Dalam bahasa Arab, untuk menunjukkan jumlah banyak (lebih dari dua) pada isim (kata benda), ada dua cara utama dalam bentuk katanya:
-
Ada yang tetap mempertahankan bentuk asalnya (mufrad), hanya ditambah akhiran tertentu.
-
Ada yang bentuknya berubah, baik dari segi susunan huruf maupun harakat.
Kalau bentuk jamaknya tidak mengubah bentuk mufrad secara signifikan, itu disebut jamak salim. Tapi kalau bentuk jamaknya mengalami perubahan pada struktur atau harakat, maka itu disebut jamak taksir.
Secara umum, perubahan bentuk kata benda ke bentuk jamak dibagi menjadi dua jenis:
Jamak Salim (الجمع السالم)
Disebut salim karena bentuk asal katanya tetap “selamat” alias tidak berubah secara struktur. Perubahan hanya ditambahkan di akhir kata, misalnya dengan akhiran -ūna (untuk mudzakkar) atau -āt (untuk muannats).
Contoh:
-
-
معلّم → معلّمون
-
طالبة → طالبات
-
Jamak salim ini adakalanya mudzakar dan muannats. Silahkan cek Contoh Isim Jamak Mudzakkar Salim yang mudah dipahami. Sekaligus perhatikan 15 Contoh Jamak Muannats Salim dalam al Quran ini.
Jamak Taksir (جمع التكسير)
Nah, ini dia yang agak unik. Disebut taksir karena kata asalnya “pecah” atau berubah — bisa berubah harakatnya, bisa berubah susunannya, bahkan bisa berubah sebagian hurufnya.
Contoh:
-
-
رجل → رجال
-
كتاب → كتب
-
Kamu bisa perdalam dan aplikasikan pemahaman melalui 20 Contoh Jamak Taksir dalam al Quran yang pernah kita bahas.
Jadi, kalau kamu menemukan kata jamak yang bentuknya masih mirip dengan mufrad, kemungkinan besar itu jamak salim. Tapi kalau bentuknya sudah jauh berbeda dari aslinya, besar kemungkinan itu jamak taksir.
Setelah tahu perbedaannya, yuk kita kenalan lebih dalam dengan jamak taksir yang memiliki aturan dan wazan yang beragam ini!