Surah Al-Qariah Lengkap

Surah Al-Qariah adalah salah satu dari surat-surat pendek yang penuh dengan makna besar. Termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyyah, surah ini berisi gambaran mendalam dan menggetarkan tentang Hari Kiamat—hari di mana seluruh tatanan kehidupan akan diguncangkan, amal manusia akan ditimbang, dan tempat kembali akan ditentukan.

Nama Al-Qāri‘ah sendiri berarti “ketukan dahsyat”, suatu metafora yang menggambarkan kedahsyatan hari akhir yang mengetuk kesadaran dan mengguncang jiwa. Surah ini hadir tidak hanya sebagai pemberi kabar, tetapi juga sebagai peringatan tajam agar kita menyiapkan diri dengan amal yang nyata.

Melalui bacaan ini—yang akan disajikan dalam teks Arab, diikuti latin, terjemahannya serta kandungannya—marilah kita merenungkan dengan khusyuk, karena setiap ayatnya adalah seruan dari langit, mengajak hati untuk kembali dan bersiap menghadapi kepastian akhir.

Tentang Surah Al-Qari‘ah

Surah Al-Qāri‘ah, yang menempati urutan ke-101 dalam mushaf, terdiri dari 11 ayat pendek namun sarat makna, dan termasuk dalam jajaran surat Makkiyyah—yakni yang diturunkan sebelum hijrah Nabi ﷺ ke Madinah. Menariknya, surah ini turun setelah Surah Quraisy, dan masih berada dalam satu rangkaian tema besar tentang keesaan Allah, hari pembalasan, dan urgensi amal saleh.

Kata al-qāriah sendiri hanya disebut tiga kali di awal surah, namun pengulangan itu menjadi efek retoris yang kuat, menggambarkan kedahsyatan dan kegentingan Hari Kiamat yang tak terbandingkan. Uniknya lagi, di bagian akhir, Allah memperkenalkan istilah “hawiyah“, yang tidak muncul dalam surah lain—sebuah nama neraka yang menggambarkan jatuhnya manusia ke dalam azab paling dalam dan panas.

Surah ini, meski singkat, punya daya gugah luar biasa: seperti ledakan kecil yang membangunkan jiwa dari tidur panjangnya.

Bacaan Surah Al-Qariah

Mari luangkan waktu untuk membaca surat al-Qariah ini yang kami sajikan secara lengkap.

Surah Al-Qariah

Surah Al-Qāri‘ah Latin dan Terjemahan

al Qoriah beserta artinya

Untuk lebih memahami tentang ayat al-Quran oleh siapapun, berikut al Qoriah beserta artinya lengkap dari ayat 1 sampai 11:

Ayat 1
al-qāri‘ah(tu).
Hari Kiamat,

Ayat 2
mal-qāri‘ah(tu).
Apakah hari Kiamat itu?

Ayat 3
wa mā adrāka mal-qāri‘ah(tu).
Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

Ayat 4
yauma yakūnun-nāsu kal-farāsyil-mabṡūṡ(i).
Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,

Ayat 5
wa takūnul-jibālu kal-‘ihnil-manfūsy(i).
dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

Ayat 6
fa ammā man ṡaqulat mawāzīnuh(ū).
Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

Ayat 7
fa huwa fī ‘īsyatir rāḍiyah(tin).
maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).

Ayat 8
wa ammā man khaffat mawāzīnuh(ū).
Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

Ayat 9
fa ummuhū hāwiyah(tun).
maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

Ayat 10
wa mā adrāka mā hiyah.
Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

Ayat 11
nārun ḥāmiyah(tun).
(Yaitu) api yang sangat panas.

Dengan Surat al Qariah Latin ini diharapkan dapat membantu siapapun untuk membacanya. Jika Anda ingin lebih dalam, silahkan baca tafsir Surah Al-Qariah ini ayat demi ayatnya.

Kandungan Qs Al-Qari’ah per Ayat

Surah Al-Qāri‘ah adalah miniatur eskatologis yang padat namun menggugah. Dengan gaya bahasa repetitif, imagery yang kuat, dan pertanyaan-pertanyaan retoris, surah ini mengajak kita untuk merenung dalam-dalam tentang Hari Pembalasan—bukan sekadar sebagai narasi teologis, tetapi sebagai pemantik kesadaran hakiki. Allah tidak menginginkan manusia tersesat, melainkan agar mereka berbekal sebelum pukulan dahsyat itu datang.

Ayat 1 – Al-Qariah: Guncangan Besar

Allah membuka surah ini dengan menyebut sebuah nama agung dari Hari Kiamat: Al-Qariah. Kata ini tak sekadar bermakna “ketukan keras”, tetapi lebih dalam, menggambarkan pukulan batin dan eksistensial yang mengguncang kalbu. Istilah ini bersaudara makna dengan nama-nama lain dari Kiamat seperti al-Ḥāqqah, as-Sākhkhah, aṭ-Ṭāmmah, dan al-Ghāsyiyah—semuanya metafora yang menyingkap tabir dahsyatnya hari penghabisan.

Ayat 2–3 – Pertanyaan Retoris yang Menggugah

Allah ulangi kata Al-Qariah dalam bentuk pertanyaan: “Apakah Al-Qariah itu?” dan “Tahukah engkau apa Al-Qariah?”. Ini bukan sekadar tanya, tapi instrumen penggugah kesadaran, menuntut perhatian penuh dari akal dan hati, karena esensi Hari Kiamat tak mudah diselami oleh nalar manusia. Ulangannya menandai bahwa tidak ada analogi manusiawi yang dapat menyamai kedahsyatannya.

Ayat 4 – Manusia Bagaikan Laron Tak Berarah

Pada saat itu, manusia digambarkan seperti laron beterbangan, penuh kebingungan dan tak punya kendali. Ini adalah simbol hilangnya arah dan identitas, pertanda bahwa di hadapan kedahsyatan Al-Qariah, semua tatanan sosial, kekuasaan, dan ego runtuh. Dalam ayat lain, mereka digambarkan pula sebagai belalang beterbangan (QS. al-Qamar: 7), menandakan chaos eksistensial pada saat kebangkitan.

Ayat 5 – Gunung Menjadi Bulu Ringan

Jika manusia saja tercerai-berai seperti serangga, gunung—lambang kekokohan—akan beterbangan seperti bulu kapas. Ini menunjukkan betapa tatanan fisik alam semesta pun remuk oleh kehendak Ilahi. Berbagai ayat lain menegaskan transformasi dramatis ini: gunung berjalan (QS. an-Naml: 88), menjadi pasir longgar (QS. al-Muzzammil: 14), hingga tampak seperti fatamorgana (QS. an-Naba’: 20).

Ayat 6–7 – Timbangan Amal: Pintu Surga

Kemudian Allah membicarakan mīzān, timbangan amal. Siapa yang timbangan kebaikannya berat—yakni amal shalihnya berlimpah—maka dia akan mendapatkan tempat kembali yang menyenangkan: kehidupan bahagia di surga, penuh ridha dan kenikmatan abadi. Ini adalah wujud keadilan mutlak: balasan berdasarkan amal.

Ayat 8–9 – Timbangan Ringan: Neraka Hawiyah

Sebaliknya, siapa yang timbangan amalnya ringan—karena penuh keburukan dan minim kebajikan—maka tempat kembalinya adalah Hawiyah, yaitu jurang neraka yang menganga. Ini bukan sekadar tempat, tetapi simbol keterjatuhan ruhani dan eksistensial. Kata “Hawiyah” berasal dari akar kata yang bermakna “jatuh bebas tanpa dasar”, suatu keadaan keterpurukan mutlak.

Ayat 10–11 – Apakah Hawiyah Itu?

Allah kembali menggunakan gaya tanya: “Tahukah kamu, apakah Hawiyah itu?”—untuk menekankan kemustahilan menggambarkan kedahsyatannya secara utuh. Jawabannya lugas dan mencengangkan: Nār ḥāmiyah, api yang menyala-nyala, membakar tanpa henti. Bahkan seluruh api di dunia ini, jika dikumpulkan, takkan mampu menandingi panasnya neraka tersebut. Ini adalah peringatan keras namun penuh kasih, agar manusia sadar dan kembali.


Qs Al-Qāri‘ah, meski terdiri dari ayat-ayat pendek, membawa pesan yang sangat besar: ia menggugah kita tentang hakikat Hari Kiamat, menyoroti betapa pentingnya amal perbuatan, serta memperingatkan ke mana akhirnya setiap jiwa akan kembali. Ini bukan hanya bacaan, tapi cermin kehidupan—menyadarkan bahwa setiap detik yang kita jalani akan bermuara pada satu hari yang pasti: al-qāri‘ah, hari yang mengetuk dan mengguncang.

Yuk, kita luangkan waktu setiap hari untuk menyentuh dan menyelami makna Al-Qur’an! Mulailah dari surat-surat pendek seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, An-Nas, Al-Falaq, sampai Al-Qāri‘ah ini. Tak perlu menunggu sempurna—yang penting, istiqamah.

Bisa mulai dari membuka Al-Qur’an cetak PDF, atau mengakses ayat al Quran lewat website Al-Qur’an digital seperti: quran.kemenag.go.id, quran.com atau quran.nu.or.id.

Yuk, dekat dengan Al-Qur’an… karena di sanalah cahaya hidup sejati bersinar!