Dalam pembelajaran bahasa Arab, khususnya dalam cabang ilmu Nahwu, terdapat konsep yang dikenal dengan istilah al-murakkab al-mazji (المركب المزجي).
Konsep ini mengacu pada susunan atau penggabungan dua kata menjadi satu kesatuan kata yang tidak terpisahkan. Artikel ini akan menjelaskan secara mudah dan detail apa itu murakkab mazji, jenis-jenisnya, serta bagaimana aturan i’rab (perubahan akhir kata)-nya. Mari kita mulai!
Pengertian Tarkib Mazji
Al-Murakkab Al-Mazji atau biasa disebut dengan Tarkib Mazji adalah gabungan dari dua kata yang dijadikan satu kesatuan kata baru, sehingga dianggap sebagai satu kata saja. Contohnya:
- بعلبك (Baalbek: sebuah kota di Lebanon)
- حضرموت (Hadramaut: sebuah wilayah di Yaman)
- سيبويه (nama tokoh ahli nahwu terkenal)
- صباح مساء (pagi dan sore: menggambarkan aktivitas sepanjang waktu)
- شذر مذر (berantakan atau tersebar tidak teratur).
Dalam bahasa Arab, bentuk ini memiliki keunikan karena cara penggabungannya berbeda dengan bentuk gabungan lainnya, seperti idhafi (penyandaran) atau taukidi (penegasan).
Jenis-Jenis Tarkib Mazji dan Cara I’rab-nya
Berdasarkan penggunaannya, Tarkib mazji dibagi menjadi dua jenis utama: ‘alam (nama khusus) dan bukan ‘alam (bukan nama). Mari kita bahas satu per satu.
1. Murakkab Mazji sebagai Nama (‘Alam)
Jika murakkab mazji digunakan sebagai nama tempat atau nama orang, maka ia mengikuti aturan i’rab seperti isim ghair munsharif (kata benda yang tidak menerima tanwin dan jar dengan kasrah). Aturannya adalah:
- Rafa’ dialamati dhommah (ـُ).
- Nashab menggunakan fathah (ـَ).
- Jar menggunakan fathah (ـَ) sebagai ganti kasrah.
Contoh:
- بعلبك:
- بعلبكُ مدينةٌ جميلةٌ. (Baalbek adalah kota yang indah. → Rofa’)
- زرتُ بعلبكَ. (Saya mengunjungi Baalbek. → Nashab)
- مررتُ بـبعلبكَ. (Saya melewati Baalbek. → Jar)
- حضرموت:
- حضرموتُ منطقةٌ معروفةٌ. (Hadramaut adalah wilayah yang terkenal. → Rofa’)
- سافرتُ إلى حضرموتَ. (Saya bepergian ke Hadramaut. → Nashab)
- قرأتُ عن حضرموتَ. (Saya membaca tentang Hadramaut. → Jar)
2. Murakkab Mazji dengan Akhiran Waih
Jika murakkab mazji berakhir dengan kata ويه (seperti pada سيبويه), bagian “ويه” selalu dibangun di atas kasrah, tidak peduli posisi atau fungsinya dalam kalimat. Aturannya adalah:
- Tetap menggunakan kasrah di semua keadaan (rafa’, nashab, jar).
Contoh:
- جاء سيبويهِ. (Si Sibawaih datang. → Rofa’)
- رأيتُ سيبويهِ. (Saya melihat Sibawaih. → Nashab)
- تحدثتُ مع سيبويهِ. (Saya berbicara dengan Sibawaih. → Jar)
3. Murakkab Mazji Non-‘Alam (Bukan Nama)
Jika murakkab mazji bukan nama, maka kedua bagiannya dibangun di atas fathah. Bentuk ini biasanya digunakan dalam:
- Keterangan waktu (ظرف زمان),
- Keterangan tempat (ظرف مكان), atau
- Keterangan keadaan (حال).
Contoh:
- صباح مساء:
- أعملُ صباحَ مساءَ. (Saya bekerja dari pagi hingga sore. → Keterangan waktu)
- بيت بيت:
- أنت جاري بيتَ بيتَ. (Kamu adalah tetanggaku yang sangat dekat. → Keterangan keadaan)
- شذر مذر:
- تفرقت الأشياء شذرَ مذرَ. (Barang-barang berserakan ke mana-mana. → Keterangan keadaan)
Ringkasan Aturan I’rab Murakkab Mazji
Jenis Murakkab Mazji | Ciri-Ciri I’rab | Contoh Kalimat |
---|---|---|
Nama (‘Alam) | – Seperti ghair munsharif: | |
– Rofa’: dhommah | ازدهرت بعلبكُ. (Baalbek berkembang.) | |
– Nashab: fathah | زرتُ بعلبكَ. (Saya mengunjungi Baalbek.) | |
– Jar: fathah | مررتُ بـبعلبكَ. (Saya melewati Baalbek.) | |
Akhiran “ويه” | – Selalu kasrah (dibangun di atas kasrah) | جاء سيبويهِ. (Sibawaih datang.) |
Non-‘Alam | – Dibangun di atas fathah pada kedua bagian | أعملُ صباحَ مساءَ. (Saya bekerja dari pagi sore.) |
Contoh Tarkib Mazji
Berikut beberapa contoh nama dan ungkapan yang termasuk murakkab mazji:
- Nama Tempat:
- بعلبك (Baalbek), بيت لحم (Betlehem), حضرموت (Hadramaut).
- Nama Orang:
- سيبويه (Sibawaih), نفطويه (Naftawaih).
- Ungkapan Idiomatik:
- صباح مساء (pagi sore), شذر مذر (berserakan).
- Angka:
- أحد عشر (sebelas), اثنا عشر (dua belas).
Murakkab Mazji adalah salah satu keunikan dalam bahasa Arab yang menggabungkan dua kata menjadi satu dengan aturan tata bahasa tertentu. Memahami konsep ini sangat penting bagi pelajar ilmu Nahwu karena membantu memahami struktur kalimat, pola i’rab, dan keindahan bahasa Arab.
Jika Anda ingin mendalami lebih jauh, cobalah analisis kalimat dalam Al-Qur’an atau literatur Arab yang mengandung murakkab mazji. Dengan latihan, konsep ini akan semakin mudah dipahami oleh pelajar Ilmu Nahwu dan Bahasa Arab.