20+ Contoh Jumlah Ismiyah Dalam Al Quran

Contoh jumlah ismiyah dalam Al-Quran ini diambil mulai dari Surah Al-Fatihah, kemudian akan dilanjutkan dalam Surah Al-Baqarah dan seterusnya.

Secara ayat, pencatatan ini pun diurutkan secara sistematis, dimulai dari ayat paling awal hingga ayat-ayat berikutnya dari suatu surah.

Jadi, contoh jumlah isimiyah ini akan bersambung antar artikel dengan pembahasan yang sama, namun beda ayat kajiannya. Insya Allah sampai khatam. Amin.

Tidak lupa, untuk mempermudah kajian, selain contoh jumlah ismiyah beserta artinya, kami juga memberikan bacaan Arabnya.

Contoh Jumlah Ismiyah dalam al Quran

Memang terdapat beberapa penamaan dalam jumlah. Selain ismiyah dan fi’liyah ada jumlah dzarfiyah, dzatu wajhain dan syartiyah.

Namun secara hakikat ke-3 nama jumlah terakhir ini masuk dalam kategori ismiyah atau fi’liyah. Jadi yang menjadi acuan dalam pencotohan jumlah isimyah dalam al Quran ini tidak mengikutkan ketiga nama jumlah terakhir. Hanya jumlah ismiyah dan fi’liyah saja.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-1

Contoh dari jumah isimiyah terdapat pada alhamdulillah (الْحَمْدُ لِلَّهِ). Kalimah hamdalah itu terdiri dari mubtada’ dan khabar. Jumlah ismiyah ini juga bisa disebut kalam karena sudah mufid.

Sengaja kami mulai dari hamdallah ini, meskipun pada ayat pertama; bismillah ada kemungkinan menjadi jumlah ismiyah.

Akan tetapi untuk menyebutnya sebagai jumlah ismiyah harus mengira-girakan isim semisal بدايتى atau bisa fi’ilyah dengan mentaqdirkan أبدأ. Ini sudah ditulis dalam i’rob surat al fatihah pada artikel terdahulu.

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ [٢:٢]

Dalam ayat ini terdapat waqaf mu’anaqah. Jika waqaf tersebut diberhentikan pada lafadz la raiba, maka ada 2 jumlah ismiyah. Dzalikal kitabu la raiba dan fihi hudan.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-2 Sampai 4

Dzalikal kitabu la raiba adalah contoh jumlah ismiyah dalam al Quran yang ke-2, bertarkib mubtada’ khabar. Sementara contoh jumlah ismiyah yang ke-3 terdapat pada fihi hudan, jumlahnya khabar muqaddam mubtada’ muakkhar.

وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ [٢:٤]

Contoh Jumlah Ismiyah dalam al Quran yang ke-4 terdapat dalam tarkib isnadi hummul yuqinuna هُمْ يُوقِنُونَ. Tarkib isnadi ini terdiri dari mubtada’ khabar.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-5 s.d 9

أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [٢:٥]

Contoh ke-5 dari jumlah ismiyah berada dalam lafadz ulaaika ‘ala hudan أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى. Sementara yang ke-6 terdapat dalam susunan mubtada-khabaar ulaika humul muflihun.

Dalam contoh terakhir ini ada dhomir hum. Dhomir ini bisa disebut dhomir fashl (ضمير فصل).

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-7,8 dan 9.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ [٢:٦]

Jumlah ismiyah ke-7 terletak pada innalladzina…la yu’minuna. Dengan catatan, لَا يُؤْمِنُونَ menjadi khabar dari inna. Meskipun bisa juga layu’minuna menjadi hal حال.

Jumlah ismiyah yang ke-8 sawa’un ‘laihin a’andzartahum. Ini contoh khobar muqaddam, mubtada’ muakkhar. Meskipun mubtada’ berupa fi’il tapi dita’wil dengan isim (mashdar) karena bersamaan dengan hamzah taswiyah.

Dalam ayat keenam ini sebenarnya ada beberapa model pengi’roban. Yang disampaikan di atas adalah salah satu jenisnya.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-10 s.d 13

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ [٢:٧]

Contoh jumlah ismiyahnya wa ‘ala abshaarihim ghisyaawah وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ. Ini jenis khabar muqaddam, mubtada’ muakkhar. Itu contoh ke-10. Meskipun ini juga bisa disebut syibhul jumlah.

Sementara contoh nomor 11 adalah walahum ‘adzaabun. Dalam tarkib-nya juga sama dengan contoh sebelumnya.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-12 dan 13

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ [٢:٨]

Contoh jumlah ismiyah waminan naasi man وَمِنَ النَّاسِ. Itu contoh ke-12. Tarkibnya khobar mendahului mubtada’. Sama dengan sebelumnya.

Wama humm bimu’miniina وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ. Contoh nomor 13 selain contoh jumlah ismiyah juga contoh mubtada khobar sebagaimana pernah dibahas sebelumnya.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-14 s.d 20

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ [٢:١٠]

Contoh jumlah ismiyahnya fi quluubihmm maradhun فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ. Khobar yang berupa jar majrur mendahului mubtada’ ini contoh yang ke-14.

” Baca juga Uraian Surat at Taubah ayat 105 Beserta Artinya”

Contoh yang nomor 15 adalah walahum ‘adzaabun وَلَهُمْ عَذَابٌ. Sama dengan sebelumnya, mubtada’ diakhirkan dari khabarnya.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-16

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ [٢:١١]

Jumlah ismiyah dari al Baqarah ayat 10 ini innama nahnu mushlihuna. نَحْنُ مُصْلِحُونَ adalah contoh jumlah ismiyah yang ke-16. Ini juga disebut tarkib isnadi.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-17

أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ [٢:١٢]

Contoh jumlah ismiyyahnya terdapat dalam ala innahumm humul mufsiduna إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ. Seperti contoh yang keenam di atas, pada ayat ini terdapat dhamir fashlnya. Yaitu dhamir yang berada diantara mubtada dan khabar.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-18

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ [٢:١٣]

Contoh jumlah ismiyah dari ayat 13 adalah innahum humus sufahaa’a أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ. Contoh ini sama dengan ayat sebelumnya.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-19 dan 20

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ [٢:١٤]

Contoh jumlah ismiyah nomor 19 adalah innaa ma’akum إِنَّا مَعَكُمْ. Ini susunan isim inna dan khabar inna. Disebut jumlah ismiyah karena hakikatnya mubtada-khobar.

Contoh jumlah ismiyah selanjutnya nahnu mustahziuuna نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ. Mubtada yang berupa isim dhomir munfashil dan khabar jamak mudzakar salim ini menjadi contoh jumlah ismiyah ke-20.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-21 s.d 25

اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ [٢:١٥]

Yang nomor 21 dari contoh jumlah ismiyah adalah Allahu yastahzi’u اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ.  Jumlah ismiyah ini terdiri dari mubtada’ isim dhahir dan khabar berupa jumlah.

Contoh Jumlah Ismiyah Ke-22

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَىٰ فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ

Dalam ayat ini, contoh jumlah ismiyah terdapat dalam lafadz أُولَٰئِكَ الَّذِينَ. Dimana jumlah ini adalah tarkib mubtada-khobar. Dan diawali dengan kalimat isim berupa isim isyarah jamak lil ba’id. Selain itu ulaikalladzina juga menjadi contoh mubtada khobar. Contoh selanjutnya ada di ayat:

مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ ناراً فَلَمَّا أَضاءَتْ ما حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُماتٍ لا يُبْصِرُونَ

Contoh ke 23 berupa jumlah مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ. Dalam jumlah ini juga bertarkib mubtada berupa idhofah(مَثَلُهُمْ) dan khobar yang berupa jar-majrur(كَمَثَلِ).

Contoh jumlah ismiyah ke-24 ada pada penggalan akhir dari ayat 19 yang berbunyi:

وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ

Jumlah ismiyahnya adalah Wallahu muhithumm; Allahu menjadi mubtada’ dengan muhithum sebagai khobarnya. Yang keduanya sama-sama mufrad dengan alamat dhommah dhahir pada akhir kalimah.

Contoh ke 25 dari jumlah ismiyah juga berada pada penggalan akhir dari surat albaqarah ayat 20 yang berbunyi:

إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Disebut jumlah ismiyah karena susunan itu yang menjadi awal sejatinya lafazh Allah, status aslinya mubtada’. Karena bersama inna maka menjadi isimnya inna. Dan khobarnya berupa lafazh qadirun.

Ikhtisar

Demikian 25 contoh jumlah ismiyah dalam al Quran surah fatihah dan al Baqarah sampai ayat 20. Semoga bisa diteruskan sampai khatam.

Yang perlu digarisbawahi bahwa setiap Kalam adalah jumlah karena murakkab dan mufid. Murakkab memiliki arti susunan 2 atau lebih kalimat.

Namun tidak setiap jumlah itu dipastikan Kalam. Karena pengertian kalam dalam ilmu nahwu mengharuskan berfaidah. Wallahu a’lam bis shawab.