Pengertian Kalam dan Pembagiannya dalam Ilmu Nahwu

Dalam dunia ilmu Nahwu, Al-Kalam selalu menjadi bab pertama yang dibahas. Bukan tanpa alasan. Bab ini adalah inti dari kajian bahasa Arab, karena semua komunikasi manusia pada dasarnya tersusun dari Kalam.

Jadi, apa sebenarnya Kalam itu, dan mengapa ia menjadi begitu fundamental dalam memahami gramatika Arab? Mari kita bahas dengan lebih mendalam.

Mengapa Al-Kalam Diprioritaskan?

Nuhat (pakar ilmu Nahwu) memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyusun kitab mereka. Sebagian memilih memulai pembahasan dengan Kalam, sementara yang lain mendahulukan Kalimah. Perbedaan ini sebenarnya didasarkan pada sudut pandang logis masing-masing.

  1. Pendahuluan Kalam
    Mereka yang mendahulukan Kalam melihat bahwa inti bahasa adalah kalimat yang memberikan makna utuh. Dalam komunikasi, manusia tidak hanya menggunakan kata-kata terpisah, tetapi menyusunnya menjadi kalimat yang berfaedah. Oleh karena itu, pembahasan tentang Kalam dianggap lebih mendasar sebelum masuk ke satuan terkecil seperti Kalimah.

  2. Pendahuluan Kalimah
    Di sisi lain, Mushonif (pengarang kitab) yang mendahulukan Kalimah beralasan bahwa setiap Kalam terbentuk dari beberapa Kalimah. Dengan memahami struktur dasar ini terlebih dahulu, pembaca diharapkan lebih mudah mengerti bagaimana sebuah Kalam disusun.

Pengertian Kalam dalam Berbagai Disiplin Ilmu

Secara istilah, Kalam dalam ilmu Nahwu memiliki definisi berikut:

اَلْكَلَامُ هُوَ اَلّلَفْظُ الْمُرَكَّبُ الْمُفِيْدُ بِالْوَضْعِ

Al-Kalam adalah lafadz yang tersusun, berfaidah, dan disengaja pengucapannya.

Namun, definisi ini hanyalah salah satu sudut pandang. Beragam cabang keilmuan memiliki pengertian Kalam yang unik sesuai fokus mereka:

  1. Menurut Ahli Lughat (Bahasa):
    Kalam adalah segala sesuatu yang dapat memberikan pemahaman, termasuk isyarat seperti gerakan tangan, anggukan kepala, atau ekspresi wajah. Dalam pengertian ini, Kalam tidak selalu berupa ucapan verbal.

  2. Menurut Ahli Fiqh (Fuqaha):
    Kalam diartikan sebagai setiap ucapan yang dapat membatalkan shalat. Baik itu berupa kata bermakna, satu huruf, atau dua huruf yang tidak memiliki makna.

  3. Menurut Ahli Tauhid (Teolog):
    Kalam adalah sifat Allah yang Qadim (tidak berawal dan berakhir) dan melekat pada Dzat-Nya. Dari sinilah istilah “Ahli Kalam” muncul, merujuk pada ulama teologi Islam.

  4. Menurut Ushuliyin (Ahli Ushul Fiqh):
    Kalam adalah lafadz yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu Al-Qur’an. Kalam di sini merujuk pada wahyu ilahi yang menjadi mukjizat.

Kalam dalam Nahwu

Ketika kembali ke kajian Nahwu, Kalam didefinisikan sebagai:

Susunan kata dalam bahasa Arab yang memberikan makna utuh (mufid) dan disengaja pengucapannya.

Terdapat dua unsur penting dalam Kalam:

  1. Musnad (Predikat)
  2. Musnad Ilaih (Subjek)

Susunan ini memastikan bahwa sebuah Kalam dapat memberikan faidah (mufid) atau memahamkan. Jika salah satu unsur tidak ada, maka yang terbentuk hanyalah potongan kata atau frasa, bukan Kalam.

Pembagian Kalam

Untuk membentuk Kalam, kita memerlukan satuan-satuan lafadz yang disebut Kalimah. Dalam Nahwu, Kalimah terbagi menjadi tiga:

  1. Kalimah Isim: Kata benda atau kata yang menunjukkan makna tertentu tanpa terikat waktu, seperti kitab, ilmu, dan Allah.
  2. Kalimah Fi’il: Kata kerja yang menunjukkan makna serta terikat waktu, seperti qola (telah berkata), yaktubu (sedang menulis).
  3. Kalimah Huruf adalah Semacam kata penghubung yang tidak memiliki makna utuh kecuali jika digabungkan dengan kata lain, seperti fi (di dalam), wa (dan).

Al-Kalam adalah inti dari bahasa Arab dan menjadi fokus utama dalam kajian Nahwu. Pemahaman tentang Kalam membantu kita memahami bagaimana menyusun kata-kata menjadi kalimat bermakna. Dengan memahami struktur dasar ini, kita dapat memperdalam kajian tentang gramatika Arab dan mempelajari detail-detailnya, seperti Kalimah, Musnad, dan Musnad Ilaih.

Ingat, memahami Nahwu bukan hanya tentang menghafal aturan, tetapi juga tentang merasakan keindahan dan kedalaman bahasa Arab. Jangan lupa untuk terus belajar dan mendalami ilmu ini agar semakin mahir.

Ikuti terus blog Nahwu.id untuk pembahasan mendalam tentang ilmu Nahwu dan Shorof. Semoga bermanfaat!