Fiil Lazim dan Muta’addi Beserta Contohnya

Fiil lazim dan muta’addi adalah jenis kalimat fiil berdasarkan fa’il atau subyeknya. Dalam padanan bahasa Indonesia, fi’il lazim ini sejenis dengan verba intransitif, yaitu verba yang tidak membutuhkan pelengkap atau objek, misalnya kata berlari.

Fiil lazim berkebalikan dengan fi’il muta’addi yang merupakan kata kerja transitif. Artinya ia butuh objek sebagai kesempuranannya.Lalu apa yg dimaksud dengan fiil lazim? Dan seperti apa contoh-contoh fi’il lazim? Tulisan ini akan mengungkapnya.

Pengertian Fi’il Lazim

Prinsip mengetahui definisi fiil lazim adalah mengetahui antonimnya, yaitu fi’il muta’addi(الْفِعْل ‌الْمُتَعَدِّي), jika mengetahui salah satu dari keduanya, maka akan tahu lawannya. Berikut beberapa pengertian dari fi’il lazim:

الفِعْلُ اللَازِمُ هُوَ مَا لَا يُنْصِبُ المَفْعُوْلَ بِهِ

Fiil lazim yaitu fi’il yang tidak menashobkan terahadap maf’ul bih.

الْفِعْل اللازمُ هُوَ مَا لاَ يَتَعَدَّى أَثَرُهُ فَاعِلَهُ، و لاَ يَتَجَاوَزَهُ إلى المَفعُولِ بِهِ بَلْ يَبْقَى فِى نَفْسِ فَاعِلِهِ

Dalam جامع الدروس fiil lazim adalah Kalimat fiil yang atsar(pengaruh/amal) fa’ilnya tidak melewati hingga maful bih tetapi hanya dicukupkan pada fa’il itu sendiri. Contoh fi’il lazim ذَهَبَ سَعِيْدٌ artinya Sa’id pergi.

الفِعْلُ اللَازِمُ هُوَ مَا لاَ يُحْتَاجُ إلى المَفعُولِ بِهِ لِحُصُوْلِ الفَائِدَةِ بِدُوْنِهِ

Fi’il lazim adalah fiil yang tidak membutuhkan kepada maful bih guna tercapainya faidah. Ringkasnya, pengertian fi’il lazim adalah fi’il yang hanya butuh fa’il; tidak lebih. Maksud ‘butuh’ berkaitan dengan fungsi faidah dalam bab al Kalam.

Dari definisi fi’il lazim di atas, maka muncullah nama lain dari fi’il lazim, yaitu Fi’il Qashir(الفعل القاصر), Fi’il Ghairu Waqi’(الفعل غير الواقع) dan Fi’il Ghairu Mujawaz(الفعل غير المُجاوِزِ), ghairu muta’addi(غير المتعدّي).

Jadi perbedaan fi’il lazim dan muta’addi adalah Fi’il lazim tidak butuh maf’ul bih sementara fi’il muta’addi membutuhkannya guna kesempurnaan faidah. Selain itu perbedaanya pada ciri fi’il muta’addi dan tanda dari fiil lazim. Adapaun tanda/ciri dari fi’il lazim dijelaskan di bawah ini.

Ciri-ciri Fi’il Lazim

Dalam beberapa keterangan kitab, ada beberapa ciri yang umumnya menunjukkan ke-lazim-an dari sebuah fi’il.

  • Setiap fiil yang artinya menunjukkan perbuatan yang dilakukan seluruh badan, contoh: pergi dan datang
  • Menunjukkan tabiat/karakter/naluri, contoh: berani, takut, bagus, buruk(شَجع وجَبُنَ وحَسنُ وقَبحَ)
  • Menunjukkan bentuk keadaan, seperti lama, panjang, pendek(طال وقصرَ)
  • Merujuk pada kebersihan/kotor, seperti suci, bersih, kotor, najis (ودنسَ وقذِر نظُف  وسِخ طهر)
  • Keadaan baru dan bukan gerakan, seperti: sakit, malas, semangat, sedih, gembira, haus, kenyang (مرِض وكسِل ونشِط وفرح وحزن وشَبع وعطِش)
  • Jenis warna, seperti menjadi merah, hijau, coklat( احمرَّ واخضرَّ وأدم)
  • Menunjukkan aib/cacat seperti: mata buta sebelah, kabur(عَمش وعور)
  • Hiasan/makeup, seperti bercelak, bermata hitam nan lebar/mblolok(دعج وكحل)
  • Muthowa’ah (makan menjadi) dari muta’addi 1 maful,seperti …menjadi panjang(مددت الحبل فامتدَّ)
  • Mengikuti wazan/pola fa’ula(فَعُل) contoh: حسُن وشرُف وجمُل وكرُم
  • Ikut wazan infa’ala(انفعل) contoh: انكسر وانحطم وانطلق
  • Ikut wazan if’alla(افعلَّ) contoh: اغبرَّ وازورَّ
  • Ikut wazan if’aalla(افعالَّ) seperti اهامَّ وازوارَّ
  • Ikut wazan if’alalla(افعلَلَّ) seperti اقشعرَّ واطمأنَّ
  • Mengikuti wazan if’anlala(افعنلل) seperti احرنجم واقعنسس

Transformasi Fi’il Lazim

Meskipun asal fiil lazim itu tidak membutuhkan kepada maful bih, akan tetapi dia bisa dipergunakan bersama maf’ul bih. langkah ini disebut me-muta’addi-kan fi’il lazim(تعدية ‌الفعل ‌اللازم)

Merubah lazim menjadi muta’addi dapat ditempuh dengan salah satu dari tiga cara: ditambahkan hamzah(ikut madhi wazan af’ala/افعل), mendouble(tasydid) ain fiil dan menambahkan huruf jer.

Jika fiil lazim ditransformasi dengan cara di atas, maka memiliki dampak munculnya maf’ul bih.

  1. Penambahanan hamzah, جَلَسَ زَيْدٌ Zaid duduk menjadi اَجْلَسْتُ زَيْدًا artinya Saya mendudukan Zaid.
  2. Pengtasydidan ain fiil, فَرِحَ زَيْدٌ Zaid bahagia menjadi فَرَّحْتُ زَيْدًا artinya Saya membahagiakan Zaid
  3. Penambahan huruf jer, مَرَّ زَيْدٌ Zaid berjalan menjadi مَرَرْتُ بِزَيْدٍ artinya saya berjalan bertemu Zaid

Prinsip dari cara ini adalah jika sebelumnya tanpa maful(lazim), dengan cara-cara ini bisa menambah 1 maf’ul bih. jika sebelumnya sudah ada 1 maf’ul(muta’addi bi nafsihi) maka menjadi 2 maf’ul, dst.

Contoh Fi’il Lazim

Contoh-contoh fiil lazim dan artinya selain telah disebutkan di atas, kamu juga bisa menyimak contoh berikut:

  • فَاضَ النَّهَرُ artinya Sungai meluap
  • هَبَّتْ الرِيْحُ artinya Angin bertiup
  • خَرَجَ الرجلُ artinya Lelaki keluar
  • جَلَسَ الزائرُ artinya Pengunjung duduk
  • ضاع الكتابُ artinya Kitab hilang/rusak
  • صَعُبَ السيرُ artinya perjalanan sulit
  • سَهُلَتِ المسألةُ artinya masalah mudah

Seperti contoh fi’il muta’addi , ada juga contoh-contoh fi’il lazim dalam al Quran, seperti:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Arti al Ahzab ayat 71:… Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Yuti’u adalah fi’il mudhori majzum dari Fiil madhi اَطَاعَ, contoh lazim yang dimuta’adikan dengan ikut wazan af’ala/ditambah hamzah. Contoh fi’il lazim selanjutnya faaza فَازَ artinya kemenangan.

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

Surah an Nashr ayat 1 artinya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Contoh fi’il lazimnya adalah jaa’a, جَاءَ artinya telah datang. Ja’a merupakan fiil madhi

ثُمَّ ذَهَبَ إِلَىٰ أَهْلِهِ يَتَمَطَّىٰ

Arti Surat al Qiyamah ayat 33 kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong).

Contoh fiil lazimnya adalah ذَهَبَ yang dimutaadikan dengan huruf jar ila. Selanjunya adalah contoh fi’il mudhari يَتَمَطَّىٰ juga sebagai fiil lazim.

Demikian kajian awal dari fiil lazim dan muta’addi sebagai pengantar dasar tentang kalimat fi’il berdasarkan fa’ilnya. Semoga ada manfaat yang diraih. Wallahu a’lam bis showab.