Pengertian Jumlah Ismiyah dan 10 Contohnya

Jumlah ismiyah (الجملة الاسمية) merupakan bagian penting dalam susunan kalimat dalam Bahasa Arab. Bersama dengan jumlah fi’liyah, ia mendominasi hampir seluruh rangkaian bahasa Qur’an.

Dalam ilmu Nahwu, Jumlah ismiyah ini berkaitan dengan beberapa pembahasan, seperti bab mubtada-khabar dan bab Hal Nahwu yang berbentuk jumlah, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami pengertian Jumlah ismiyah ini, definisinya, unsur-unsur penyusunnya, serta contoh-contoh jumlah ismiyah baik dalam bahasa Arab maupun dalam al Quran.

Kunci untuk memahami kajian ini adalah pemahaman terhadap konsep isim atau ismiyyah. Konsep ini akan terus digunakan dan menjadi dasar penyusunan suatu jumlah. Jika kamu belum memahaminya, kamu dapat merujuk ke bagian Isim pada menu yang tersedia.

Pengertian Jumlah Ismiyyah

Dalam ilmu nahwu, jumlah isimiyah didefinisikan dengan beberapa redaksi. Berikut selengkapnya:

Definisi Pertama

الْجُمْلَةُ الاسمِيَّةُ هي الْجُمْلَةُ المُصَدَّرَةُ بِاسْمٍ مُسْنَدٍ إلَيْهِ أوْمُسْنَدٍ لَفْظًا أوْ تَقْدِيْرًا

Jumlah Ismiyyah adalah sebuah konstruksi kalimat yang diawali dengan kata Isim, baik itu Isim yang memiliki posisi sebagai Musnad ilaih atau Musnad, dan baik itu bentuk Isim yang berupa lafzhi (jelas) atau taqdiri (tidak tampak bentuk isimnya). Contoh Jumlah ismiyyah زَيْدٌ قاَئِمٌ (Zaid berdiri), العلمُ نافعٌ (Ilmu itu bermanfaat).

Jumlah Ismiyah adalah

Dalam penta’rifan di atas ada poin-point penting yaitu:

  1. Jumlah
  2. Diawali
  3. Isim

Maksud dari ‘diawali’ sudah dibahas di artikel pengertian jumlah fi’liyah. Kamu bisa lihat tulisan itu terlebih dahulu. Sementara istilah isim dalam definisi itu dilabeli dengan 2 qayyid.

  1. Posisi (baik sebagai musnad ilaih atau musnad)
  2. Baik bentuknya lafzhi (memang bentuk isim) atau wujud isimnya taqdiri (wujudnya bukan isim tapi diperlakukan sebagai isim). Penjelasan ada di bawah.

Definisi Kedua

Kita bandingkan pengertian jumlah ismiyah di atas dengan versi lainnya. Dalam Kitab Jamiuddurus diterangkan bahwa:

الجملةُ الاسميّةُ مَا كَانَتْ مُؤَلفَةً منَ المُبتدأ والخَبَرِ أَو مِمّا أَصْلُه مبتدأ وخبرٌ

Jumlah ismiyah artinya jumlah yang disusunan dari mubtada dan khabar atau tarkib yang asalnya berupa mubtada-khabar. Dengan demikian, unsur-unsur dalam jumlah ismiyah hanya ada dua yaitu mubtada’ dan khabar.

Definisi Ketiga

Dan ada satu lagi definisi jumlah ismiyah yang sangat ringkas akan jumlah ini.

الْجُمْلَةُ إنْ صُدِّرَتْ بِاسْمٍ وَلَوْ مُؤَوَّلا فَاسْمِية

Pengertian Jumlah ismiyah adalah jumlah, apabila dimulai dengan isim, bahkan jika ke-isim-annya tersebut samar (mu’awwal), tetap disebut sebagai jumlah ismiyah.

Dari ketiga pengertian jumlah ismiyah ini, Anda bisa memilih mana yang menurut Anda paling singkat, padat, dan jelas. Ketiga definisi tersebut pada dasarnya saling melengkapi. Setiap definisi memiliki keunggulan tersendiri dalam penyajiannya. Anda tinggal memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

Penjelasan Jumlah Ismiyah

Setelah mengetahui redaksi dari definisi jumlah ismiyyah, maka akan timbul banyak pertanyaan. Karena dalam definisi itu banyak isitilah-istilah nahwu, seperti musnad-musnad ilaih, lafdzan-taqdiran, mubtada’-khabar dll.

Banyaknya istilah Inilah yang menjadi masalah utama; mengapa ilmu nahwu ‘dianggap’ sulit (dan berlaku di ilmu-ilmu lainnya). Maka tips dan trik cepat menguasai nahwu (atau ilmu lainnya) adalah dengan menguasai istilah-istilahnya terlebih dahulu.

Kembali ke kajian. Sederhananya musnad ilaih itu subjek dalam bahasa Arab, sementara musnad itu predikat. Subjek dan predikat dalam nahwu bentuknya bisa beragam, seperti: fi’il-fa’il, mubtada’-khobar dlsb.

Sementara lafdzan dan taqdiran itu berkaitan dengan wujud tampilannya. Jika wujud dan hakikatnya sama disebut lafdzan seperti contoh isim قائم qaaimun atu wujud dan hakikatnya berbeda contohnya ‌وَأَن ‌تَصُومُوا خير لكم. Tashumuu itu wujudnya fi’il tapi secara nahwu (karena diawali huruf nashab اَنْ an mashdariyyah) maka hakikatnya adalah isim. Bentuk dan hakikat yang berbeda ini disebut taqdiron atau isim mu’awwal.

10 Contoh Jumlah Ismiyah dan Artinya

Berikut beberap contoh yang diambil dari nahwu dan al-Qur’an. Khusus contoh jumlah ismiyah dalam al Quran juga akan dibahas dalam artikel yang berbeda.

  1. الحقُّ منصور al haqqu manshurun artinya perkara haq itu mendapatkan pertolongan
  2. إن الباطل مخذولٌ innal bathila makhdzulun; kebatilan itu terlantar/tidak mendapat pertolongan
  3. لا ريبَ فيه laa raiba fih artinya tidak ada keraguan di dalamnya (Qs. al Baqarah ayat 2)
  4. ما أَحدٌ مسافراً maa ahadun musaafiran; tidak ada seorang laki-laki yang pergi
  5. وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup (Qs. Maryam ayat 31)
  6. فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ …maka tiba-tiba tangan itu jadi putih (bersinar) bagi orang-orang yang melihatnya (Qs. as-Syu’ara ayat 33 dan Surah al A’raf ayat 108)
  7. لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka (Qs. an-Nisa’ ayat 114)
  8. إِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ artinya tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya (Qs. at-Thariq ayat 4)
  9. مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ artinya ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia ( Qs Yusuf ayat 31)
  10. أُولَٰئِكَ الْمُقَرَّبُونَ artinya Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah: Qs al Waqiah ayat 11

Demikian pengertian jumlah ismiyah berikut contoh-contohnya. Baik yang terdapat dalam ilmu nahwu atau di surah-surah dalam al Quran. Semoga ada manfaat.