Dalam kajian Nahwu, Tamyiz adalah salah satu unsur penting yang membantu memahami dan memperjelas makna kalimat Arab. Keberadaan tamyiz sering disandingkan dengan bentuk penjelas lainnya, seperti na’at-man’ut, athaf bayan, dan hal.
Meski memiliki fungsi serupa, tamyiz memiliki karakteristik unik yang membuatnya menjadi salah satu elemen penting dalam analisis kalam Arab. Berikut penjelasan Tamyiz secara komprehensif selengkapnya!
Apa Itu Tamyiz?
Secara sederhana, tamyiz dalam Nahwu adalah isim manshub yang digunakan untuk menjelaskan kesamaran pada dzat atau nisbat dalam sebuah kalimat. Jadi Tamyiz termasuk dari Manshubatul Asma’.
Dalam bahasa Arab, tamyiz sering kali hadir untuk memberikan penjelasan yang lebih spesifik terhadap kata atau frasa yang ambigu. Kata manshub menunjukkan bahwa tamyiz selalu berada dalam keadaan nashab (akhiran berharakat fathah).
Menurut nadhom Alfiyah Ibnu Malik, tamyiz didefinisikan sebagai berikut:
اِسْمٌ بِمَعْنَى مِنْ مُبِيْنٌ نَكِرَةْ – يُنْصَبُ تَمْيِيْزًا بِمَا قَدْ فَسَّرَهْ
Artinya, tamyiz adalah isim nakirah yang mengandung makna huruf jar min, fungsinya menjelaskan kesamaran perkara sebelumnya, dan ia dibaca nashab.
Dalam istilah praktis, tamyiz adalah “penjelas” (mubayyin), sedangkan hal yang dijelaskan disebut mumayyaz. Misalnya, dalam kalimat: Saya memiliki sejengkal tanah, kata tanah adalah tamyiz yang memperjelas kata sejengkal.
Unsur-Unsur dalam Tamyiz
Setiap struktur tamyiz memiliki dua elemen utama:
- Tamyiz: Penjelas atau keterangan (isim manshub).
- Mumayyaz: Hal yang dijelaskan oleh tamyiz.
Nama lain dari tamyiz meliputi mufassir, tabyin, atau mubayyin, sementara mumayyaz juga disebut sebagai mufassar atau mubayyan. Variasi istilah ini penting untuk dipahami karena perbedaan kitab rujukan sering kali memengaruhi istilah yang digunakan.
Jenis-Jenis Tamyiz
Secara garis besar, tamyiz dibagi menjadi dua bentuk berdasarkan objek yang dijelaskan:
1. Tamyiz Dzat (Tamyiz al-Dzat)
Tamyiz ini memperjelas dzat (objek konkrit), seperti ukuran, takaran, jumlah, atau bilangan (adad). Tamyiz dzat sering ditemukan dalam konteks yang berkaitan dengan ukuran tertentu, sehingga juga disebut tamyiz malfuzh atau mufrad.
Ciri-ciri Tamyiz Dzat:
- Menjelaskan isim maqaadir (ukuran seperti berat, panjang, atau jumlah).
- Selalu terkait dengan sesuatu yang disebutkan sebelumnya.
Contoh Tamyiz Dzat:
- عِنْدِي شِبْرٌ أَرْضًا (Saya memiliki sejengkal tanah).
- Syibrun adalah mumayyaz (yang dijelaskan), sedangkan ardhan adalah tamyiz.
- لَهُ قَفِيْزٌ بُرًّا (Dia memiliki setakar gandum).
- وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَىٰ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً (QS. Al-Baqarah: 51).
- Kata laylatan memperjelas arba’iina (empat puluh malam).
2. Tamyiz Nisbat (Tamyiz al-Nisbat)
Jenis tamyiz ini berfungsi untuk menghilangkan kesamaran pada nisbat (hubungan atau penyandaran) dalam sebuah kalimat. Biasanya, tamyiz nisbat muncul setelah jumlah atau isnad (subjek-predikat) yang mengandung makna samar.
Ciri-ciri Tamyiz Nisbat:
- Menjelaskan hubungan (nisbah) dalam kalimat.
- Berasal dari jumlah (susunan musnad dan musnad ilaih).
Contoh Tamyiz Nisbat:
- مَا أَحْسَنَ خَالِدًا أَدَبًا (Betapa bagusnya adab Khalid!).
- Kata adaban menjelaskan kesamaran pada pernyataan ketakjuban.
- خليلٌ أوْفَرُ عِلْمًا وأكبرُ عَقْلًا (Khalil lebih sempurna ilmunya dan lebih besar akalnya).
Contoh dalam Al-Qur’an:
- قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا (QS. Maryam: 4).
- Kata syaiban menjelaskan keadaan kepala Nabi Zakaria yang beruban.
- أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا (QS. Al-Kahf: 34).
- Malan dan nafaran menjelaskan aspek kekayaan dan jumlah pengikut.
Tamyiz Nisbat: Muhawwal dan Ghairu Muhawwal
Tamyiz nisbat dibagi menjadi dua jenis:
- Muhawwal: Tamyiz yang berasal dari objek kalimat lain yang dipindahkan.
Contoh: شَرِبْتُ عَشَرَةَ أَكْوَابٍ مَاءً (Aku minum sepuluh gelas air). Kata maa’an adalah tamyiz yang menjelaskan jumlah air. - Ghairu Muhawwal: Tamyiz langsung yang tidak mengalami perpindahan susunan.
Contoh: طَابَ زَيْدٌ نَفْسًا (Zaid merasa puas). Nafsan menjelaskan kepuasan Zaid.
Amil Tamyiz
Sebagai bagian dari struktur kalimat dalam bahasa Arab, tamyiz memiliki aturan spesifik yang membuatnya unik. Salah satu aspek utama dalam memahami tamyiz adalah amil atau faktor yang menyebabkan tamyiz menjadi manshub. Selain itu, memahami syarat-syarat tamyiz sangat penting agar kita dapat mengidentifikasinya dengan tepat.
Tamyiz selalu berada dalam posisi manshub karena adanya amil tertentu. Namun, jenis amil ini berbeda tergantung pada tipe tamyiz:
Tamyiz Dzat
- Amilnya adalah mumayyaz atau kata benda yang dijelaskan oleh tamyiz itu sendiri.
- Contoh:
- عِنْدِي رِطْلٌ زَيْتًا
(Saya memiliki satu ritl minyak)
Di sini, زَيْتًا (minyak) adalah tamyiz, yang menjelaskan ambigu dari رِطْلٌ (ritl, satuan timbangan). Amil yang menyebabkan زَيْتًا menjadi manshub adalah رِطْلٌ sebagai mumayyaz.
- عِنْدِي رِطْلٌ زَيْتًا
Tamyiz Nisbat
- Amilnya adalah fi’il atau kata kerja (serupa fi’il) dalam jumlah yang mendahuluinya. Kata-kata seperti mashdar, isim fa’il, atau isim sifat juga bisa berfungsi sebagai amil.
- Contoh:
- مَا أَحْسَنَ خَالِدًا أَدَبًا
(Betapa bagusnya adab Khalid!)
Di sini, أَدَبًا adalah tamyiz yang menjelaskan nisbat (hukum penyandaran) antara مَا أَحْسَنَ (ungkapan keheranan) dan خَالِدًا. Amilnya adalah fi’il أَحْسَنَ.
- مَا أَحْسَنَ خَالِدًا أَدَبًا
Syarat Tamyiz
Tidak semua kata bisa disebut tamyiz. Ada beberapa syarat penting yang harus dipenuhi:
Isim (Kata Benda)
Tamyiz harus berupa isim, bukan fi’il (kata kerja) atau harf (kata sambung).Manshub (Berakhiran Nashab)
Secara umum, tamyiz selalu manshub. Namun, ada pengecualian jika menggunakan huruf jar seperti مِنْ secara dhahir. Dalam kasus ini, ia majrur lafdzan tetapi tetap dianggap manshub mahalan.- Contoh:
- لِي مِنَ الذَّهَبِ قِنْطَارٌ
(Aku memiliki satu qinthar emas)
مِنَ الذَّهَبِ di sini sebagai penjelas, meskipun majrur lafdzan.
- لِي مِنَ الذَّهَبِ قِنْطَارٌ
- Contoh:
Nakirah (Indefinitif)
Tamyiz harus berupa nakirah (tidak tertentu), seperti زَيْتًا, أَدَبًا, dll. Hal ini mengecualikan isim makrifat, sebagaimana syarat pada hal.Fudhlah (Tambahan)
Tamyiz bukan bagian inti dari kalimat, tetapi hanya berfungsi sebagai penjelas tambahan. Ia melengkapi kalimat tanpa menjadi elemen pokok jumlah.
Cara Mengidentifikasi Tamyiz
Pada Tamyiz Dzat
- Cari kata-kata yang menunjukkan ukuran, jumlah, atau kadar (isim miqdar), seperti ritl, qafiz, miqdar, atau kata sejenis.
- Jika setelah isim miqdar ada kata nakirah yang menjelaskan, besar kemungkinan kata tersebut adalah tamyiz.
- Contoh:
- عِنْدِي مِثْقَالٌ ذَهَبًا
(Aku memiliki seberat dzarrah emas)
ذَهَبًا adalah tamyiz yang memperjelas مِثْقَالٌ.
- عِنْدِي مِثْقَالٌ ذَهَبًا
Pada Tamyiz Nisbat
- Perhatikan jumlah atau isnad dalam kalimat. Jika hukum penyandaran antara musnad dan musnad ilaih tampak samar, maka nakirah yang muncul setelahnya kemungkinan besar adalah tamyiz.
- Contoh:
- قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا
(Ya Tuhanku, tulangku telah lemah, dan kepalaku dipenuhi uban)
شَيْبًا adalah tamyiz nisbat yang menjelaskan hukum penyandaran pada وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ.
- قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا
Perbedaan Tamyiz dan Hal
Meski keduanya menjelaskan sesuatu, tamyiz dan hal memiliki perbedaan mendasar dalam fungsi dan sifatnya:
Aspek | Tamyiz | Hal |
---|---|---|
Makna | Menjelaskan dzat atau nisbat yang samar | Menjelaskan keadaan subjek/pelaku |
I’rab | Selalu manshub | Selalu manshub |
Jenis Isim | Selalu nakirah | Bisa nakirah atau ma’rifah |
Fungsi | Penjelas tambahan terhadap ambigu | Penjelas sifat atau keadaan tertentu |
Contoh | مَا أَحْسَنَ خَالِدًا أَدَبًا (Betapa bagusnya adab Khalid!) | جَاءَ زَيْدٌ رَاكِبًا (Zaid datang sambil berkendara) |
Memahami tamyiz membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang fungsi, syarat, dan ciri-cirinya dalam kalimat. Kunci untuk membedakan tamyiz dengan unsur lain, seperti hal, adalah melihat fokus penjelasan: apakah untuk mengurai ambigu (tamyiz) atau menggambarkan keadaan (hal).
Dengan latihan rutin, kemampuan mengenali tamyiz akan semakin terasah, sehingga mempermudah memahami teks-teks Arab yang kompleks.