Dalil Berdoa dan Manfaatnya Sebagai Penyempurna Ibadah

Secara naluri, meskipun manusia tidak memerlukan dalil berdoa yang memerintahkannya, namun mengetahui landasannya tidaklah salah. Pengetahuan akan dasar-dasar perintah atau anjuran doa ini dapat memperkuat dan menenangkan hati.

Pijakan hukum tidak diperlukan dalam berdoa, karena berdoa merupakan naluri manusiawi. Ini adalah ekspresi dari ketidakberdayaan, ketidakmampuan, dan keterbatasan manusia terhadap keadaan, fenomena, dan norma yang seharusnya menurut pandangan manusia tersebut. Semua itu berada di luar jangkauan manusia.

Kebutuhan mendasar ini mencerminkan ketidakmampuan manusia di dunia. Namun, manusia yang beriman sadar bahwa setelah kematian ada tahapan akhir yang harus dihadapi. Di akhirat, segalanya tidak pasti dan tak ada kejelasan nasib. Oleh karena itu, berdoa seharusnya dilakukan tanpa memahami dalilnya.

Namun mengetahui dalil-dalil berdoa dan manfaatnya sangat penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Melalui pijakan perintah dan anjuran tentang berdoa kita bisa mengetahui tentang intisari atau esensi dari doa itu sendiri.

Di sisi lain, mengetahui dalil berdoa juga memperkaya kita dengan pengetahuan akan adab-adab berdoa. Adab berdoa adalah aturan yang meskipun tidak wajib, namun berpengaruh terhadap keterkabulan permohan. Dengan seperti itu, hikmah dari berdoa dapat kita raih dan rasakan kemanfaatanya dan menjalani kehidupan.

Manfaat Mengetahui Dalil dalam Berdoa

Meskipun berdoa adalah naluri manusiawi yang timbul sebagai ekspresi ketidakberdayaan dan keterbatasan, namun mengetahui dalil-dalilnya dapat menguatkan keimanan, memperluas wawasan dan meningkatkan kualitas seseorang dalam beragam. Meskipun berdoa timbul sebagai ekspresi ketidakberdayaan dan keterbatasan manusia, pemahaman dalil-dalil tersebut dapat:

Menguatkan keimanan: Mengetahui dalil-dalil dalam berdoa membantu memperkuat keimanan seseorang. Hal ini karena pemahaman yang mendalam tentang dasar-dasar berdoa dapat memperkuat keyakinan akan keberadaan Allah dan kekuasaan-Nya.

Memperluas wawasan: Pengetahuan tentang dalil-dalil berdoa membantu memperluas wawasan seseorang. Ini memberikan pemahaman yang lebih luas tentang tujuan, makna, dan cara-cara berdoa yang benar, termasuk contoh-contoh dari ajaran agama dan pengalaman para ulama dan auliya.

Meningkatkan kualitas berdoa: Dengan mengetahui dalil-dalil dalam berdoa, seseorang dapat meningkatkan kualitas doanya. Pemahaman yang baik tentang landasan berdoa membantu seseorang mengarahkan hati, pikiran, dan niat dengan lebih baik, sehingga meningkatkan kekhusyukan dan kualitas komunikasi dengan Tuhan.

Oleh karena itu, meskipun berdoa adalah naluri manusiawi, mengetahui dalil-dalilnya memberikan manfaat yang luar biasa dalam memperkuat keimanan, memperluas wawasan, dan meningkatkan kualitas berdoa.

Dalil-dalil Berdoa

Berikut dalil-dalil untuk berdoa sebagai pijakan untuk meraih kemanfaatan serta jalan menuju doa yang dikabulkan. Ini adalah sebagian dasar keterangan yang diambil dengan menukil dari al Quran dan hadist.

Dalil Berdoa dari Quran

Landasan dalil dari al Quran ini kami berikan kutipan ayat dalam bentuk Arab dan artinya. Ayat dan hadist ini bisa dicopy langsung dan bisa kamu gunakan baik untuk diri sendiri, keperluan sekolah atau diguanakn dalam dakwah.

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (Qs. Al A’raf ayat 55)

Dalil ini cerminan adab dalam berdoa. Di sini, menegaskan tata cara bagaimana seharusnya kita berdoa.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Mu’min: 60)

Dalil doa dalam al Quran ini mencerminkan hakikat dalam berdoa. Allah berjanji memperkenankan setiap doa. Bagaimana, dalam bentuk apa dan kapan waktu pengkabulan doa itu rahasia dan kehendak Allah. Tidak ada yang bisa memaksa-Nya.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al- Baqarah: 186)

Dalil ketiga ini menjelaskan hakikat, tata cara dan hikmah dari doa. Dimana ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencapai doa yang baik dan sempurna atau doa yang paripurna.

Dalil Berdoa dari Hadis

Banyak hadis nabi, baik secara langsung maupun tidak yang membahas seputar doa. Dalam berbagai kesempatan, beliau mempraktikkan sendiri dengan berdoa. Dari sini, kemudian para ulama merumuskan hukum, tata cara dan redaksi doa yang sampai saat ini kita amalka.

Berikut beberapa dalil doa yang diriwayatkan dari Rasulullah Saw.

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ مِنَ الدُّعَاء.

“Tiada sesuatu yang lebih mulia menurut Allah daripada do’a”. (Karena do’a itu menunjukkan akan pengakuan lemah dan tak berdayanya orang yang berdo’a serta merendah diri di hadapan Allah)

الدُّعَاءُ مُخُ الْعِبَادَةِ

“Do’a adalah saripatinya ibadah”. (Karena do’a itu merupakan perintah Allah, dan orang yang berdo’a akan senantiasa berpendapat dan berkeyakinan bahwa selamat dan tidaknya segala sesuatu itu dari Allah. Dengan demikian memutuskan pengharapan kepada selain Allah, yang sehingga do’a tak lain adalah mengharap tercapainya apa yang menjadi hajat dan maksudnya, hanya kepada Allah semata).

 الدُّعَاءُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ وَعِمَادُ الدِّيْنِ وَنُوْرُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ

“Do’a itu pedangnya orang mu’min, tiang agama dan cahaya dilangit dan bumi”

نِعْمَ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ الصَّبْرُ وَالدُّعَاءُ

“Senjata orang mu’min yang paling ampuh adalah sabar dan do’a”. (Sabar yang dimaksud adalah mengekang nafsu jangan sampai berbuat apa yang dilarang oleh Allah SWT).

الدُّعَاءُ مِفْتَاحُ الرَّحْمَةِ

“Do’a itu kuncinya rahmat”.

اَلدُّعَاءُ يَرُدُّ القَضَاءَ

Doa dapat mengubah takdir. Hadis ini perlu penjelasan lebih dalam.

الدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمَا لَمْ يُنْزَلْ وَإِنَّ البَلَاءَ لَيَنْزِلُ فَيَتَلَقَّهُ الدُّعَاءُ فَيَعْتَلِجَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Do’a itu bisa memberikan kemanfaatan pada bencana yang telah diturunkan dan bencana yang belum diturunkan. Dan sesungguhnya bila bencana turun maka akan dihadang oleh do’a. Lalu kedua-duanya (antara do’a dan bencana) akan bertempur hingga datangnya hari kiamat.

مَنْ لَا يَدْعُوْنِي أَغْضَبُ عَلَيْهِ

Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi: “Siapa orang yang tidak mau berdo’a kepada-Ku, maka Aku benci kepadanya”.

Tentu tidak hanya itu dalil dalam berdoa, masih ada beberapa lagi yang mungkin masih luput dari tulisa ini. Namun aneka dalil ini setidaknya bisa memberikan gambaran besar, bagaimana doa mendapatkan tempat khusus dalam Islam. Sebagai ibadah, dia juga memberikan kemanfaatan lahiriah dan batiniyah bagi pengamal doa.

Penutup

Doa adalah senjata umat Islam yang mukmin, sehingga mengetahui dalil-dalilnya akan memberikan aneka kemanfaatan bagi yang memahaminya. Dengan ilmu, senjata (doa) itu bisa berfungsi sesuai peruntukkannya, efektif dan tepat penggunaanya.

Bukankah beribadah dengan ilmu itu jauh lebih berkualitas dari pada ibadah sekedarnya tanpa keilmuan, dan bukankah berdoa lebih memiliki kekuatan ijabah jika didasari dalil berdoa daripada hanya sekedar mengucapkan kata-kata permohonan? Wallahu a’alam.

dalam Dampaknya akan hadir memiliki kekuatan yang luar biasa dalam kehidupan seorang Muslim, dan melalui doa, kita dapat memperoleh berkah, rahmat, dan petunjuk dari Allah SWT.