Huruf Hatta حَتَّى – Fungsi, Perbedaan, dan Penjelasannya

Huruf حَتَّى Hatta dikenal sebagai salah satu dari Huruf Jer atau khafadz. Ia merupakan salah satu elemen penting dalam bahasa Arab yang memiliki banyak fungsi gramatikal.

Pemahamannya tidak hanya membantu dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi juga penting dalam menulis dan berbicara secara fasih. Artikel ini akan menjelaskan fungsi utama Hatta, perbedaan pandangan ulama nahwu tentang penggunaannya, serta perbedaannya dengan huruf إلى.

Hatta حَتَّى Faidah Ghayah (Penunjuk Akhir)

Secara umum, حَتَّى berfungsi untuk menunjukkan Ghayah atau batas akhir dari sesuatu, serupa dengan makna إلى.

Misalnya, dalam firman Allah:

{سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ}
Selamat sejahtera malam itu sampai terbit fajar.

Namun, ada dua kondisi penggunaan حَتَّى sebagai penunjuk akhir:

  1. Sesuatu setelah حَتَّى termasuk dalam sesuatu sebelum حَتَّى
    Contoh:

    • بَذَلتُ مالِي في سبيل أُمَّتي، حَتَّى آخِرِ دِرْهَمٍ عندِي
      (Aku menginfakkan hartaku demi umatku, hingga dirham terakhir yang kumiliki.)
      Dalam kasus ini, “dirham terakhir” termasuk bagian dari harta yang diinfakkan.
  2. Sesuatu setelah حَتَّى tidak termasuk dalam sesuatu sebelum حَتَّى
    Contoh:

    • {كُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ}
      (Makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.)
      Dalam hal ini, “fajar” adalah batas akhir yang tidak termasuk dalam waktu makan bagi orang yang berpuasa.

Perbedaan Pendapat Ulama Nahwu tentang “حَتَّى”

Para ulama nahwu memiliki pandangan yang berbeda terkait apakah sesuatu setelah حَتَّى selalu termasuk dalam sesuatu sebelum حَتَّى.

  • Pendapat pertama: Apa yang datang setelah حَتَّى selalu termasuk dalam apa yang sebelumnya.
  • Pendapat kedua: Apa yang datang setelah حَتَّى tidak pernah termasuk dalam apa yang sebelumnya.

Pendapat yang lebih tepat adalah:

  • Termasuk jika sesuatu setelah حَتَّى merupakan bagian dari sesuatu sebelumnya.
    Contoh:

    • سِرتُ هذا النهارَ حتى العصرِ (Aku berjalan sepanjang hari ini sampai waktu Ashar.)
    • أكلتُ السمكةَ حتى رأسِها (Aku memakan ikan itu hingga kepalanya.)
  • Tidak termasuk jika sesuatu setelah حَتَّى bukan bagian dari sesuatu sebelumnya.
    Contoh:

    • قرأتُ الليلةَ حتى الصباحِ (Aku membaca sepanjang malam hingga pagi.)
    • {سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ} (Selamat sejahtera malam itu sampai terbit fajar.)

Catatan Penting:
Perbedaan ini hanya berlaku ketika حَتَّى digunakan dalam posisi khāfidah (menjadikan isim setelahnya majrūr).
Jika حَتَّى berfungsi sebagai huruf ‘athaf (penyambung), maka apa yang datang setelahnya selalu termasuk dalam hukum sebelumnya.

Perbedaan antara “إلى” dan “حَتَّى”

Meskipun إلى dan حَتَّى sama-sama menunjukkan batas akhir, ada beberapa perbedaan penting di antara keduanya:

Penggunaan “إلى”:

  • Dapat digunakan untuk:
    1. Menunjukkan sesuatu yang merupakan akhir dari apa yang sebelumnya.
      Contoh: سِرتُ ليلةَ أمسِ إلى آخرِها (Aku berjalan sepanjang malam kemarin hingga akhirnya.)
    2. Menunjukkan sesuatu yang tersambung dengan akhirnya.
      Contoh: سهرتُ الليلةَ إلى الفجر (Aku begadang sepanjang malam hingga fajar.)
    3. Menunjukkan sesuatu yang bukan akhir atau tidak tersambung dengan akhirnya.
      Contoh: سِرتُ النهارَ إلى العصر (Aku berjalan sepanjang hari hingga waktu Ashar.)

Penggunaan “حَتَّى”:

  • حَتَّى hanya digunakan untuk:
    1. Menunjukkan sesuatu yang merupakan akhir dari apa yang sebelumnya.
      Contoh: سِرتُ ليلةَ أمسِ حتى آخرِها (Aku berjalan sepanjang malam kemarin hingga akhirnya.)
    2. Menunjukkan sesuatu yang tersambung dengan akhirnya.
      Contoh: {سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ} (Selamat sejahtera malam itu sampai terbit fajar.)
  • حَتَّى tidak dapat digunakan untuk sesuatu yang bukan akhir atau tidak tersambung dengan akhirnya.
    Contoh salah: سِرتُ الليلةَ حتى نصفِها (Aku berjalan sepanjang malam hingga pertengahannya.)

Faidah (Fungsi ) Lain dari “حَتَّى”

Selain menunjukkan batas akhir, حَتَّى juga dapat berfungsi sebagai huruf yang menunjukkan tujuan (ta‘līl), dengan makna لِـ (agar/supaya).

Contoh:

  • {اتَّقِ اللهَ حَتَّى تَفُوزَ بِرِضَاهُ}
    (Bertakwalah kepada Allah agar engkau mendapatkan rida-Nya.)

Takdirnya لِتَفُوزَ (Litafuza)


Kesimpulan

Huruf Hatta memiliki fleksibilitas makna dan fungsi dalam tata bahasa Arab. Sebagai penunjuk akhir, حَتَّى lebih spesifik dibandingkan إلى, karena hanya menunjukkan akhir yang merupakan bagian atau tersambung dengan apa yang sebelumnya. Perbedaan pendapat ulama nahwu tentang cakupan حَتَّى memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana konteks memengaruhi makna dalam kalimat. Selain itu, penggunaan حَتَّى sebagai huruf tujuan menunjukkan bahwa elemen ini tidak hanya berfungsi secara struktural, tetapi juga secara semantis.

Dengan memahami fungsi-fungsi Hatta, seorang pelajar bahasa Arab dapat lebih mudah memahami teks klasik maupun kontemporer, termasuk Al-Qur’an dan hadis.