Surah Al-Adiyat Lengkap Ayat 1-11 dan Kandungannya

Bacaan lengkap Surah Al-Adiyat ayat 1–11 dalam teks Arab, latin, dan terjemahan bahasa Indonesia. Cocok untuk bacaan, hafalan, pembelajaran, dan tadabbur.


Surah ke-100 dalam mushaf Al-Qur’an ini dibuka dengan sumpah dramatis—Allah bersumpah demi derap kuda perang yang berlari kencang, membangkitkan debu, dan menyerbu di waktu subuh.

Sumpah itu bukan sekadar gambaran, tapi cermin dari semangat, pengorbanan, dan peringatan keras tentang manusia yang seringkali lalai dalam bersyukur, padahal rela berjuang keras demi dunia. Surah ini menyentuh titik paling dalam dari dinamika jiwa manusia: antara ambisi, kelalaian, dan nasib di akhirat. Meskipun surat dan ayat yang pendek, Surah Al-‘Adiyat semestinya dapat membangunkan hati dari tidur panjang cinta dunia.

Posisi Tematik Surah Al-‘Ādiyāt dalam Mushaf

Surah Al-‘Ādiyāt (الْعَادِيَات) adalah surah ke-100 dalam susunan mushaf Al-Qur’an. Ia terletak di antara:

  • Surah Az-Zalzalah (99) yang berbicara tentang kegoncangan besar di Hari Kiamat—satu pengantar reflektif tentang pembalasan dan hisab;
  • Surah Al-Qāri‘ah (101) yang juga berbicara tentang kedahsyatan Hari Kiamat dalam bentuk visual dan retoris yang kuat.

Dengan demikian, Surah Al-‘Ādiyāt berdiri di tengah-tengah dua surah kiamat—seakan menjadi penghubung yang sangat kuat antara realitas dunia yang penuh kelalaian dan penggambaran kedahsyatan akhirat. Ini menciptakan kesinambungan tematik yang dalam: dari guncangan bumi (Az-Zalzalah), lalu kesibukan manusia yang lalai (Al-‘Ādiyāt), hingga kehancuran yang mengguncang kesadaran (Al-Qāri‘ah).

Letaknya dalam Juz 30 atau Juz ‘Amma, menjadikannya bagian dari surah-surah pendek namun sarat peringatan keras dan refleksi tajam terhadap kehidupan dunia dan akhirat.

Bacaan Surah Al-Adiyat

Teks lengkap Surah Al-‘Ādiyāt ayat 1–11 berikut ini dapat Anda gunakan untuk keperluan bacaan maupun hafalan. Disajikan dalam tulisan Arab mushaf Utsmani ini dengan tanda tajwid khas Kemenag RI ini sangat cocok dan mudah dibaca.

surah al adiyat
Surah Al-Adiyat Arab

Surah Al-‘Adiyat Latin dan Artinya

Ayat 1
wal-‘ādiyāti ḍabḥā(n).
Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah,

Ayat 2
fal-mūriyāti qadḥā(n).
dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya),

Ayat 3
fal-mugīrāti ṣubḥā(n).
dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi,

Ayat 4
fa’aṡarna bihī naq‘ā(n).
sehingga menerbangkan debu,

Ayat 5
fawasaṭna bihī jam‘ā(n).
lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,

Ayat 6
innal-insāna lirabbihī lakanūd(un).
sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) kepada Tuhannya,

Ayat 7
wa innahū ‘alā żālika lasyahīd(un).
dan sesungguhnya dia (manusia) menyaksikan (mengakui) keingkarannya,

Ayat 8
wa innahū liḥubbil-khairi lasyadīd(un).
dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.

Ayat 9
afalā ya‘lamu iżā bu‘ṡira mā fil-qubūr(i).
Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan,

Ayat 10
wa ḥuṣṣila mā fiṣ-ṣudūr(i).
dan apa yang tersimpan di dalam dada dilahirkan?

Ayat 11
inna rabbahum bihim yauma’iżil lakhabīr(un).
sungguh, Tuhan mereka pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan mereka.

Tidak hanya itu, dengan teks Al-Adiyat latin untuk membantu pelafalan, serta terjemahan dalam bahasa Indonesia sebagai pelengkap pemahaman maknanya.

Kandungan Ringkas Surah Al-‘Ādiyāt

Surah ini dibuka dengan sumpah wal-‘ādiyāti ḍabḥā, Allah bersumpah demi derap langkah kuda perang yang membelah subuh dengan semburan api dari kuku-kukunya, menggambarkan kekuatan, keberanian, dan kesiagaan tanpa cela.

Sumpah ini bukan sekadar retorika, tetapi panggilan ilahi yang menyentil kesadaran umat—bahwa hidup adalah medan perjuangan, bukan pameran harta atau kepentingan pribadi. Allah mengangkat gambaran militeristik ini sebagai bentuk ideal: keberanian, pengorbanan, kesiapan, dan kecepatan tanggap. Nilai-nilai itu sepatutnya ditransformasikan ke dalam laku hidup orang-orang beriman dalam membela kebenaran dan menghadapi ujian dunia.

Setelah itu, Allah memindahkan sorotan kepada tabiat dasar manusia—yang cenderung ingkar, keras hati, dan terlalu mencintai harta. Sebuah transisi tajam namun padu: dari kuda yang teguh dan tunduk, ke manusia yang lalai dan tidak tahu terima kasih. Di sini, tersirat kontras tajam antara kesetiaan binatang yang menjadi alat perjuangan, dan pengkhianatan manusia kepada karunia Allah. Ayat ini menyingkap bahwa manusia punya potensi kedurjanaan bila tak disucikan—rakus, egois, lalai terhadap akhirat. Bahkan, manusia tahu betul akan kesalahannya, namun tetap terperosok dalam kepentingan duniawi.

Bagian akhir surah ini mengantarkan kita pada peristiwa mahadahsyat di Hari Kiamat: ketika isi dada diungkap dan kubur-kubur dibongkar. Dalam peristiwa itulah, segala yang tersembunyi menjadi nyata, dan setiap cinta berlebihan kepada dunia dibayar mahal. Pesan utamanya tegas: Allah Maha Mengetahui, Maha Membalas, dan tak ada yang lolos dari pengadilan-Nya.

Secara struktur, surah Al-Adiyat ini padat, bersastra, dan tajam. Ia menyeimbangkan narasi aksi dan introspeksi, menggerakkan jiwa, mengasah kesadaran sosial, spiritual, dan eksistensial—menjadikannya sebagai peringatan abadi bahwa iman bukan hanya percaya, tapi juga bergerak dan bertanggung jawab.

Bagi yang ingin menyelami lebih dalam makna dan tafsir Surah Al-‘Ādiyāt per ayat, silakan rujuk laman tafsirnya untuk penjelasan lengkapnya.


Surah Al-‘Ādiyāt menampilkan potret yang tajam dan penuh energi tentang kondisi jiwa manusia yang seringkali terlampau terpaut pada dunia. Melalui sumpah yang kuat atas deru kuda perang, Allah ingin membuka kesadaran kita bahwa manusia, seberani dan sekuat apa pun ia tampak, bisa terjatuh pada sifat paling rapuh: kufur terhadap nikmat Tuhannya. Inilah teguran yang tak sekadar menyentuh sisi akal, tapi menggugah batin agar kembali pada kesadaran eksistensialnya.

Menariknya, surah ini ditutup dengan penegasan tentang hari di mana isi dada dibongkar dan rahasia kubur diangkat—sebuah akhir yang mengingatkan bahwa seluruh kesombongan duniawi akan runtuh di hadapan hisab. Untuk menyempurnakan renungan, Surah Al-‘Ādiyāt memiliki kemiripan struktural dengan Surah Al-Qariah yaitu sama-sama terdiri dari 11 ayat dan berada dalam Juz ‘Amma, namun membawa nada yang saling mengisi—yang satu tentang sebab, yang satu tentang akibat.