Fiil Mutaaddi: Pengertian, Pembagian dan Contohnya

Fiil mutaaddi dalam Bahasa Indonesia lebih mirip dengan verba transitif. Dimana keduanya memiliki kesamaan pengertian dalam hal membutuhkan objek atau pelengkap agar memberikan pemahaman.

Sebaliknya, jika tidak membutuhkan objek, verba itu dinamakan dengan verba intransitif. Begitu sederhananya. Kedua istilah ini dalam Bahasa Arab (Nahwu) disebut fi’il mutaadi dan fiil lazim. Dalam kontek ini, lazim adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek.

Tantangannya adalah dalam nahwu shorof, kajian fiil ini (sekali lagi) tidak sesimpel sebagaimana dalam ilmu Bahasa Indonesia. Ada lika-liku dan naik-turunnya jalan untuk menguasainya.

Agar lebih fokus, tulisan ini tidak membahas apa itu lazim dan muta’addi الفعل اللازم والمتعدي secara bersamaan. Masing-masing akan mendapatkan porsi kajian tersendiri agar mendapatkan landscape baik dan komprehensif.

Pengertian Fiil Mutaaddi

Menurut bahasa, arti fi’il adalah pekerjaan. Sementara lafadz mutaaddi مُتعدٍّ merupakan bentuk isim fail dari fiil madhi ‌تعدَّى (ta’addaa) dengan fi’il mudhori’ يَتعدَّى  yang artinya تجاوز melewati, melanggar atau melampaui. Sebagaimana penggalan firman Allah:

وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ

Surat at Thalaq ayat 1 artinya: … dan barangsiapa yang melewati(baca: melanggar) hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.

Jadi yang dimaksud dengan Muta’addi melewati. Alhasil, secara lughot fiil mutaaddi adalah pekerjaan yang melewati.

Dalam istilah nahwu, fiil mutaaddi memiliki ragam pengertian. Diantaranya adalah:

الْفِعْل ‌الْمُتَعَدِّي هُوَ الَّذِي يُنْصِبُ الْمَفْعُولَ بِهِ بِنَفسِهِ دُوْنَ وِسَاطَةِ حَرْفٍ

Fiil mutaaddi adalah fiil yang dengan dirinya menashobkan maf’ul bih tanpa bantuan huruf.

الْفِعْل ‌الْمُتَعَدِّي هُوَ مَا يُحْتَاجُ إلى المَفعُولِ بِهِ لِعَدَمِ حُصُوْلِ الفَائِدَةِ بِدُوْنِهِ

Fi’il Muta’addi adalah fiil yang membutuhkan kepada maful bih karena kesempurnaan faidah tidak dapat diraih tanpanya(maful bih). Ringkasnya fiil yang butuh maf’ul bih guna kesempuraan faidah.

الْفِعْل ‌الْمُتَعَدِّي هُوَ مَا يَتَعَدَّى أَثَرُهُ فَاعِلَهُ، ويَتَجَاوَزَهُ إلى المَفعُولِ بِهِ

Dalam Jamiuddurus, fiil mutaaddi didefinisikan sebagai fiil yang atsar(pengaruh/amal)nya sampai pada fail dan melewatinya hingga maful bih. Ada juga pendefinisian yang ringkas:

مَا لَهُ مَفْعُوْلٌ بِغَيْرِهَا

Fiil Mutaaddi adalah fiil yang memiliki dan sampai pada maful bih tanpa perantara.

Dari ragam redaksi definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa fiil yang butuh maful bih untuk kesempurnaan faidah(mufid) disebut fiil mutaaddi. Mufid adalah salah satu kriteria kalam dalam Nahwu. Yang dimaksud dengan maf’ul bih adalah objek atau sasaran hukum/pekerjaan.

Contoh Fiil mutaadi seperti  فَتَحَ زَيْدٌ البَابَ artinya Zaid membuka pintu. Narasi dari contoh fiil mutaaddi ini seandainya jika hanya diucapkan فَتَحَ زَيْدٌ maka akan timbul pertanyaan “Zaid membuka apa?” sampai di sini fiil tersebut dianggap belum sempurna faidahnya. Untuk itu fiil butuh maful bih sebagai objek(الواقعَ) sebagai penyempurna.

Dari keterangan itu, muncullah nama-nama lain dari fi’il muta’addi yaitu fi’il waqi’(الفعل الواقع), fi’il mujawaz (الفعل المجاوز) atau fi’il ghairu qaashir.

Tanda-tanda Fiil Mutaaddi

Cara mengetahui fiil mutaaddi selain dengan memahami pengertiannya di atas, bisa juga dibantu dengan tanda/ciri fiil mutaadi ini. Tandanya bisa menerima dhomir ha yang kembali kepada maf’ul bih, contoh: إجتهد الطالب فأكرمه أُستاذه artinya Murid itu rajin, maka ustadznya memuliaknnya.

Dhomir ha(ه) rujuk kepada maf’ul bih lafadz ‘thalib’. Dengan demikian, lafazh ‘akrama’ adalah mutaadi dengan tanda dia menerima ha dhomir yang kembali ke maful bih.

Selain itu ada beberapa tanda fiil mutaadi lainnya. Seperti fiil yang bisa idhofah kepada ya mutakklim dan yang bisa dicetak dalam bentuk isim maful.

Ciri selanjutnya dari sudut arti. Umumnya perbuatan yang dikerjakan dengan sebagian atau salah satu anggota tubuh, hati atau panca indra kalimah fiil-nya dikategorikan fiil muta’addi. Seperti membaca, membuka, menduga, dlsb.

Pembagian Fiil Mutaaddi

Ada dua aspek dari pembagian fiil muta’addi ini, yaitu aspek sampainya ke maful bih dan aspek jumlah maful bih.

Dari aspek sampainya fiil(mutaaddi) ke maful bih, adakalanya binafsihi (dengan sendirinya) dan bi ghairihi (menggunakan perantara). Contoh:

  1. Muta’addi bi nafsihi, أكَلَ الثَّعْلَبُ دَجَاجَة artinya Rubah makan ayam
  2. Muta’addi bi ghairihi, ذهبتُ بكَ artinya saya pergi denganmu

Maful bih yang pertama (دَجَاجَة) dihasilkan dari fiil yang muta’addi dengan sendirinya disebut maful bih sharih. Sementara yang kedua(بكَ) menggunakan perantara huruf jar dinamakan maful bih ghairu sharih.

Dampak dari pembagian tersebut adalah segi i’robnya. Maful bih sharih dibaca nashob lafdzan sementara maful bih ghairu sharih dibaca nashob mahalan(kedudukannya).

Muta’addi bi ghairihi ini sejatinya adalah fiil lazim yang ‘dipaksa’ menjadi mutaaddi. Fi’il lazim adalah fiil yang tidak membutuhkan maful untuk mencapai faidah. Ada 3 cara untuk me-muta’addi-kan fi’il lazim,

  1. Dengan menambahkan huruf hamzah qotho’/naql/ta’diyah pada permulaan fiil lazim. Contoh جلس menjadi اَجْلَسَ. Semula, jalasa artinya duduk, diubah ke ajlasa menjadi mendudukkan.
  2. Mentasydid(المَضعّف) ‘ain fi’ilnya, contoh فَرِحَ menjadi فَرَّحَ. Faraha artinya bahagia menjadi Farraha maknanya membahagiakan.
  3. Menambah huruf jar(الفعل المتعدي بحرف الجر), contoh ذهبتُ بكَ

Sebelum lanjut ke pembagian selanjutnya, ada baiknya memahami arti ta’diyah dulu. Karena istilah ini berkaitan dengan pembagian fi’il mutaadi.

‌التَّعْدِيَةُ هي أنْ يَجْعَلَ مَا كَانَ فَاعِلاً للاَزِمِ مَفْعُوْلاً

Ta’diyah adalah menjadikan fa’ilnya fiil lazim sebagai maful bih

Aspek kedua dari pembagian fiil muta’addi (أنواع الفعل المتعدي) adalah dari aspek jumlah maful. Ini terbagi menjadi 3.

  1. Muta’addi pada 1 maf’ul(متعدٍ إلى مفعول به واحد)
  2. Muta’addi pada 2 maf’ul(متعد إلى مفعولين)
  3. Muta’addi pada 3 maf’ul(متعد إلى ثلاثة مفاعيل)

10 Contoh Fi’il Muta’addi

Dari penjelasan terakhir, berikut 10 contoh-contoh dari fi’il muta’addi dalam Bahasa Arab dan artinya:

طَوَى الخَادِمُ الثَّوْبَ artinya Pembantu melipat baju

بَلَّ المَطَرُ الأرْضَ artinya Hujan membasahi bumi

أحْرَقَتْ النَّارُ المَنَازِلَ artinya Api membakar rumah-rumah

تَسُوقُ الرِّيحُ السَّحَابَ artinya Angin menggiring/menggerakkan awan

أعطيْتُ السَائِلَ خُبْزاً artinya Saya memberi roti kepada peminta

يَرْكَبُ الفارِسُ الجوادَ artinya Ksatira menunggangi kuda

يَكسُو الْعِلْمُ أهلَه وَقاراً artinya Ilmu memberikan pemiliknya kehormatan

وجدتُ الفِراغَ مَفْسَدَةً artinya saya mendapati kekosongan(nganggur) itu kerusakan

يَسْقِي الطبيبُ المريضَ الدواءَ artinya Dokter meminumkan obat kepada orang sakit

أنْبَأَنِي الرسولُ الأميرَ قادمَ artinya Utusan memberitahuku (bahwa) raja datang

Setelah materi dan contoh ini dipahami, Kamu dapat meng-explore kemampuanmu dengan mencari contoh fi’il muta’addi dalam al Quran.

Demikian pengantar dasar tentang pengertian fi’il muta’addi, pembagian dan beberapa contohnya. Tentu kami berharap ada manfaat yang didapat. Wallahu a’lam bis showab.