

Cara Baca Hamzah Washal

Kenapa hamzah washal tidak dibaca? Ia tidak dibaca mana kala berada di antara kalimah. Begitu kaidahnya. Hukum hamzah washol adalah dibaca di awal kalimah, tidak dibaca di tengah-tengah kalimah. Lalu timbul pertanyaan, jika hamzah dibaca, berarti ia diharakati hidup. Harakat apa yang mesti digunakan dalam hamzah ini.

Kapan hamzah washal dibaca kasrah, kapan dibaca fathah atau dhommah? Semua hamzah washol dibaca kasrah, kecuali beberapa yang dibaca fathah, seperti hamzahnya اَلْ. Dan beberapa dibaca dhommah seperti contoh hamzah washl اُكْتُبْ dan اُنْطُلِقَ.

Sebenarnya ada 7 model bacaan hamzah ini. Tetapi ringkasnya menurut Ulama Basrah bahwa hamzah harus dibaca kasrah, sebagian dibaca fathah karena untuk meringankan, sementara didhommah karena menyesuaikan dengan ‘ain fi’ilnya.

Penulisan Hamzah Washal

Menurut kaidah penulisan Hamzah jika berposisi di depan maka ditulis dalam bentuk alif. Tak terkecuali hamzah Washl. Namun seharusnya hamzah ini tertulis tanpa hamzah kecil di atas atau di bawah alif. Jadi kurang tepat jika إِسْتَغْفَرَ dengan hamzah kecil di bawah (إ) yang tepat اِسْتَغْفَرَ murni bentuk alif(tanpa hamzah kecil).

Adapun jika ditemukan dalam tulisan menggunakan hamzah kecil, mungkin itu bertujuan agar pembaca tahu harakat apa yang disandangnya. Jika hamzah kecil di bawah alif berarti kasrah, jika di atas dibaca fathah atau dhommah.

Beda Hamzah Washal dan Hamzah Qatha

Sebelum membahas perbedaan hamzah washal dan qatha. Ada baiknya memahami definisi hamzah ini. Hamzah qatha’ همزة القطع adalah hamzah yang tetap dibaca; baik di awal maupun di antara kalimah lain. Atau diartikan selain hamzah washl.

Perbedaan hamzah washal dan hamzah qatha’ adalah hamzah washol merupakan hamzah ziadah, sementara hamzah qatha’ bukan. Dari aspek membacanya, hamzah washol tidak terbaca jika di tengah kalimah sementara hamzah qatha’ tetap dibaca.

Contoh Hamzah Washal

Sebagaimana kaidah hamzah washal, ia tertulis dan dibaca manakala di awal kalimah. Namun jika di antara kalimah maka ia tetap ditulis namun tidak dibaca. Contoh hamzah washal di Alquran yang paling banyak tentu ال.

الْحَمْدُ, رَبِّ الْعَالَمِينَ, الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Contoh fi’il amr dengan hamzah washl

اقْرَأْ, اهْدِنَا, وَاسْتَغْفِرْهُ, أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَىٰ

Dan banyak lagi, namun ada yang menarik, dalam lafazh arab bismillahirrahmanirrahim yaitu hamzah washalnya اسم tidak dibaca dan tidak ditulis.

بِسْمِ اللَّهِ

Jika sesuai kaidah maka tulisannya بِاسْمِ اللَّهِ namun karena ini ayat al Qur’an maka ditulis sebagaimana diajarkan Nabi, alasan ini disebut taufiqiy.

Berbeda dengan ismun-ismun yang lain, dia tetap ditulis tapi tidak dibaca, seperti pada

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ

فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ

Untuk contoh hamzah washal dalam al Quran lebih jelasnya lagi akan dibahas terpisah. Wallahu a’lam.

Apa itu hamzah washal dan contohnya?

Hamzah washal adalah huruf hamzah yang ditambahkan pada permulaan kalimah yang dimati/dibaca sukun agar huruf awal yang mati tersebut bisa dibaca. Contoh نْصُرْ lafazh ini tidak bisa dibaca karena huruf awalnya mati, sehingga didatangkan hamzah washal menjadi اُنْصُرْ terbaca Ungsur

Apa perbedaan hamzah washal dan Qatha?

Perbedaan hamzah washal dan qatha’; hamzah washal adalah hamzah tambahan, sementara hamzah qatha’ bukan. Dari segi bacaan, hamzah washal jika di tengah kalimah maka tidak dibaca sementara hamzah qatha’ tetap dibaca.