14 Adab Berdoa Kepada Allah

Mengetahui adab-adab berdoa kepada Allah adalah bagian dari kunci terkabulnya doa. Banyak di antara kita yang kurang memahami, mengerti, atau melaksanakan adab berdoa kepada Allah. Bagaimana etika dan sopan santun yang patut dan tepat untuk dilakukan dalam berdoa.

adab berdoa

Dalam artikel ini, kita akan menemukan penjelasan mengenai etika dan tata cara yang seharusnya dalam berdoa kepada Allah. Dengan membaca artikel ini, semoga kita dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya adab berdoa dan bagaimana menjalankannya dengan baik dan sesuai sunnah nabi dalam Islam.

Mengapa harus beradab dalam berdoa?

Doa adalah salah satu bentuk ibadah, meskipun hanya berbentuk ucapan. Nilai ibadah dalam doa muncul karena menjadi sarana taqarrub (mendekat) kepada Allah. Taqarrub artinya usaha mendekat. Dalam konteks berdoa, melalui lafadz-lafadz doa kita mengakui kelemahan dan hal lain yang terangkum dalam hakikat doa.

Setiap orang menginginkan doa yang mustajabah, yaitu segala permintaannya dijawab dan dikabulkan secepat mungkin. Namun, kita perlu diingat bahwa kita tidak bisa mengatur dan memerintah Dzat yang mengijabahi doa. Allah adalah yang mengijabahi doa, Dia Yang Maha Tinggi dan Maha Mengetahui dan berkehendak.

Oleh karena itu, seorang hamba seharusnya memohon dan mengharap kepada Allah dengan adab, tata aturan kesopanan, dan etika berdoa. Seperti orang yang meminta kepada sesama manusia tanpa adanya kesopan, niscaya pihak yang diminta juga akan enggan memenuhinya karena tidak adanya penghargaan.

Jika permintaan kepada sesama manusia memerlukan adab dan kesopanan, lebih-lebih ketika kita berdoa memohon kepada Dzat Yang Maha Kuasa, kita harus menyadari bahwa kita adalah hamba yang lemah dan tidak berdaya. Kunci doa yang dijawab terletak pada positioning, memposisikan diri dan tata cara yang diterapkan oleh Allah sebagai Maha Menjawab.

14 Adab Dalam Berdoa

adab berdoa kepada allah

Agar doa kita terkabul dan mujarab, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam adab berdoa. Cara berdoa kepada Allah swt yang baik dan benar setidaknya memuat:

  1. Yakin
  2. Khusyuk
  3. Mengangkat Kedua Tangan
  4. Khauf wa Raja’
  5. Hadirkan dalam hati apa yang diucapkan
  6. Menghadap arah kiblat.
  7. Menjauhi yang diharamkan oleh Allah.
  8. Berdoa dengan ikhlas dan setulus hati.
  9. Sholat sebelum Berdoa
  10. Suara yang Rendah
  11. Taubat
  12. Ulangi dan tidak putus asa.
  13. Jangan berkata, ‘Ah percuma’
  14. Awali dan Akhiri dengan Kalimat ini

Yakin

Adab berdoa yang pertama adalah memiliki keyakinan yang kuat bahwa doa kita akan dikabulkan oleh Allah SWT. Keyakinan ini merupakan landasan penting dalam berdoa, karena tanpa keyakinan, doa kita cenderung tidak akan memiliki kekuatan dan pengaruh yang maksimal. Rasulullah SAW bersabda, ‘Berdoalah kepada Allah, dan yakinlah akan terkabulnya doa. Ketahuilah bahwa Allah tidak berkenan mengabulkan doa orang yang keluar dari hati yang lalai.’

Contoh: Ketika seseorang berdoa untuk kesembuhan dari penyakit, ia harus memiliki keyakinan yang tulus bahwa Allah SWT mampu menyembuhkannya. Ia yakin bahwa Allah SWT adalah Maha Kuasa dan Maha Penyembuh, sehingga doanya akan dikabulkan jika Allah SWT berkehendak.

Jadi, adab dalam berdoa kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan oleh Allah SWT. Kemantapan hati ini akan memberikan rasa optimisme dan husnudzon yang sangat bermanfaat bagi kita. Selain itu, keyakinan untuk tetap berdoa dengan sabar dan tidak putus asa ketika doanya belum segera dikabulkan.

Khusyu’

Yang dimaksud khusyuk adalah mencurahkan segala pikiran dan hati, atau fokus. Dalam konteks adab berdoa kepada Allah, berarti memiliki perasaan yang sungguh-sungguh dan fokus menghadap-Nya.

Hal ini melibatkan merendahkan diri, mengosongkan pikiran dari gangguan, dan fokus sepenuhnya pada doa yang sedang diajukan. Saat berdoa, sebaiknya hati kita benar-benar hadir dan terhubung dengan Allah SWT.

Contoh adab berdoa yang khusyu’ adalah ketika seseorang sedang berdoa untuk memohon pertolongan Allah dalam menghadapi suatu kesulitan. Dalam hal ini, orang tersebut merendahkan diri dan menyadari bahwa ia bergantung sepenuhnya kepada Allah. Suara yang digunakan juga lembut dan tidak terlalu keras, menunjukkan kerendahan hati dan kepatuhan kepada Allah.

Khusyu’ juga berarti memahami makna doa yang diucapkan. Misalnya, ketika seseorang berdoa untuk meminta petunjuk dalam mengambil keputusan penting, ia harus benar-benar memahami dan merenungkan implikasi dari doa tersebut. Dengan demikian, khusyu’ membantu seseorang untuk menunjukkan rasa takut, kerendahan hati, dan pengabdian kepada Allah dalam berdoa.

Mengangkat Kedua Tangan

Mengangkat kedua tangan saat berdoa adalah salah satu adab yang dianjurkan. Sikap ini menunjukkan sikap kerendahan hati, penghormatan, dan kebutuhan kepada Allah SWT. Dengan mengangkat kedua tangan, kita secara simbolis menyatakan bahwa kita berharap dan memohon kepada-Nya.

Rasulullah SAW bersabda, ‘Apabila kamu memanjatkan doa kepada Allah SWT, maka memintalah dengan bagian dalam telapak tanganmu. Dan janganlah kamu meminta kepada-Nya dengan punggung telapak tangan. Lalu kamu mengembalikan membuka tangan lagi kecuali setelah kamu mengusapkan ke muka (wajah)mu. Sesungguhnya Allah menjadikan berkah ada di dalamnya.’

Setelah selesai berdoa, sunnah mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah. Ini adalah rangkaian dari adab berdoa sebagaimana hadis di atas.

Khauf wa Raja’

Dalam konteks adab berdoa, menanamkan rasa takut dan mengharap rahmat Allah SWT berarti menjaga keseimbangan antara rasa takut (khauf) akan siksaan dan hukuman Allah dengan harapan akan rahmat dan ampunan-Nya (raja’). Adab berdoa kepada Allah ini merupakan inti dari QS. Al-A’raf ayat 56.

Rasa takut kepada Allah maksudnya munculnya kesadaran akan dosa dan kesalahan yang kita lakukan, serta akibat yang mungkin kita hadapi sebagai konsekuensi dari perbuatan tersebut. Rasa takut ini mendorong kita untuk berhati-hati dalam menghadapi godaan dan menjauhi perbuatan yang dilarang oleh agama.

Contohnya, ketika berdoa, kita mempertimbangkan perbuatan dosa yang mungkin telah kita lakukan dan merasa takut akan hukuman Allah. Dengan adanya rasa takut ini, kita berusaha memperbaiki diri, bertaubat, dan memohon ampunan-Nya.

Sementara itu, mengharap rahmat Allah menunjukkan keyakinan kita akan kemurahan-Nya dan kasih sayang-Nya yang tak terbatas. Kita memiliki harapan bahwa Allah akan mendengarkan doa-doa kita, mengabulkannya, dan memberikan apa yang terbaik bagi kita.

Contohnya, ketika berdoa, kita menyertakan ungkapan rasa harap dan percaya bahwa Allah akan mendengarkan doa kita dan memberikan yang terbaik bagi kita, baik dalam hal kebutuhan materi maupun spiritual.

Dalam menjalankan adab berdoa, penting untuk mempertahankan keseimbangan antara rasa takut dan harapan. Rasa takut membantu menjaga kesadaran kita akan dosa dan menjauhi perbuatan yang dilarang, sementara harapan mengingatkan kita akan rahmat dan ampunan Allah yang luas. Dengan menggabungkan rasa takut dan harapan ini dalam doa, kita menunjukkan ketundukan dan ketergantungan kita kepada Allah, serta kesadaran akan kekuasaan dan kemurahan-Nya.

Sebagai contoh, ketika berdoa untuk memohon keberkahan rezeki, seseorang dapat merasa takut akan dosa-dosa yang berhubungan dengan penghasilan yang tidak halal atau penyebaran maksiat. Rasa takut ini mendorongnya untuk memperbaiki diri, berusaha menghindari perbuatan dosa, dan menjaga kehalalan rezekinya. Di sisi yang sama, dia juga memiliki harapan bahwa Allah akan memberikan rahmat-Nya, membuka pintu rezeki yang halal, dan memberikan berkah dalam segala aspek kehidupan.

Hadirkan dalam hati apa yang diucapkan

Berdoa tidak dianggap beradab jika sekerdar kata-kata yang diucapkan dengan lisan. Adab dalam berdoa semestinya menghadirkan isi doa dalam hati. Caranya adalah dengan mengerti dan memahmi apa yang terkandung dalam doa tersebut.

Dari sini jelaslah bahwa ucapan doa tidak harus berbahasa Arab. Kita bisa menggunakan bahasa yang kita sendiri betul-betul paham isi dan maksudnya, meskipun kesempurnaan doa tetap menggunakan bahasa asal agama Islam.

Hadirnya isi ucapan dalam doa dalam hati akan lebih membantu kekhusukan dan terfokus pada apa yang kita minta.

Cobalah, dengan cara ini mungkin Anda akan menangis ketika berdoa. Dengan menghadirkan dalam hati apa yang diucapkan dengan lisan, doa kita menjadi lebih bermakna dan lebih mudah dikabulkan.

Rasulullah SAW menekankan pentingnya menghadirkan doa dalam hati yang tidak lalai dalam sabdanya. Beliau bersabda, ‘Ketahuilah bahwa Allah tidak berkenan mengabulkan doa orang yang keluar dari hati yang lalai.’

Menghadap arah kiblat.

Adab dalam berdoa yang keenam adalah menghadap arah kiblat. Sikap ini memiliki makna  dan kandungan bahwa kita sebagai hamba Allah yang sedang berdoa menghadap kepada-Nya.

adab-adab berdoa menghadap kiblat

Selain itu, penting untuk menjaga kondisi badan dalam keadaan suci, seperti sudah berwudhu dan atau mandi wajib, ketika berdoa. Adab-adab ini memberikan nilai lebih di sisi Allah untuk diijabahi.

Menjauhi yang diharamkan oleh Allah.

Jika dalam adab keenam adalah suci dari hadas, maka yang ketujuh adalah suci atau terbebas dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah dalam makanan dan minuman. Doa yang muncul dari ucapan hati dari badan yang mengkonsumsi hanya dari yang halal akan cenderung segera dikabulkan doanya.

Jika 100% terbebas dari perkara haram dalam makanan dan minuman itu mustahil, setidaknya berusaha meminimalkannya. Intinya ada upaya kesungguhan yang nyata untuk menjaga kehalalan dalam hidup.

Berdoa dengan ikhlas dan setulus hati.

Berdoa dengan ikhlas dan setulus hati adalah salah satu adab penting dalam berdoa. Hal ini berarti melakukan doa tanpa ada niatan atau motif lain yang tersembunyi selain mencari keridhaan dan keberkahan Allah SWT. Berdoa dengan ikhlas berarti kita mengarahkan doa kita hanya kepada Allah, tanpa ada tujuan atau kepentingan pribadi yang lain.

Contoh adab berdoa dengan ikhlas adalah ketika seseorang sedang menghadapi kesulitan atau masalah dalam hidupnya, dia berdoa dengan sepenuh hati kepada Allah SWT untuk meminta pertolongan dan bimbingan-Nya. Doanya tidak didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan pujian, penghargaan, atau manfaat pribadi, tetapi semata-mata sebagai bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.

Selain itu, berdoa dengan ikhlas juga berarti menerima keputusan Allah dengan ikhlas, baik itu doa yang langsung dikabulkan atau ditangguhkan. Seseorang yang berdoa dengan ikhlas akan menerima segala ketetapan Allah dengan lapang dada dan tetap bersyukur.

Contoh lain adalah ketika seseorang berdoa untuk orang lain tanpa mengharapkan imbalan atau pengakuan. Misalnya, seseorang berdoa untuk kesembuhan dari suatu penyakit tanpa ada kepentingan pribadi di dalamnya. Doa tersebut semata-mata dilakukan karena kebaikan dan kasih sayang terhadap sesama manusia, tanpa mengharapkan apapun sebagai balasannya.

Sholat sebelum Berdoa

Melaksanakan sholat sebelum berdoa memiliki keutamaan dan disunahkan. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abi Darda, di mana Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Siapa yang berwudhu dengan baik, kemudian melaksanakan dua rakaat shalat, lalu berdoa, Tuhan akan memperhatikan permintaannya, memberikan dengan segera atau memberikan dengan tertunda.”

Dengan kata lain, salah satu waktu mustajabah dalam doa adalah waktu setelah sholat, apalagi sholat fardhu atau maktubah. Maka sangat dianjurkan untuk tidak segera beranjak pergi setelah mengerjakan sholat, berdoalah terlebih dahulu.

Suara yang Rendah

Dalam adab berdoa, penting untuk menggunakan suara rendah dan mengharapkan sepenuh hati. Hal ini mencerminkan kesadaran akan kerendahan diri dan penghormatan kepada Allah. Berdoa dengan suara rendah menunjukkan khusyuk dan tidak berlebihan. Mengharapkan dengan sepenuh hati berarti mempercayai bahwa Allah akan mengabulkan doa kita.

Adab berdoa juga mengajarkan untuk tidak melampaui batas dalam permintaan kita kepada Allah. Prinsip ini berlaku dalam setiap doa, baik secara pribadi maupun dalam kegiatan berjamaah. Rendah atau kerasnya suara dalam berdoa ini relatif, pada intinya jangan sampai suara doa berpotensi mengganggu orang lain.

Taubat

Bertaubat merupakan salah satu adab berdoa kepada Allah. Cara bertaubat adalah memohon ampun kepada Allah dengan memperbanyak istighfar. Dan bila mempunyai kesalahan atau hak adami terhadap orang lain, maka mintalah maaf dan kembalikan haknya orang lain tersebut.

Ulangi dan tidak putus asa.

Berdoalah secara kontinyu dan tanpa putus asa. Hal ini mengandung makna bahwa seseorang tidak boleh berhenti berdoa dan terus menerus memohon kepada Allah SWT. Doa yang dilakukan dengan istiqomah atau konsisten memiliki nilai yang lebih baik daripada sekedar doa sesaat.

Contoh konkret dari prinsip ini adalah ketika seseorang menghadapi kesulitan atau hutang mislanya, dia tidak boleh berhenti berdoa untuk melunasi hutang dan menyerah. Sebagai gantinya, dia harus terus berdoa dengan tekun dan tanpa kehilangan harapan. Misalnya, jika seseorang sedang mencari pekerjaan dan menghadapi penolakan berkali-kali, dia tidak boleh menyerah dan berhenti berdoa. Dia harus terus melanjutkan doa-doa dan memohon kepada Allah SWT agar memberikan jalan keluar yang terbaik baginya.

Dalam adab berdoa, bisa dilakukan pengulangan doa hingga tiga kali jika dirasa perlu. Namun, ini bukan aturan yang baku dan dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan keyakinan individu. Yang penting adalah tetap berkomitmen untuk terus berdoa dengan tekun dan tidak menyerah.

Jangan berkata, ‘Ah percuma’

Jangan berpendapat bahwa doanya tidak dikabulkan oleh Tuhan. Percayalah bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana dalam mengabulkan doa.

Doa yang belum terkabul bisa menjadi ujian atau memiliki hikmah yang tidak langsung terlihat. Terimalah apapun hasilnya, karena Allah memiliki rencana yang lebih besar dan mungkin ada hikmah yang belum kita pahami di balik ketidakdiperkenankan doa kita.

Awali dan Akhiri dengan Kalimat ini

Dalam konteks adab berdoa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Memulai dengan tahmid dan sanjungan kepada Allah: Sebelum memulai doa, sebaiknya dimulai dengan memanjatkan pujian dan syukur kepada Allah. Contohnya adalah dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin” yang berarti “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”.
  2. Menghaturkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW: Ketika memulai doa dan ketika selesai berdoa, disarankan untuk menghaturkan shalawat kepada baginda Nabi. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa semua doa akan tertutup atau terhalangi sampai shalawat atas Nabi Muhammad SAW diucapkan. Contohnya adalah dengan mengucapkan “Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in” yang berarti “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya serta seluruh sahabatnya”.
  3. Menutup doa dengan pujian kepada Allah: Setelah selesai berdoa, disarankan untuk menutup doa dengan mengucapkan pujian kepada Allah. Contohnya adalah dengan mengucapkan “Subhanarabbika rabbil ‘izzati ‘amma yasifun, wa salamun ‘ala almursalin walhamdulillahi rabbil ‘alamin” artinya “Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik keagungan dari apa yang mereka sifati, dan keselamatan atas para rasul, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”. Kemudian ucapkan amin sebagai penutup doa.

Lafadz yang disebutkan di atas hanya merupakan contoh dari bacaan yang dapat digunakan dalam pembukaan dan penutupan doa. Terdapat banyak variasi lafadz yang dapat ditemukan dalam berbagai kitab Salafus Sholihin atau kitab yang membahas tentang doa sesuai sunnah nabi dan para waliyullah.

Penutup

Semoga penjelasan tentang 14 adab dalam berdoa kepada Allah dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tata cara berdoa yang baik dan benar. Dengan mengamalkan adab-adab tersebut, semoga doa kita diterima oleh Allah SWT dan memberikan berkah serta keberkahan dalam kehidupan kita. Wallahu a’lam.