Dalam Ilmu Nahwu fokus objek pembahasannya adalah Kalimah. Terutama akhir dari sebuah Kalimah tersebut. Perlu diketahui, bahwa Istilah Kalimah itu hampir sama dengan istilah kata di dalam Bahasa Indonesia. Jadi yang dimaksud akhir Kalimah itu apa? Itu hampir sama dengan huruf akhir dari kata jika merujuk pada Bahasa Indonesia.
Lalu di mana letak pembahasannya? Tempat pembahasannya terdapat pada bab I’rob. Dalam definisi Irob disebutkan bahwa letak perubahan irob bertempat di akhir kalimah. Nah, mari lebih kita perdalam dan pertajam kajian ini.
Urgensi Pemahaman Akhir Kalimah Dalam Nahwu
Mungkin timbul pertanyaan di benakmu “pentingnya akhir kalimah itu apa sih? kok dibahas segala?” Bukannya yang dinamakan akhir, ya yang paling terakhir. Jadi kalau akhir Kalimah berarti huruf terakhir dari kalimah itu?
Jawaban ‘yang penting huruf terakhir’ itu memang betul! Eitss….tapi jangan puas dulu. Itu hanya sebagian jawabannya. Ada jawaban lainnya sehingga hal ini perlu dibahas. Di bagian akhir tulisan ini kamu akan mendapatkan jawaban lengkapnya.
Alasan selanjutnya adalah karena akhir kalimah itu sendiri merupakan objek utama dalam pembahasan irob. Sementara irob pada Kalam adalah objek utama dalam pembahasan ilmu nahwu. Jadi, mengetahuinya berikut pembagiannya adalah fardlu ‘ain bagi para pengkaji ilmu Nahwu. Tanpa pengetahuan ini para pelajar Grammar Arab akan kebingungan.
Bentuk Perubahan Akhir Kalimah
So, kamu sudah tahu pentingnya mempelajari bab ini? Mari kita lanjutkan dengan apa yang dimaksud dengan ‘perubahan’ pada akhir kalimah pada i’rob. Yang dimaksud di sini adalah perubahan keaadaan (ahwal) huruf akhir pada kalimah tersebut. Baik perubahan itu berwujud harakat (kadang berharokat dlommah, kadang fathah, kadang kasroh atau kadang sukun) maupun jenis perubahan dalam bentuk lainnya.
Intinya dari bentuk perubahan itu kita bisa tahu bahwa sebuah kalimah tersebut berposisi sebagai apa. Apakah ia sebagai subjek, predikat, objek atau keterangan. Apakah kalimah itu tunggal, dua atau jamak (plural). Sehingga tidak muncul kesalahpahaman isi maksud antara penulis dengan pembaca.
Oke, mari kita lanjutkan ke kajian selanjutya.
Pembagian dan Contohnya
Kemudian, BAB ini terbagi menjadi dua, yaitu Haqiqatan dan Hukman
1. Haqiqat
Kita langsung ke contoh saja biar mudah dipaham.
Lafadz زَيْد Akhir Kalimah itu apa? Huruf (Harf) Dal pada lafadz زَيْد itu masuk kategori akhir kalimah haqiqat. Sehingga perubahan atau pengaruh amil terhadap kata زَيْد bertempat pada huruf dal. Adakalanya dibaca :
- Rafa’ (dlomah) menjadi زَيْدٌ pada contoh : جَاءَ زَيْدٌ
- Dibaca Nashb (Fathah) menjadi زَيْدًا pada contoh : رَأَيْتُ زَيْدًا , atau
- Dibaca Jer (Kasrah) menjadi زَيْدٍ pada contoh : مَرَرْتُ بِزَيْدٍ
2. Hukman (Dihukumi layaknya akhir kalimah)
Bentuk perubahan selanjutnya adalah perubahan yang terjadi pada harf akhir seperti yang terdapat pada Af’alul Khomsah. Dalam kitab aslinya menggunakan istilah ma yunazzilu manazil al-haqiqat.
Mari kita lebih pertegas!
Pada Fiil Mudlori’ yang berupa Afalul Khomah seperti يَفْعَلُوْنَ ketika dibaca Rafa’ maka tanda i’robnya dengan Tsubutun Nun (tetapnya Nun). Padahal huruf Nun pada lafadz tersebut secara hakikat bukan akhir kalimah, melainkan huruf Lam-lah sebagai akhirnya. Pada contoh ini huruf Nun diperlakukan atau dihukumi layaknya huruf akhir. Inilah yang dimaksud dengan akhir Kalimah Hukman.
Sebagai contoh, Afalul Khomsah dimasuki ‘Amil Jazim berupa huruf لم (Lam) يَفْعَلُوْنَ + لم . Sesuai kaidah nahwu, bahwa huruf Jazim itu beramal me-jazm-kan Fiil yang dimasukinya, maka lafadz يَفْعَلُوْنَ dibaca Jazm. Tanda perubahan atau alamat irobnya ada di akhir dengan Hadzf Nun (membuang nun) menjadi لَمْ يَفْعَلُوْا .
Seperti keterangan di atas. Huruf Nun bukanlah akhir kalimah hakikat tetapi dia diposisikan dan hukumi sebagai akhir kalimah. Sehingga ia menerima pengaruh atau Atsar Amil dengan bentuk perubahan dibuang (Hadzf Nun). Sekarang kamu sudah tahu BAB ini secara lengkap.
Nah, mudah bukan? Semoga penjelasan di atas dapat menambah wawasan kita tentang ilmu nahwu. Jika kamu merasa artikel ini bermanfaat silahkan share atau bagikan artikel ini ke sosial media kamu. Tentu dengan cara ini kamu telah ikut berbagi ilmu sehingga kamu-pun mendapatkan pahala.
Berikut kami sertakan rujukan ‘ibarah dari penjelasan BAB ini. ‘Ibarah ini kami nukil dari kitab Tasywiq Al-Khillan hal. 39.
المراد يإلاخر هو الاخر حقيقة او ما ينزل منزلة الحقيقة. فدخلت الأفعال الخمسة. فان إعرابها بالنون وحذفها وهي ليست باخر حقيقة. وانما الاخر الكلمة اصليا كالضرب أو زائدا كالمسلنقى.
تشويق الخلان حاشية على شرح الآجرومية للعلامة أحمد بن السيد زيني دحلان. تأليف : الأستاذ الحاج محمد معصوم بن سالم السمارانى
Ikuti terus blog Nahwu.id ini, karena situs ini berusaha menyajikan Kajian ilmu Nahwu shorof lengkap.