Misteri Malam Lailatul Qadar: Adakah dan Kapan Waktunya?

Keberadaan malam Lailatul Qadar memang tidak diragukan lagi. Ia merupakan waktu yang dinanti oleh umat Islam selama bulan Ramadhan. Malam yang penuh berkah itu menjadi malam turunnya al Quran; Inna anzalnahu fi lailatil qadr (Qs. Al Qadr ayat 1)

inna anzalnahu fi lailatil qadr

Di malam 1000 bulan tersebut, Surat al Alaq ayat 1 sampai 5 diturunkan oleh Allah kepada rasul-Nya melalui ar-Ruh yaitu malaikat Jibril. Kelima ayat tersebut adalah ‘batu pertama’ dari konstruksi utuh al Quran yang diterima Nabi secara bertahap di kemudian waktu.

Sebagai malam penanda terbumikannya Quran, maka segala keistimewaan, keagungan dan kehebatannya berada di malam itu. Namun, malam khairum min al syahr secara historis sudah berlalu dan tidak akan terulang lagi. Ia sudah hilang seiring waktu berjalan.

Namun, apakah malam itu ada di setiap tahunnya, atau hanya sekali pada waktu turunnya Quran saja sehingga saat ini sudah tidak ada lagi lailat Qadr? dan jika masih ada, kapan tepatnya waktu itu terjadi, tanggal dan hari apa malam Lailatul qadar itu ada? Tulisan ini akan mencoba menguraikannya.

Masih Adakah Malam Lailatul Qadar?

Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang apakah Lailatul Qadar terjadi sekali dan sudah tidak lagi, atau ia ada pada setiap tahun. Dua pendapat yang berseberangan ini masing-masing memiliki argumentasi.

Pendapat yang dikutip oleh pakar hadits Ibn Hajar menyatakan bahwa Lailatul Qadar hanya terjadi sekali dan tidak akan terjadi lagi setelahnya. Malam Lailatul Qadar sudah berlalu dan tidak mungkin ada lagi, karena al Quran sudah turun. Bukankah, penyebutannya dengan qadr itu merujuk pada waktu turunnya Quran? sementara faktanya al Quran telah diturunkan secara sempurna.

Namun, jumhurul ulama memiliki pandangan bahwa Lailatul Qadar selalu akan terjadi di setiap tahun. Meskipun malam tersebut menjadi mulia karena al-Qur’an turun ketika itu, malam itu sendiri sebenarnya memiliki kemuliaan yang berdiri sendiri.

Kemuliaan malam itu kemudian bertambah dengan turunnya al-Qur’an, sehingga menjadikannya malam yang sangat istimewa karena dua hal, kemuliaan malam itu sendiri dan momentum turunnya al Quran yang terjadi di dalamnya.

Pendapat yang mengatakan bahwa Lailatul Qadar hanya terjadi sekali dan tidak akan terjadi lagi setelahnya hanya dapat diterima jika yang dimaksud adalah hari pertama turunnya al-Qur’an. Namun, pendapat mayoritas ulama bahwa Lailatul Qadar terjadi setiap tahun, menjadikan malam tersebut sebagai kesempatan yang terus-menerus ada bagi umat Islam untuk mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah.

Argumentasi bahwa Lailatil Qadri terjadi setiap tahun dan bukan hanya pada tahun ketika al-Qur’an pertama kali diturunkan adalah:

  • Adanya hadits yang menganjurkan untuk mencari Lailat al-Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Dalam hadis, Nabi Muhammad menganjurkan umatnya untuk mencari dan beribadah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan setiap tahunnya.
  • Penggunaan fi’il mudhori dalam Surah alQadr ayat keempat. Penggunaan mudhori yaitu tanazzalul malaikatu merupakan bentuk kata kerja masa kini dan akan datang, yang menunjukkan bahwa turunnya malaikat itu bersinambung secara terus-menerus.

Oleh karena itu, pandangan bahwa Lailat al-Qadr hanya terjadi sekali pada tahun ketika al-Qur’an pertama kali diturunkan, tidak diunggulkan. Sebaliknya, pandangan jumhur yang menyatakan bahwa Lailatul Qadr terjadi setiap tahun memiliki argumentasi yang lebih kuat.

Misteri Lailatul Qadar

Setelah mengetahui bahwa Lailatul Qadar akan terus ada di setiap tahunnya, maka pertanyaannya kapan tepatnya malam itu hadir?

Dalam berbagai keterangan, tidak disebutkan kepastian malam H-nya. Hanya ada keterangan yang menyebutkan 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan. Ketidakpastian penunjukkan hari ini membawa misteri bagi Lailatul Qadar.

Inilah keunikan Lailatul Qadr, tanggal dan hari pastinya tidak diketahui. Meskipun diyakini terjadi selama sepuluh malam terakhir bulan suci Ramadhan, kita tidak tahu persis malam apa itu. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan mengapa Allah memilih untuk merahasiakan terjadinya Lailatul Qadr.

Salah satu penjelasan yang diberikan adalah bahwa Allah telah menyembunyikan malam Lailatul Qadar agar umat Islam berusaha mencarinya setiap malam selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Pencarian ini akan meningkatkan peluang kita untuk menerima berkah dan pahala Lailatul Qadr, karena kita akan menambah dan memperbaiki ibadah selama periode ini (10 hari). Dengan merahasiakannya, kita termotivasi untuk tetap teguh beribadah dan tidak terlena dan hanya menunggu malam Lailatul Qadar tiba. Namun di setiap hari potensi jatuhnya malam mulia itu, kita akan beribadah dengan intensitas yang sama.

Penjelasan lain yang diberikan adalah bahwa Allah telah menyembunyikan malam Lailatul Qadar untuk menguji keimanan dan keikhlasan orang beriman. Mereka yang benar-benar berkomitmen pada imannya akan terus melakukan ibadah di bulan Ramadhan dan shalat setiap malam selama sepuluh hari terakhirnya, terlepas dari apakah mereka mengetahui tanggal pasti Lailatul Qadar atau tidak. Hal ini memperkuat keimanan dan pengabdian mereka kepada Allah, karena mereka tidak hanya mencari pahala tetapi benar-benar mengabdikan diri untuk ibadah mereka. Wallahu a’lam.