Inna Anzalnahu Fi Lailatil Qadr: Arti, Tarkib dan Tafsirnya

Ayat Inna anzalnahu fi lailatil qadr adalah bunyi bacaan Surat Al Qadr ayat ke-1. Secara keseluruhan, surat tentang turunnya Alquran dan lailatul qadar ini berjumlah 5 ayat.

Dalam ayat pertama surat inna anzalnahu fi lailatil qadr ini memiliki dua kajian pokok. Kedua objek pembahasan itu terkait kata ‘anzalnahu’ dan ‘lailatil qadr’. Kajian ini menggunakan pendekatan bahasa (Nahwu-Sharaf) dan mengkaitkannya dengan beberapa pendapat ahli Tafsir Alquran.

Arti Inna Anzalnahu Fi Lailatil Qadr

Dalam terjemah Kemenag, inna anzalnahu fi lailatil qadr artinya “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar”. Lailatul qadar disebut juga lailatul mubarokah artinya malam yang membawa keberkahan. Keterangan ini terdapat dalam ad begitu dalam Surah Ad Dukhon ayat 3

inna anzalnahu fi lailatil qadr
Surat Inna anzalnahu fi lailatil qadr

Tarkib Inna Anzalnahu Fi Lailatil Qadr

‘Innaa’ adalah bentuk inna dan isimnya. Inna beramal menashabkan isim dan merafa’kan khobarnya. Dhomir ‘Na’ dibaca nashab sebagai isim inna.

‘Inna’, huruf hamzahnya wajib dibaca kasrah (tidak dibaca Anna) jika terdapat dalam permulaan kalam; baik permulaan hakiki sebagaimana dalam surat Al Qadr ayat 1, atau pemulaan hukmiy sebagaimana dalam Surat Yunus ayat 62: Alaa inna auliya’allahi.

‘Anzalnaahu’ adalah jumlah fi’liyah terdiri dari fiil madhi, fa’il dan maf’ulnya. ‘Anzala’ adalah contoh fi’il madhi ruba’i dari akar kata ‘nazala’. Dhomir ‘Na’ sebagai fail, sementara ‘Hu’ berkedudukan sebagai ma’ul bihnya. Jumlah ‘anzalnahu’ berposisi sebagai khobarnya ‘Inna’.

‘Fi lailatil qadr’ terdiri dari Fi huruf jar dan majrunya yang berupa ‘Lailati’. Sebagai harf jar, ia memiliki ta’aluq dengan fi’il sebelumnya (anzala). ‘Lailatil Qadri’ tarkib idhafi, mudhaf adalah lailati yang dijarkan Fi, mudhaf ilaih adalah ‘qadri’ majrur. Karena hukum mudhaf ilaih wajib majrur.

Tafsir Inna Anzalnahu Fi Lailatil Qadr

Ulama bersepakat bahwa isi ‘Na’ yang arti harfiahnya Kami adalah merujuk pada Allah melalui malaikat Jibril As. Ini dikuatkan dengan Surah al Alaq ayat 1-5.

Ada perbedaan antara kata ‘anzala’ dan ‘nazzala’ dalam al-Qur’an. Setelah meneliti penggunaannya dalam al-Qur’an, beberapa ulama berpendapat bahwa kata ‘anzala’ digunakan untuk merujuk pada penurunan sesuatu secara keseluruhan dan sekaligus, sementara kata ‘nazzala’ digunakan untuk penurunan sesuatu secara perlahan-lahan atau bertahap. Begitu menurut Tafsir al-Misbah. Selanjutnya dari buku yang sama, Abi Quraish menjelasakan perbedaan keduanya.

Berdasarkan perbedaan ini dan penggunaannya dalam konteks penurunan Alquran,  mereka menyimpulkan bahwa al-Qur’an pernah diturunkan secara keseluruhan, utuh dan sekaligus, seperti yang ditunjukkan oleh ayat yang menggunakan kata ‘anzalnahu’ seperti dalam Al Qadr ayat 1. Namun, al-Qur’an juga pernah diturunkan secara berangsur atau bertahap dan perlahan-lahan, sebagiamana ditunjukkan oleh ayat yang menggunakan kata ‘nazzalna’.

Mereka berpendapat turunnya Quran secara utuh dan sekaligus ini berasal dari Lauhil Mahfudz ke langit dunia, sementara penurunan secara bertahapnya berasal dari langit dunia kepada Nabi Muhammad SAW selama lebih dari 22 tahun.

Dalam konteks Alquran. yang dimaksud dengan ‘turun’ dan kaifiyahnya, ulama Salaf tidak berani menafsirkannya. Mereka juga tidak memajazkan kata ‘turun’ tsb, dan lebih memilih penafsiran dengan Allahu A’lam.

Namun generasi setelahnya (kholaf) memberikan penafsiran turunnya al Quran dengan dinampakkannya Quran ke bumi yang tentu memiliki dimensi tempat dak waktu. Alquran diperkenalkan ini berarti wujudnya ditampakkan setelah sebelumnya belum diketahui apa atau seperti apa kalamullah yang qadim itu.

Arti Lailatul Qadar adalah malam penetapan, pengaturan, kemuliaan atau malam yang sempit. Keempat tafsir Qadr ini dapat disatukan dalam konteks kebahasaan. Pada intinya lalilatul qadar adala malam kemuliaan yang juga hebat, kedahsyatan malam 1000 bulan ini dikuatkan dengan ayat setelahnya.

Kandungan Inna Anzalnahu Fi Lailatil Qadr

Al qadr ayat 1 berbunyi Inna Anzalnahu Fi Lailatil Qadr menjelaskan tentang waktu diturunkannya Alquran. Waktu turunnya Quran disebut dengan lailat al-qadr atau malam Qadr .

Poin intinya terdapat pada waktu penurunannya yaitu malam Qadar. Pernyataan ini didukung dengan ayat-ayat setelahnya yang menjelaskan tentang pertanyaan apa yang dimaksud dengan lailatul qadar (Surah Al Qadr ayat 2), penjelasan dan keutamaan lailatul qadar (ayat 3-5).

Kesimpulan

Dalam Surah inna anzalnahu fi lailatil qadr atau al Qadr ayat pertama ini menjelaskan tentang waktu penurunan Al quran ke bumi, melalui malaikat jibril As kepada Nabi Muhammad saw. Waktu turunnya al Quran kemudian disebut dengan lailatul qadar.

Sebagian mufasir, menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘menurunkan Al Quran’ adalah proses menampakkan dan mengenalkan Quran dari langit dunia ke bumi, melalui Jibril kepada Muhammad Saw. Wallahu a’lam.