Contoh Fiil Mudhari Surat An Naba dan Artinya

Contoh fiil mudhari dalam al Quran kali ini dari surah an-Naba’. Surat yang berawalan Amma yatasa’a aluun merupakan surah dengan urutan ke-78.

Surah dengan jumlah ayat sebanyak 40 masuk dalam golongan Makkiyah. Artinya turun di kota Mekah.

Penamaan dengan An Naba’ memiliki makna berita besar. Kata Naba diambil dari bagian ayatnya, yaitu dari ayat ke-2; anin naba’il adzim.

Nama lain dari an Naba adalah surah Amma. Karena mengambil bunyi dari ayat pertama. Surah ini juga menjadi awal dari surat-surat pendek dari juz 30. Banyak juga yang menyebutnya juz amma.

Kajian ilmu nahwu akan membahas contoh fiil mudhari’ yang terdapat dalam surah an Naba’. Tulisan arab dan arti dari surah an naba ini turut kami hadirkan agar membantu dalam menganalisa ayat-ayatnya.

An Naba Ayat 1

عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ [٧٨:١]

Arti Qs an Naba ayat 1: Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? (Qs. an-Naba’ [78]: 1).

Contoh fi’il mudhari yatasa’ala dari يَتَسَاءَلُونَ.  Fi’il mudhari’ ini disebut af’alul khamsah. Karena bertemu dengan dhamir jama’ berupa wawu.

Yatasaaluna dibaca rafa’ karena tidak terdapat amil nashab dan amil jazm. Alamat irobnya tetapnya nun karena fi’il mudhori berupa afalul khomsah. Jadi Yatasa’aluna adalah contoh af’alul khomsah.

An Naba Ayat 2

عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ [٧٨:٢]

Surah an Naba ayat ke-2 artinya: Tentang berita yang besar (Qs. 78:2).

Ayat ke-2 ini tidak ada fi’il mudhari’-nya. Aninnaba’i adalah jar-majrur. Huruf jar-nya ‘an. Sementara adzimi adalah kalimat isim.

An Naba Ayat 3

الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ [٧٨:٣]

Arti Qs an Naba ayat 3: yang mereka perselisihkan tentang ini (Qs. 78:3).

Ayat ke-3 ini tidak ada fi’il mudhari’-nya. Alladzi adalah isim maushul. Hum هُمْ adalah salah satu dari 14 dhomir munfashil. Fihi disebut jar-majrur dengan harf jar fi في. Hi adalah isim dhamir. Sementara mukhtalifuna adalah isim fail.

An Naba Ayat 4

كَلَّا سَيَعْلَمُونَ [٧٨:٤]

An Naba ayat 4 artinya: Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui (Qs. 78:4),

Contoh fiil mudhari’ lafadz سَيَعْلَمُونَ adalah ya’lamu. Karena lafazh saya’lamuna itu terdiri dari harf sin+fi’il mudhari ya’lamu+wawu jama’. سَ+يَعْلَمُ+ونَ

Jika fi’il mudhari’ bertemu dengan dhamir wawu jamak maka disebut af’alul khamsah. Alamat i’robnya dengan tetapnya nun ketika rafa’.

An Naba Ayat 5

ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ [٧٨:٥]

Arti Qs an Naba ayat 5: kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui (Qs. 78:5).

Contoh fiil mudhari pada ayat ke-5 ini sama dengan ayat ke-4, yaitu ya’lamu يَعْلَمُ. Juga disebut fiil mudhari afalul khomsah. contoh af’alul khomsah adalah Saya’lamuuna.

An Naba Ayat 6

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا [٧٨:٦]

An Naba’ ayat nomor 6 artinya: Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? (Qs. 78:6),

Contoh fiil mudhari terdapat pada naj’al  نَجْعَلِ. Dalam contoh ini disebut fi’il mudhari’ shahih akhir dan bukan afalul khomsah.

Naj’al merupakan contoh mudhari’ yang dibaca jazm karena terdapat amil jazm أَلَمْ (alam). Alamat i’rob jazm-nya sukun.

An Naba Ayat 7

وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا [٧٨:٧]

An Naba’ ayat nomor 7 artinya: dan gunung-gunung sebagai pasak? (Qs. 78:7),

Waljibala autada ini tidak memiliki fiil mudhari. Jibala adalah kalimah isim, dengan tanda-tanda isim kemasukan al (ال).

An Naba Ayat 8

an naba ayat 8 dan artinya

Sama dengan ayat ke tujuh, dalam Surat an Naba ayat 8 ini juga tidak terdapat fiil mudhari’. Ini susunan/jumlah fi’iliyyah. Jumlah fi’liyah adalah susunan yang diawali dengan kalimat fiil.

An Naba Ayat 9

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا [٧٨:٩]

Arti an Naba’ ayat ke-9: dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat (Qs. 78:9),

Waja’alna naumakum subata ini sama dengan ayat ke delapan; tidak ada fiil mudhariknya. Ja’ala جَعَلَ adalah fiil madhi.

An Naba Ayat 10

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا [٧٨:١٠]

Arti Qs an Naba ayat 10: dan Kami jadikan malam sebagai pakaian (Qs. 78:10),

Ayat Wajaalnal laila libasa juga tidak ditemukan fiil mudhari’ di dalamnya. Susunannya pun sama dengan ayat sebelumnya.

An Naba Ayat 11

وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا [٧٨:١١]

Arti an-Naba’ ayat ke-11: dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan (Qs. 78:11),

Waja’alnan nahaara ma’asya, ayat ke sebelas ini pun tidak memiliki fiil mudhari’. Keterangan nahwunya senada dengan ayat di atas.

An Naba Ayat 12

وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا [٧٨:١٢]

Arti Qs an Naba ayat 12: dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh (Qs. 78:12),

Fiil mudhari tidak ditemukan dalam ayat Wabaianaa fauqakum sab’ang syidaada. Pada wa banaina, na نا adalah contoh fail mahal rafa’ yang berupa isim dhomir muttasil.

An Naba Ayat 13

وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا [٧٨:١٣]

Arti an-Naba’ ayat ke-13: dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari) (Qs. 78:13),

Ayat Wajaalna siraajaw wahhaaja ini juga tidak ditemukan fiil mudhari’ di dalamnya. Dalam hal susunan, ini sama dengan ayat terdahulu yang juga dimulai dengan lafadz-lafadz waja’alna.

An Naba Ayat 14

وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا [٧٨:١٤]

Arti Qs an Naba ayat 14: dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah (Qs. 78:14),

Tidak terlihat contoh fiil mudhari dalam ayat ini. Susunan ayat ke-14 berisi jumlah fi’liyyah berawalan fiil madhi. Kemudian ada jar majrur dengan harf jar berupa min مِنْ.

An Naba Ayat 15

لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا [٧٨:١٥]

Arti an-Naba’ ayat ke-15: supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan (Qs. 78:15),

Contoh fiil mudhari’ adalah nukhrija نُخْرِجَ yang terdapat dalam lafadz لِنُخْرِجَ. Nukhrija dibaca nashab karena amil nawashib berupa huruf nashab lam (لِ) di depannya.

Alamat nashabnya dengan fathah karena fiil mudhari’ shahih akhir dan bukan afalul khomsah.

An Naba Ayat 16

وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا [٧٨:١٦]

Arti Qs an Naba ayat 16: dan kebun-kebun yang lebat? (Qs. 78:16).

Wajannatin alfaafa juga tidak terdapat fiil mudhorik di dalamnya. Ini contoh jamak muannats salim, yaitu jannaatin.

An Naba Ayat 17

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا [٧٨:١٧]

Arti an-Naba’ ayat ke-17: Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan (Qs. 78:17),

Inna yaumal fashli kaana miiqata, ini pun tidak dijumpai contoh mudharik. Inna dan Kaana pada ayat ini adalah contoh dari amil nawasyikh.

An Naba Ayat 18

يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا [٧٨:١٨]

Arti Qs an Naba ayat 18: yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok (Qs. 78:18),

Contoh fiil mudhari yunfahu dari lafadz يُنْفَخُ.  Fi’il mudhari’ ini disebut shohih akhir dan bukan jenis af’alul khamsah.

Yunfahu dibaca rafa’ karena sepi dari huruf nashab dan huruf jazm. Tanda irobnya dhommah karena fi’il mudhori shohih akhir.

Yunfahu ini jenis fi’il mudhari’ mabni majhul. Sehingga subjeknya bukan fa’il melainkan na’ibul fa’il.

Dari ayat yang sama, ta’tuna dari lafadz فَتَأْتُونَ adalah contoh fiil mudhari. Ta’tuna ini jenis afalul khamsah. Irob marfu’ dengan alamat rafa’ tetapnya nun (tsubutunnun)

An Naba Ayat 19

وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا [٧٨:١٩]

Arti an-Naba’ ayat ke-19: dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu (Qs. 78:19),

Wafutihatissmaa’u Ini tepatnya contoh fiil madhi mabni majhul dengan nailbul fail isim dhohir.

An Naba Ayat 20

وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا [٧٨:٢٠]

Arti Qs an Naba ayat 20: dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia (Qs. 78:20).

Sama dengan ayat 19. Wasuyyiratil jibaaalu fakaanat saraaba ini susunannya sama dengan sebelumnya.

An Naba Ayat 21

إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا [٧٨:٢١]

Arti an-Naba’ ayat ke-21: Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai (Qs. 78:21),

Inna jahannama kaanat mirshaadaa ini pun tidak ditemui contoh fi’il mudhorik. Ini susunan Inna dan kana beserta isim dan khabarnya

An Naba Ayat 22

لِلطَّاغِينَ مَآبًا [٧٨:٢٢]

Arti Qs an Naba ayat 22: lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas (Qs. 78:22),

Litthooghiina ma’abaa ini pasnya contoh jar majrur. Huruf jar-nya lal (لِ) majrurnya thaaghina berupa jamak mudzakar salim.

An Naba Ayat 23

لَابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا [٧٨:٢٣]

Arti an-Naba’ ayat ke-23: mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya (Qs. 78:23),

Laabitsiina fiihaa ahqoobaa pun bersih dari fiil mudharik.

An Naba Ayat 24

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا [٧٨:٢٤]

Arti Qs an Naba ayat 24: mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman (Qs. 78:24),

Contoh fiil mudhari yadzuqu dari lafadz يَذُوقُونَ. Fiil mudhori ini disebut afalul khomsah karena mudhari’ bertemu dhomir wawu jamak.

Yadzuquna marfu’ dengan alamat i’robnya tetapnya nun. Dibaca rofa’ karena sepi dari amil nashab atau amil jazm.

An Naba Ayat 25

إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا [٧٨:٢٥]

Arti an-Naba’ ayat ke-25: selain air yang mendidih dan nanah (Qs. 78:25),

Lafadz illa hamiimaw waghassaaqaa ini contoh tepat bagi mustasna bi illa. Yang mana masuk dalam manshubatul asma (isim-isim yang dibaca nashab). Tidak ada fiil mudharik di dalamnya.

An Naba Ayat 26

جَزَاءً وِفَاقًا [٧٨:٢٦]

Arti Qs an Naba ayat 26: sebagai pambalasan yang setimpal (Qs. 78:26).

Jazaa’aw wifaaqaa juga bersih dari fiil mudhori’.

An Naba Ayat 27

إِنَّهُمْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ حِسَابًا [٧٨:٢٧]

Surah an-Naba’ 27 artinya: Sesungguhnya mereka tidak berharap (takut) kepada hisab (Qs. 78:27),

Contoh fiil mudhari yarju dari lafadz يَرْجُونَ. Fi’il mudhari ini jenis afalul khomsah karena dia mengandung dhomir berupa wawu jamak.

Yarjuna irobya marfu’ karena tidak kemasukan amil nashab atau amil jazm. Tanda irob rafa’nya subutunnun (tetapnya nun).

An Naba Ayat 28

وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا [٧٨:٢٨]

Arti Qs an Naba ayat 28: dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya (Qs. 78:28).

Wakaddzabuu ini tepatnya contoh fiil madhi dengan dhamir jama’ mudzakar. Ayaatina contoh dari isim jamak mu’anatssalim yang bertemu dhamir muttahil.

An Naba Ayat 29

وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا [٧٨:٢٩]

Surah an-Naba’ 29 artinya: Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab (Qs. 78:29).

Inipun hanya ada satu fiil, itu pun bukan fiil mudlori’ tapi fiil madhi dengan 2 isim dhamir muttasihl

An Naba Ayat 30

فَذُوقُوا فَلَنْ نَزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا [٧٨:٣٠]

Arti Qs an Naba ayat 30: Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab (Qs. 78:30).

Contoh fiil mudhari nazida dari kalimat نَزِيدَكُمْ. Dibaca nashab karena bersamaan huruf nashab berupa lan (لَنْ). Manshub dengan alamat nashab fathah karena fi’il mudhari shahih akhir, bukan jenis afalul khamsah.

An Naba Ayat 31

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا [٧٨:٣١]

Surah an-Naba’ 31 artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan (Qs. 78:31),

Inna lil muttaqiina mafaazaa ini contoh bagus untuk inna dengan khabbar muqaddam (khobarnya mendahului isimnya inna).

An Naba Ayat 32

حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا [٧٨:٣٢]

Arti Qs an Naba ayat 32: (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur (Qs. 78:32),

Hadaaiqa ini contoh tepat untuk badal. Tidak ada mudharik di dalam ayat ini.

An Naba Ayat 33

وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا [٧٨:٣٣]

Surah an-Naba’ 33 artinya: dan gadis-gadis remaja yang sebaya (Qs. 78:33),

Wakawaaiba atraaba ini contoh wawu athaf. Atraba contoh dari naat. Tidak ditemukan fiil mudlorik.

An Naba Ayat 34

وَكَأْسًا دِهَاقًا [٧٨:٣٤]

Arti Qs an Naba ayat 34: dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman) (Qs. 78:34).

Waka’sang dihaaqa secara i’rob sama dengan ayat 33.

An Naba Ayat 35

لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذَّابًا [٧٨:٣٥]

Surah an-Naba’ 35 artinya: Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula) perkataan dusta (Qs. 78:35).

contoh fiil mudhari yasma’u dari lafadz يَسْمَعُونَ. Yasma’una ini disebut afalul khomsah karena fiil mudhori’ mengandung dhomir wawu jama’.

Yasma’una dibaca rafa’. Alamat rafa’nya dengan ditetapkannya nun. Karena fiil mudhari jenis afalul khamsah.

An Naba Ayat 36

جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا [٧٨:٣٦]

Arti Qs an Naba ayat 36: Sebagai pembalasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak (Qs. 78:36),

Jazaa’am mir rabbika athooan hisaabaa. Irob jazaa’a ini sama dengan ayat 26 yaitu mashdar atau maf’ul mutlaq dari fiil yang dikira-kirakan. Dibaca nashab karena maful mutlaq.

An Naba Ayat 37

رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَٰنِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا [٧٨:٣٧]

Surah an-Naba’ 37 artinya: Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia (Qs. 78:37).

Contoh fiil mudhari yamliku dari lafadz يَمْلِكُونَ. Fi’il mudhari yamlikuna merupakan afalul khomsah karena terdapat dhomir wawu jamak.

Yamlikuna dibaca marfu’. Tanda irob rafa’nya ditetapkannya nun.

An Naba Ayat 38

يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا ۖ لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا [٧٨:٣٨]

Arti Qs an Naba ayat 38: Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar (Qs. 78:38).

Terdapat 2 contoh fiil mudhari’ dalam ayat ini. Pertama shahih akhir, yang kedua afalul khamsah.

Contoh fiil mudhari yaqumu dari lafadz يَقُومُ dibaca rafa’ dengan alamat dhommah. Marfu’ karena sepi dari amil nashib dan jazim.

Sementara contoh fiil mudhari yatakallamu dari يَتَكَلَّمُونَ ini berjenis afalul khamsah. Juga dibaca rafa, dengan alamat irobnya tsubutun nun.

An Naba Ayat 39

ذَٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ ۖ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ مَآبًا [٧٨:٣٩]

Surah an-Naba’ 39 artinya: Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya (Qs. an-Naba’ [78]: 39).

Dzalikal yaumul haqq. Dzalika di sini contoh isim isyarah untuk musyarah ilaih jauh. Tidak ditemukan fiil mudharik dalam ayat ini.

An Naba Ayat 40

إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا [٧٨:٤٠]

Qs an Naba ayat 40 ini artinya: Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah” (Qs. an-Naba’ [78]: 40).

Dalam an Naba ayat 40 ini memiliki dua fiil mudhari’. Kedua mudhari’ ini jenis fiil mudhorik shohihul akhir.

Contoh fiil mudhari yang pertama adalah yandzuru يَنْظُرُ. Marfu’ karena sepi dari amil nashob dan jazm. Tanda rafaknya dengan dhommah pada akhir kalimah.

Contoh fiil mudhari yang kedua yaitu yaqulu يَقُولُ. Sama dengan yandzuru dalam irob dan tanda irobnya.