Rahasia Memahami Pembagian Lafazh

Pengetahuan tentang lafazh dalam khazanah keilmuan Islam menjadi hal yang tidak bisa ditawar. Termasuk juga penguasaan terhadap pembagian lafazh. Hal ini menjadi penting terutama bagi para pengkaji syariat Islam. Bagaimana tidak? Sumber-sumber hukum agama islam dan keterangan para ulama menggunakan lafazh-lafazh Arab.

lafazh Arab hampir selalu menjadi kajian pertama dalam berbagai bidang ilmu keagamaan. Dalam pembahasan tersebut biasanya para pengkaji akan diperkenalkan dengan definisi dan pembagian lafazh. Sebut saja dalam ilmu Ushul Fiqh, ilmu Mantiq, ilmu Tafsir, ilmu Nahwu dan masih banyak lagi.

Sebagai contoh kajian lafazh dalam ilmu Nahwu yang erat dengan ilmu Mantiq. Meskipun keduanya memang berbeda dalam kajianya. Namun di antara kedua ilmu itu memiliki beberapa kesamaan, terutama ketika membahas istilah-istilah dasar dari kedua bidang ilmu tersebut seperti adanya persamaan ketika membahas definisi dan pembagian lafadz.

Artikel tentang definisi lafazh sudah pernah kita bahas di blog ini. Sebagai penyempurna, kami sajikan kajiaan tentang pembagian lafazhdari aspek tertentu.

PEMBAGIAN LAFAZH

Pembagian Lafadz mufrod murokkab muallaf
Diagram Pembagian lafazh

Semua kajian ilmu Islam sepakat bahwa lafazh jika ditinjau dari aspek pemakaiannya dapat dibagi menjadi dua: Musta’mal dan Muhmal.

Dalam nadzom Sullam Munawroq; kitab ilmu Mantiq dijelaskan tentang pembagian lafazh. Bunyi syair itu sebagai berikut:

‌مُسْتَعْمَلُ الأَلفَاظِ حَيْثُ يُوجَدُ … إِمَّا مُرَكَّبٌ وَإِمَّا مُفْرَدُ

فَأَوَّلٌ مَا دَلَّ جُزْؤُهُ عَلَى … جُزُءِ مَعْنَاهُ بِعَكْسِ مَا تَلَا

Artinya : “Lafadz musta’mal ketika dijumpai ada yang berupa murokkab dan ada yang berbentuk mufrad.

Yang pertama (murokkab) adalah lafadz yang masing-masing juz (bagian) dapat menunjukan maknanya sendiri. Berbeda terbalik dengan lafadz setelahnya (mufrod)”.

Sementara pembagian lafazh dalam Nahwu selain memasukan dua dari pembagian lafazh dalam ilmu Manthiq, Nahwu menambahkan satu lagi; lafazh Muallaf. Jadi jika ditinjau dari aspek susunannya terdapat tiga pembagian, yaitu: Mufrod, Murokab dan Muallaf. Berikut perinciannya:

Aspek Pemakaian اسْتِعْمَال

Berikut tabel definisi dan contoh dari Musta’mal dan Muhmal.

NolafazhDefinisiContoh
1Musta’mal مُسْتَعْمَلLafadz yang oleh pencetus bahasa digunakan untuk menunjukkan suatu makna.خالد زَيْدٌ
2Muhmal مهملLafadz yang oleh pencetus bahasa TIDAK digunakan untuk menunjukkan suatu makna.دلاخ ديز
Pembagian Lafadz

Pada contoh Muhmal yaitu lafazh دلاخ adalah kebalikan dari lafazh خالد . lafadz دلاخ tidak memiliki makna atau arti. Begitu juga pada contoh ke-2 dari Muhmal yaitu lafadzديز merupakan susunan terbalik dari lafadz زَيْدٌ . lafadz ini pun tidak mempunyai makna.

Setelah lafazh dibagi dari aspek penggunaan maka kita akan melanjutkan pembagian lafazh dari sudut padang susunan.

Aspek Susunan تركيب

 LafadzDefinisiContohKeterangan
1MufrodJuz / bagian dari keseluruhan lafadz tidak dapat menunjukkan bagian dari keseluruhan maknaخالدخ adalah bagian dari خالد. Huruf خ saja tidak dapat menunjukkan makna dari lafadz خالد.
2MurokabJuz / bagian dari keseluruhan lafadz tidak dapat menunjukkan makna.Namun di sisi lain tiap bagian dapat menunjukkan makna.عبد الرحمنTerdiri dari 2 bagian/juz. عبد dan الرحمن. Lafadz عبد tidak dapat menunjukan makna dari عبد الرحمن (Nama orang / ‘alam).Masing-masing juz menunjukan makna jika yang dimaksud dari عبد الرحمن adalah tarkib idlofi.
3MuallafSetiap Juz/bagian dari lafadz dapat menunjukan maknaخالد قائمTerdiri dari 2 bagian/juz خالد dan قائم. Kedua juz itu dapat menunjukkan makna, baik dipisah maupun disambung.
Pembagian lafazh Musta’mal Murokkab Muallaf dan contohnya

Kesimpulan

Kajian pembagian lafadz ini menjadi sangat penting untuk dipahami dalam ilmu Nahwu karena berkaitan dengan Kalam dan tarkib. Ini sama pentingnya meskipun kamu mendalami bidang ilmu yang lain, pemahaman akan pembagian lafadz ini sangatlah membantumu dalam menganalisa sebuah tulisan.

Bukankah sebuah perbuatan atau sikap itu bermula dari sebuah kepercayaan atau pemahaman. Sementara sebuah pemahaman hasil andil dari sebuah pengetahuan. Dan pengetahuan itu salah satunya dihasilkan dari apa yang kamu baca? Dan tahukah kamu, apa yang kamu baca? Ya! Bacaan berisi rangkaian lafadz yang masing-masing punya makna; baik ketika sendiri maupun ketika terangkai.

Nah jangan sampai salah dalam memahami isi bacaan terutama teks-teks keagamaan. Hal itu bisa dicegah dengan memulainya dengan memahami pembagian lafazh.